Ninth Reasons

49 6 0
                                    

Aku melangkahkan kakiku ke dalam sekolah dengan ragu. Namun aku sudah bertekad meneruskan ini.

Dengan Tetsuya di sampingku, aku melewati gerbang sekolah dengan kepalaku yang terangkat dengan ragu kala sesekali aku menunduk.

Semakin jauh aku berjalan, semakin jelas aku mendengar suara bisik-bisik yang tertangkap indra pendengaranku.

"Rambut merah...."

"Kudengar Ayahnya dari Irlandia, lho...."

"Matanya aneh. Dia sungguh penyihir ...?"

Aku mendesah pelan dan memejamkan mataku singkat. Sepertinya aku akan mulai membiasakan diriku mendengar hal-hal sejenis itu.

Tetiba langkahku terhenti begitu seseorang mencegahku di depan. Seorang perempuan dengan rambut pendek hitam.

"Ada apa?" tanyaku dengan tenang dengan menatapnya seolah menantang.

Baru saja wanita itu berniat membuka mulutnya, tapi cepat-cepat ia tutup kembali kala melihat Momoi-chan dan Rika-chan.

"Ingin mengganggu [Name]-chan?" ketus Momoi-chan.

"Pergi atau aku akan melaporkannya pada guru," sambung Rika-chan.

Perempuan itu mendesis pelan dan menghentakkan kakinya kasar lalu pergi. Kedua sobatku yang berdiri di depanku memutar tubuhnya dan melihatku dengan senyuman.

Aku balas dengan senyuman tipis dan lembut pada mereka.

—oOo—

Setelah memasukkan pantofel ke dalam loker dan menggantinya dengan uwabaki, aku memutar tubuhku dan melangkah memasuki ruang kelas.

Namun langkahku terhenti begitu mataku bertabrakan langsung dengan mata hitam seseorang, Maruyama Sogo-san.

Aku tersenyum tipis dan melambaikan tanganku padanya, tapi laki-laki itu malah melengos padaku.

Kukerjapkan mataku bingung, kemarin dia tidak terlihat tidak menyukai diriku, lantas kenapa sekarang seolah menjauhiku?

Aku yang tidak peduli baru saja diabaikan olehnya pun memilih mendekatinya.

Saat aku sampai di belakangnya, aku menepuk belakang tubuhnya seperti biasa dan mengucapkan, "ohayou, Maruyama-san."

"Ohayou," dia membalas dingin.

Aku terkesiap. Dia aneh, ada apa?

"Ada apa?" tanyaku heran. Kuabaikan pandangan aneh yang dilemparkan padaku sepanjang koridor yang kulewati.

"Tidak ada."

"Kau yakin—"

"Sudahlah, sudah kukatakan kalau tidak ada," suara laki-laki di depanku meninggi.

Aku kembali dibuat terkejut. Sekarang aku menjadi lebih yakin kalau dia memang aneh.

Maruyama-san berdecih dan melangkah lebih cepat dariku setelah sesaat tadi berhenti.

Ada apa dengannya? Kenapa dia tampak aneh setelah kejadian kemarin? Apa yang salah?

—oOo—

"Jadi... itu kau yang aku temui, [Name]chin?"

Aku mendongak setelah memasukkan sepotong telur gulung ke dalam mulutku dan mengangguk menjawab pertanyaan Murasakibara-kun.

"Aku tidak menyangka kalau ternyata saat itu kau, benar-benar berbeda-nanodayo."

"Momoicchi, kenapa kau tidak memberitahu kami kalau [Name]cchi ternyata memang amat berbeda-ssu ka?"

14 Reasons WhyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora