Setelah pengumuman itu berakhir, Nicole segera menarik Kibum kembali ke rumah lelaki itu kemudian mendandaninya menjadi perempuan.
"Aku yakin, dalam waktu beberapa saat lagi pihak kerajaan akan menjemputmu. Kau tidak ingin ketahuan kalau jati diri aslimu ketahuan, kan?"
Kibum tergagap-gagap menjawabnya. "Ya-ya, aku tahu. Ta-tapi, Nicole-ah! Hentikan sebentar! Aku ingin berbicara." Perempuan itu sama sekali tidak melepaskan alat-alat make up dari wajahnya Kibum. Tangan-tangannya bergerak cepat menyulap wajah Kibum menjadi sosok Gwiboon.
"Kita tidak punya waktu, Kibum-ah. Sekarang pakai wig-mu. Ayolah, jangan katakan kau mau menyerah dari Seleksi!" curiga Nicole sambil menyipitkan matanya.
Kibum menghela nafasnya. "Itulah yang kupikirkan sekarang. Aku tidak sanggup melakukannya. Kau bayangkan saja, seorang lelaki mengikuti Seleksi. Jangan bercanda! Kalau aku ketahuan, bisa-bisa hukuman mati! Yang kutipu ini bukan dari pihak kasta rendah, melainkan kerajaan-tidak bahkan seluruh kasta akan kutipu. Kau mau terjadi hal seperti itu pada sahabatmu?"
Mulut Nicole tertutup rapat, ia menatap Kibum lurus-lurus. "Kau menyamar, Kibum. Aku tahu kau bukan orang yang ceroboh dalam melakukan ini. Lagipula, apa kau tega melihat adik-adikmu terus-menerus kelaparan? Apa kau mau kehilangan saudarimu lagi, huh?"
Kali ini giliran Kibum yang dibuat membungkam. Kibum mengalihkan pandangannya ke arah rambut pirang palsunya kemudian mengambilnya. Ia menghela nafas sebelum memasangkan rambut palsu itu yang dibantu oleh Nicole.
"Kita tidak punya jalan lain, Kibum. Kalau kau menolak, sama saja kau menolak perintah dari kerajaan. Bukannya kau menghindari hukuman, kau justru lebih mendekatinya. Setidaknya, kalau kau menyamar, kau sedikit menjauh dari hukuman. Aku yakin, kau bisa melakukannya."
Kibum tersenyum lembut dari balik pantulan cermin, namun ekspresinya menampakkan kepasrahan. "Terima kasih telah mempercayaiku, Nicole. Kau memang pantas disebut sebagai sahabatku."
"Sama-sama," sahut Nicole sambil membalas senyum Kibum.
Kibum memakai gaun simpel yang dipinjamkan Nicole padanya. Ia tidak mau memakai pakaian yang berlebihan ketika menerima tamu dari kerajaan, seadanya saja, persis seperti penduduk kasta 6 lainnya.
Sementara menunggu tamu dari kerajaan datang untuk menjemput Kibum menuju istana, Nicole membantu Kibum merapikan rumahnya. Nicole juga membawa beberapa baju kasualnya, kebanyakan pakaian yang sedikit lusuh namun masih bisa dipakai untuk ditaruh ke dalam lemari dan tas yang akan dibawa Kibum ke istana. Beberapa juga pakaian yang tersisa dari Taeyeon. Anggap saja berjaga-jaga kalau mereka mengecek seluruh rumah.
"Kau bawa saja setengahnya untuk ke istana. Setengahnya masukkan ke dalam lemari. Siapa tahu saja mereka mengobrak-abrik rumah ini."
"Hah? Untuk apa mereka mengobrak-abrik rumahku?"
Nicole mengendikkan bahunya. "Persiapan saja kalau misalnya mereka curiga denganmu."
Kibum tersentak dengan perkataan Nicole. "Astaga! Bagaimana dengan tetangga-tetanggaku?! Mereka mengenaliku sebagai seorang lelaki bukan perempuan!"
Nicole hanya memasang ekspresi datar. "Setahuku kau tidak mempunyai tetangga lagi, Kim Kibum. Mereka sudah pindah dari tempat ini semenjak pemberontakan terjadi. Mereka pasti sedang bersembunyi di daerah pinggiran."
Oh, ya!
Kibum baru menyadarinya. Semenjak pemberontakan besar-besaran empat tahun yang lalu, banyak penduduk dari kasta bawah berlindung dengan cara bersembunyi dan meninggalkan kota Seoul. Setahu Kibum banyak dari mereka bersembunyi di daerah pinggiran kota atau desa-desa yang belum terjamah oleh pemberontak.

ESTÁS LEYENDO
THE SELECTION - OnKey Vers.
FanficTHE SELECTION (((RE-PUBLISH))) Sebuah kompetisi dan seleksi dari kerajaan untuk mencari istri sang Putra Mahkota, Pangeran Lee Jinki. 33 peserta perempuan, berjuang untuk mendapatkan hati sang Pangeran. Salah satunya adalah Kim Kibum. Terlahir seba...