Bagian : 19

13.6K 396 7
                                    

Happy reading

Di perjalanan pulang pula, suasana sama seperti saat berangkat sekolah. Hening, tidak ada pembicaraan, berbeda dengan sebelumnya saat berangkat dan pulang sekolah mobil selalu di hiasi dengan ocehan maupun candaan Yana. Tapi kali ini ada rasa keenggangan untuk berbicara, boro boro ia akan berbicara, hanya melihat muka David yang tanpa ekspresi itu membuatnya takut.

Tapi keadaan seperti ini tidak bisa dibiarkan berlaut larut. Biar pun David punya masalah, tapi tidak seharusnya sikap David berubah terhadapnya. Bukankah ia istrinya, temat ia berbagi masalah ataupun kebahagiaan. Yana menghembuskan nafasnya, membulatkan tekatnya untuk berbicara.

"Kak, tadi kenpa ngak ke kantin?" tanya Yana memukai pembicayaan.

"Ngak lapar" jawab David dengan datar masih fokus mengemudi.

Tu kan! Keluhnya dalam hati.

"Udah sampai"Ujar David tiba tiba ingin keluar dari mobil. Namun, belum saja ia membuka pintu mobil, sebuah tanagan sudah memegang lengannya.

"kak, tunggu"ujarnya menahan lengan David.

David menoleh menatap Yana bingung "kenapa?" tanyanya.

"A..aku mau nanya sesuatu"

David tidak menjawab, menunggu Yana melanjutkan perkataannya. Yana menghembuskan nafas

"Kakak ada masalah?" akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulutnya "karna akhir akhir ini kakak nyuekin Yana terus"

"Tidak ada apa apa" jawab David menepis tangan David.

Perlakuan David barusan membuat Yana tersentak kaget, tidak menyangka David akan melakukan hal itu terhadapnya. Membuat fikiran fikiran jelek itu kembali lagi berputar putar di otaknya.

"Kak, salah aku apa? Sampai sampai kakak berubah seperti ini"

Apa, kak David memang udah ngak cinta dan sayang sama aku? Apa dia udah bosan sama aku? Kalau memang seperti itu, aku yang akan mundur.

Batin Yana dan seketika itu pula air mata menetes di pipi mulusnya, karna saking tidak bisa membendung rasa sakit yang ada di hatinya. Yana berbalik dan keluar dari mobil dengan sedikit berlari menuju rumah.

Sedangkan David, ia melihat hal itu semua. Saat raut wajah Yana yang nampak terkeju, air mata yang menetes di pipinya saat ia menepis tangan Yana dilengannya. Dia menyesal, kenapa dia melakukan itu semua, pasti Yananya berfikir tidak tidak tentang perlakuannya tadi.

"Aaaa..."teriak David frustasi dengan tangan yang mengusap eajahnya gusar, sebelum akhirnya turun dari mobil mengikuti Yana kedalam rumah.

<******>

David membuka pintu kamarnya dengan Yana. Di lihatnya Yana yang sedang duduk di pinggir ranjang dengan bahu yang bergetar, menandakan ia sedang menangis. Melihat itu, persaan David seperti teriris pisau melihat Yana seperti itu. Ia marah dengan dirinya sendiri, karna sudah membuat Yana menangis, dia benci saat Yana mrnangus apa lagi, menangis karna ditinya. Padahal dia sudah berjanji bahwa dia tidak akan pernah membuat Yana menangis.

David melangkahkan kakinya mendekati Yana yang sedang memunggungi dirinya. Di sentuhnya punggung Yana yang sedang bergetar dan seketika itu pula, dirasakannya punggung Yana langsung berhenti bergetar, namun itu hanya sekejap dan setelah itu, Yana kembali terisak dengan punggung yang kembali bergetar.

"Maaf" hanya kata itu yang ia keluarkan Dari mulutnya sebelum suara Yana terdengar.

"ka....kalau memang kak David udah bosen bilang, biar Yana yang mundur"ucap Sesegukan.

My Senior Is My HusbandDove le storie prendono vita. Scoprilo ora