Chapter 35 : Manis

69 9 0
                                    

"Aku suka dengan sikap manismu. Aku suka dengan rayuanmu. Aku suka dengan caramu membuatku tersenyum."
-A&J-

Aurel baru saja kembali ke rumahnya setelah beribadah di rumah temannya. Seharusnya mereka selesai jam 9 tapi malam ini mereka selesai jam 8. Itu membuat Aurel merasa beruntung karena bisa memiliki waktu yang banyak untuk ia habiskan bersama Jeremy.

   Setelah mengganti pakaiannya menjadi pakaian tidur, Aurel mengambil posisi senyaman mungkin di atas tempat tidurnya dengan handphone di genggaman tangannya. Ia berniat ingin mengirim pesan pada Jeremy.

Aurel: Gue udah selesai Je

   Tak berselang lama, Jeremy sudah membalas pesannya.

Jeremy: Katanya jam 9 selesainya?

Aurel: Nggak tahu, biasanya jam 9 kok selesainya

Jeremy: Alasan doang lo mah. Bilang aja kalau selesainya jam setengah 9

   Aurel melirik jam di handphone-nya dan benar saja ini sudah jam setengah 9. Mungkin, karena perjalanan ia kembali ke rumah dan mengganti pakaian membuatnya ingat kalau waktu tidak akan berhenti untuk menunggunya.

Aurel: Biasanya jam 9 kok

Jeremy: Hoax

   Aurel berdecak kesal. Kenapa Jeremy tidak mempercayainya?

Aurel: Ydh, kalau gk percaya.

   Aurel sengaja membalas singkat karena kesal dengan Jeremy yang tidak percaya dengannya.

Jeremy: Aku percaya kok

Aurel: Gitu dong percaya
Aurel: Btw, lo udah makan?

Jeremy: Belum. Gue kan tungguin lo selesai, lalu nanti gue makan

   Aurel menahan senyumnya. Ia senang karena Jeremy mau menunggunya.

Aurel: Kenapa harus tungguin gue?
Aurel: Makan dulu sana
Aurel: Kalau gue selesainya jam 11 lo mau tungguin juga?

Jeremy: Cuman pengen aja gitu tungguin lo. Kalau lo udah aktif baru gue makan
Jeremy: Iyalah bakalan gue tungguin

   Aurel tak bisa lagi untuk menahan senyumannya. Ia tersenyum sangat manis dan menyentuh dadanya dan merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat.

Aurel: Yaudah, sekarang kan gue udah aktif. Jadi, lo harus makan sekarang

Jeremy: Oke
Jeremy: Gue makan dulu ya? Tungguin gue

Aurel: Iya

   Aurel memejamkan mata dan menyentuh dadanya dengan kedua tangan. Ia tak bisa lagi untuk tidak berteriak bahagia.

   Ketukan di pintu kamarnya membuat Aurel membuka mata dan berdecak sebal. Pintu kamarnya terbuka dan Cika masuk ke dalam kamarnya.

   "Kenapa kak?" tanya Aurel.

   "Jangan teriak, berisik! Udah malam nih."

   Bibir Aurel mengerucut kesal. Setelah Jesika keluar, Aurel memilih untuk mendengarkan lagu-lagu Korea yang dikirim temannya tadi.

   Ting!

   Bibir Aurel mengulas senyum tipis. Ia mendapatkan pesan dari Jeremy.

Jeremy: Udah selesai Rel
Jeremy: Maaf lama

Aurel & Jeremy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang