Eleventh Reasons

38 3 0
                                    

Ini adalah harinya. Hari apa? Yep, hari pementasan teater internal sekolah. Aku gugup, tapi juga cukup bersemangat.

Pagi ini, hatiku jauh lebih ringan dari biasanya. Masalahku sudah selesai, bahkan selama latihan pagi tadi, Retasu tampak sudah bisa menguasai dirinya.

Lalu kupikir, dia sungguh cocok mendapat peran itu karena karakternya sangat mendukung.

Selagi Momoi-chan menata rambut merah menyala milikku, kutatap pot bunga plum di hadapanku. Aku tersenyum tipis.

Bunga yang sekilas mirip seperti bunga sakura ini, tentu saja tetap memiliki perbedaan.

Aku yakin, kalau ada orang yang melihatnya dari jauh, pasti mengira kalau ini bunga sakura.

"Hei, kau jadi terlihat mengerikan, [Name]-chan. Jangan tertawa sendiri, nanti dikira tidak waras."

Aku tertawa ringan. "Aku memang tidak waras, kok."

"Karena kau mengatakannya, kupikir kau memang jadi lebih tidak waras belakangan ini," ungkapnya. Momoi-chan meletakkan sisir yang ia gunakan, lantas mengambil beberapa bobby pins. "Jadi apa isi suratnya hari ini?"

"Itu...."

Karena kekuatan dalam menghadapi semua masalahmu, aku semakin tertarik ke dalam hatimu

"... begitu."

Momoi-chan ber-oh-ria. "Dirimu sekali, ya? Aku juga berpikir begitu, lho." Momoi-chan menyentuh dua bahuku. Kulihat pantulan dirinya pada cermin. "Kau kuat, tetap mengangkat kepalamu walaupun begitu banyak rintangan di depanmu."

Aku tertawa kecil. Mungkin kah aku terlihat seperti itu? "Terimakasih, Momoi-chan. Ucapanmu sangat membantu," kataku.

Suara derit pintu mengalihkan eksistensiku. Aku berdiri lantas memutar tubuhku.

Kulihat di sana Akashi-san sudah datang dengan mengenakan bet lengan berlogo OSIS-nya dan di sampingnya berdiri Kise-kun dengan kostum kekasih Christine Daaé, Raoul.

"Kau sudah siap?" tanya Akashi-san sambil menyunggingkan senyuman tipisnya.

Aku membalasnya, "iya."

"Ayo, [Name]cchi." Sambil berkata seperti itu dengan menunjukkan deretan gigi-giginya, Kise-kun memberikan tangannya padaku.

Aku tersipu. Mengetahui aku merespons lama, Momoi-chan menyikutku agar segera meraih tangan Kise-kun.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan kali ini, aku langsung menyambut tangan besar dari orang yang kusuka itu.

Dari arah sampingku, aku bisa merasakan seseorang tersenyum-senyum sendiri. Ya, tidak salah lagi kalau itu Momoi-chan.

Tak lama setelah aku keluar, suara musik pembuka mengawali pementasan The Phantom Of The Opera di auditorium utama ini.

-oOo-

Aku menghela nafas lega dan langsung meneguk air mineral yang disodorkan Akashi-san padaku.

Bagianku di-scene ini sudah selesai, waktunya menarik diri ke belakang panggung.

"Tadi pertunjukkan yang bagus, [Name]-chan. Semuanya membicarakanmu," ujar Momoi-chan yang duduk di sampingku.

Aku tertawa mendengarnya. Bukan berarti aku menjadi tinggi hati dan angkuh, juga bukan bermaksud berpikir negatif. Intinya biarkan saja itu menjadi urusan mereka. Terserah mereka ingin membicarakanku seperti apa.

14 Reasons WhyWhere stories live. Discover now