MSIMH : 11

18.4K 548 2
                                    

💓Jangan lupa vote ya💓
Awas banyak typonya

Happy reading💖💖

"

Om, Yana gimana" tana David tidak sabar menanyakan kabar Yana kepada dokter Fredi yang merupakan paman dari David.

Fredi merupakan adik dari mama David yang merupakan dokter yang bekerja di rumah sakit orang tua David ini. Sekaligus dia juga yang dipercaya oleh Ayah David untuk mengurus rumas sakit ini.

"Vid tenang dulu, keadaan Yana baik baik saja, tadi dia hanya syok, dan sedikit mengalami luka ringan jadi tidak perlu khawatir, tapi untuk memastikan keadaan Yana lebih baik lagi, Yana akan dirawat dirumah sakit beberapa hari kedepan. Jadi jika ingin melihat Yana, tunggu setelah Yana dipindahkan keruang inap" jelas dokter Fredi.

Mendengar penjelasan dokter Fredi, David langsung bernafas lega setidaknya Yana tidak mengalami luka yang serius. Jika memang terjadi sesuatu yang parah terhadap Yana, dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri, selamanya dia akan merasa bersalah.

"Makasih om"

"Iya, sama sama" jawabnya sembari tersenyum "kalau begitu om pergi dulu, nanti kalau ada apa apa, panggil om atau dokter yang lain " lanjutnya yang dibakas dengan anggukan oleh David kemudian melenggamg pergi dengan salah satu suster yang mengekorinya dari belakang.

***

David masuk kesalah satu ruangan dimana ruangan Yana dirawat, dilihatnya diruangan tersebut Yana yang sedang terbaring yang masih memejamkan mata.
David menarik kursi dan mendekatkannya dibrankar dimana Yana berbaring, kemudian David meraih tangan kiri Yana yang sedang dipasangi oleh infus, David terus memegang tangan Yana seakan tidak ingin melepaskannya walau hanya sedetik pun.

"Sayang, maaf" hanya itu kata yang dapat David ucapkan saat ini, ia lalu menunduk untuk mencium punggung tangan Yana agagk lama.

Tanpa disadari oleh David, mata Yana sedikit demi sedikit terbuka lalu mengerjapkannya berkali kali. Yana memalingkan kepalanya kenanan dan kekiri, dilihatnya David kini sedang menggenggam tangannya sebari mencium punggung tangangannya sambil menunduk. Tangan kanannya yang tidak dipegang oleh David bergerak kemudian mengelus rambut David dengan pelan.

"Kak David" kata Yana yang masih dengan suara seraknya.

David yang merasakan kepalanya yang dielus dan mendengan suara serak yang menyebut namanya seketika mendongak memastikan bahwa Yana sudah siauman.

"Kamu udah bangun" tanya David yang masih. Memegang tangan Yana.

Yana hanya mengangguk sembari menyunggingkan senyum dibibirnya, meski senyum itu hanya senyum tipis tapi mampu terlihat oleh David.

"Kamu udah sadar, ada yang sakit, biar kakak panggil dokter dulu ya biar mastiin keadaan kamu"

Belum sempat David pergi dari tempatnya, tangannya sudah dicekal oleh Yana yang madih terbating di ran jang rumah sakit, sehungga David seketika berbalik mrnatap Yana yang memrgang tangannya.

"Ngak usah kakak, aku ngak papa...... aku cuma butuh  kakak disini, disamping aku" kata Yana dengan menahan tangn David agar tidak pergi.

Mendengar perkataan Yana David hanya bisa tersenyum lalu duduk kembali seperti sebelumnya. Rasanya bahagia saat mendengar Yana hanya ingin David berada disampingnya.

"Yaudah, kakak ngak kemana mana. Tapi ngak ada yang sakit kan" tanya David yang diangguki cepat oleh Yana.

"Mama sama papa ngak kesini?" tanya Yana yang tidak melihat keberadaan orang tuanya maupun mertuanya.

My Senior Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang