Lima: Yang Mengkhawatirkanmu

1.5K 258 34
                                    

"Ai'Em, Raja Krekrai memanggilmu ke istana."

Em baru saja selesai membaca setumpuk buku mengenai peradaban kuno bangsa Elf. Memilih sudut perpustakaan sebagai tempatnya menenangkan diri. Tenggat waktu penelitian yang sedang ia kerjakan bahkan memaksanya mendekam selama seminggu penuh disana, beruntunglah paman gendut penjaga perpustakaan tak masalah saat ia membawa setumpuk pakaian.

"Hei, Ai'Em!"

Oh. Demi lulus perguruan tinggi dan menjadi Elf  yang bisa dibanggakan, cukup membuatnya tuli mendengar suara Tim, teman satu programnya.

"Hah? Ada urusan apa?"

"Entahlah. Cepat terbang kesana dan selesaikan!"

Semenjak sahabatnya- Kongpob- dibuang ke dunia bawah,  Em merasa bahwa rasa hormat dan respectnya terhadap pemegang kekuasaan tertinggi Arcana itu semakin memudar. Bagaimana bisa Raja Krekrai yang notabene ayah kandung Kongpob bisa melakukan kutukan superior macam Nozura pada anaknya sendiri. Tak salah jika Em mengangkat kutukan itu sebagai judul tugas akhirnya. Ia hanya berharap bisa membantu menemukan jalan bagi para Elf yang terpaksa dibuang seperti itu.

"Menyebalkan!"

Em mengepakkan sayap putihnya. Menggerutu karena jarak antara perpustakaan dan istana memang lumayan jauh, bahkan jika ditempuj dengan terbang sekalipun.

Ketika sampai, Em disambut para prajurit kerajaan. Sudah terlalu lama ia tak datang kesini, tentunya semenjak Kongpob dan dirinya beranjak dewasa. Mereka lebih sering bertemu diluar istana, membicarakan banyak hal. Em bersimpuh, diujung sana Raja Krekrai masih memasang wajah yang sama seperti belasan tahun lalu.

"Salam. Saya Em, menghadap yang mulia."

"Aku punya tugas untukmu."

Em terkesiap, mengangkat kepalanya, menatap bingung pada raja arogan itu. Tugas? Tugas akhir nya saja belum menemui titik terang, ia malah diberi tugas lagi.

"Tu-tugas apa, Yang Mulia?"

"Dampingi Kongpob. Pasang segel Nurk padanya. Aku tahu jika Nozura miliknya sudah dipatahkan, tetapi tidak dengan kekuatan dan sayapnya. Aku ingin kau melakukan itu."

Em terkejut, tangannya mengepal kuat. Bagaimana bisa ia-

"Ta-tapi Nurk akan menariknya paksa kembali kesini, se-seharusnya... ketika seorang Elf terlepas dari Nozura, ia harus membunuh-"

"Turuti saja perintahku!"
Potong raja Krekrai. Em mendadak nyalinya ciut, sungguh berbeda dengan Kongpob yang baik, ayahnya ini sangat menyeramkan.

Mata Em memicing, untuk sejenak bisa ia tangkap raut wajah keras Raja Krekrai untuk sejenak berubah sendu.

"Aku hanya ingin..."

Em mengadahkan kepalanya. Terperangah, sebuah takdir baru datang padanya melalui tugas ini.

"...dia tidak seperti aku. Jadi kumohon."

Untuk sesaat Em menyesal mengetahui rahasia besar kutukan Nozura.

○○○


Arthit bersiul dengan senang, tangan kanan nya menggenggam sebuah jeruk yang sedari tadi enggan ia makan. Terlalu langka, karena itu pemberian Namtarn. Gadis cantik yang entah sejak kapan sering ia perhatikan diam-diam, memilih menyimpan rapat-rapat perasaan kagum yang mulai beranak pinak dihatinya. Bagaimana tidak, sosok itu cantik, baik hati dan selalu mendapat juara kelas. Wajar saja, Arthit juga bisa tertarik.

'Ini, makanlah. Semoga lututmu cepat sembuh.'

Uh. Arthit rasanya mau terbang saat membayangkan kembali tangan putih gadis itu terulur memberinya sebuah jeruk, dilengkapi dengan seulas senyum manis. Arthit yang pertama kali berhadapan secara langsung dengan Namtarn, tak ayal gugup setengah mati.

My Frog PrinceWhere stories live. Discover now