Tenth Reasons

38 3 0
                                    

Aroma menyenangkan. Menciumnya, diriku merasa lebih tenang.

Sambil menidurkan kepalaku di atas lipatan kedua tanganku, aku menikmati hari yang dihembus angin ini dengan tenang.

Manik dwi warna milikku kusembunyikan dibalik kelopak mataku dengan lembut.

Karena kemurnian dalam hatimulah yang menarik hatiku

Itu kalimat sederhana yang tertulis pada amplop bertekstur halus dan lembut dengan kertas vintage di dalamnya.

Begitu manis sampai membuatku tersenyum sendiri membacanya.

Ah, hari yang begitu tenang....

"[Name]-chan! Bangun!"

Aku terbangun dengan tiba-tiba. Ya, hari yang tenang—dua detik yang lalu.

Begitu tenang sampai Rika-chan berteriak tepat di telingaku yang membuatku refleks mengangkat kepala.

Aku menguap dengan malas dan menatap perempuan di depanku itu. "Ada apa?" tanyaku lesuh.

Perempuan itu mengembungkan pipinya sebal. "[Name]-chan! [Name]-chan! [Name]-chaaan!"

Aku menutup kedua telingaku ketika dia memanggil namaku. Padahal aku sudah di depannya, tanda dia kini membawa gosip atau cerita terhangat hari ini.

"Iya, aku mendengarnya. Ada apa?" ujarku kembali.

Dia mengenduskan nafasnya kasar. "Kukira kau belum sadar. Hei, kau tidak ingat kalau hari ini ada latihan teater?"

Aku menaikkan alisku, bingung. Bukankah sudah kukatakan kalau aku akan keluar sementara Akashi-san berkata akan mulai memegang kendali atas acara itu?

Lantas kenapa sekarang aku ditanya soal hal itu?

"Latihan untuk apa? Sudah kukatakan bukan kalau aku keluar?" tanyaku kembali.

Perempuan itu menghela nafas pasrah dan menggerlingkan bola matanya lalu membalas, "begini, ya! Kau memang mengatakannya, tapi Akashi-kun memintaku membawamu."

"Akashi-san? Untuk apa?"

"Tentu saja ikut tampil!" balasnya cepat, intonasi suaranya naik satu oktaf. "Kau harus tetap bermain, itu keinginannya."

Alisku mengkerut. "Dulu! Jangan bilang—!"

Rika-chan mengangguk. "Iya, Kaisar itu yang memilih semua pemainnya."

Aku melengos. Ah, kalau aku menerima permintaan Akashi-san untuk datang latihan, pasti ada Kitagawa-senpai lagi.

Bahkan mendengar namanya saja membuatku muak, apalagi sampai bertemu orangnya. Yang ada aku hanya akan bertengkar dan saling menyindir!

Seolah mengetahui apa yang kupikirkan, Rika-chan menarik perhatianku dengan berkata, "Kitagawa-senpai tidak ada, tapi kalau Sogo-kun tentu saja ada."

"Maruyama-san?" Aku mulai heran sekaligus penasaran. Kukira dia tidak akan terpilih lantaran tuduhan itu.

"Iya, semuanya ingin meminta maaf padanya karena tuduhan waktu itu," jelasnya. Rika-chan menepis angin dan melanjutkan, "sudahlah, intinya kau ikut atau tidak? Ini perintah Akashi-kun."

Aku menghela nafas pasrah. Ya, karena ini perintah dan kebetulan Kitagawa-senpai tidak ada sementara semuanya juga ingin meminta maaf pada Maruyama-san, jadi....

"Oke, aku ikut."

—oOo—

Jadi begini akhirnya? Oke, memang benar semuanya Akashi-san yang memilih semua pemerannya—termasuk aku, Momoi-chan dan Rika-chan.

14 Reasons WhyWhere stories live. Discover now