Chapter 40 : Kembali Lagi?

61 4 0
                                    

"Hatiku tersenyum kala kamu menyapaku. Hatiku bahagia kala kamu membutuhkanku."
-A&J-

Ting!

From: Aurel Cantik❤
Selamat malam. Jeremy? Lagi sibuk nggak? Gue pengen minta tolong, hehe...

   Mata Jeremy terus membaca pesan itu sampai berkali-kali. Tak percaya dengan pesan yang baru saja ia terima itu. Pesan dari Aurel.

   Setelah begitu lama ia menunggu Aurel, akhirnya gadis itu mau mengirimnya pesan. Walau, dia mengirim pesan karena ingin meminta tolong.

   Tapi, tidak masalah. Jeremy sudah sangat senang.

To: Aurel Cantik❤
Enggak kok, gue nggak sibuk. Eh, selamat malam juga. Lagu apa? Nanti gue cariin

   Tak berselang lama Jeremy kembali mendapat balasan pesan Aurel. Setelah membaca isi pesan Aurel, Jeremy langsung membuka aplikasi musiknya dan mencari lagu yang cocok untuk Aurel.

   Mungkin dengan begini hubungannya dengan Aurel akan kembali mulus lagi. Ya, Jeremy hanya mengharapkan yang terbaik untuk hubungan mereka. Jeremy terlalu sayang sampai tidak mau kehilangan Aurel.

   Setelah mendapatkan lagu yang sedaritadi ia cari, tanpa menunggu lama ia langsung mengirimnya pada Aurel.

Jeremy: Lagunya enak, dengerin deh

Aurel: Iya, lagi ngedownload nih bentar ya

Jeremy: Bilang ke gue kalau udah

Aurel: Iya

   Ada yang tahu seberapa senangnya Jeremy saat ini? Mendapat pesan dari Aurel, dimintai tolong oleh Aurel dan saling mengirim pesan dengan Aurel. Hal yang sangat Jeremy nantikan selama beberapa hari ini.

Jeremy: Udah?

Aurel: Belum.

Jeremy: Lama
Jeremy: Lagunya sama kayak apa yang gue rasain

   Jeremy tersenyum. Ia rasa inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

Jeremy: Udah didengerin?

Aurel: Maksudnya? Kayak yang lo rasain?
Aurel: Dikit lagi juga udah kelar kok

Jeremy: Iya. Sama kayak lo dan gue sekarang
Jeremy: Lagunya sama kayak perasaan kita
Jeremy: Bilangin ya kalau udah

Aurel: Iya

   Jeremy merasa Aurel berubah. Tapi, ia tidak mempermasalahkan itu. Mungkin saja, Aurel masih takut kalau ia memberi respon yang akan menyakitinya.

   Ya, Jeremy harus berpikir positif mulai dari sekarang. Harus bersikap dewasa dan tentunya harus mengerti dengan Aurel yang masih labil.

   Mulai sekarang, Jeremy harus bisa mengendalikan emosi dan menahan kemauannya. Ia juga harus mengerti dengan keadaan Aurel. Takut kejadian dulu terulang kembali.

   Ting!

Aurel: Jeremy? Sorry ya, gue dengernya besok aja deh.
Aurel: Udah disuruh tidur soalnya. Besok kan sekolah
Aurel: Oh iya, makasih ya udah mau bantuin. Selamat malam :)

   Dahi Jeremy berkerut. Ia membaca pesan Aurel dalam hati. Entah sudah yang ke berapa kali ia menghembuskan nafas beratnya.

   Jeremy bingung dengan Aurel. Tapi, ia tidak boleh egois. Mungkin saja, Aurel sudah mengantuk. Jadi, ia tidak boleh egois.

To: Aurel Cantik❤
Iya, nggak apa-apa. Semoga di ujian praktek dapat nilai bagus ya? Selamat malam dan mimpi indah. Jangan lupa berdoa sebelum tidur😊

   Jeremy tersenyum saat tahu Aurel membaca pesannya. Walau tidak dibalas, setidaknya Aurel masih mau membaca pesannya sebelum tidur.

   "Selamat malam Aurel, aku rindu."

-A&J-

Aurel mengacak rambutnya. Ia menghela nafas gusar. Setelah tadi menuruti kata hatinya untuk meminta tolong pada Jeremy, sekarang ia harus menuruti kata otaknya untuk tidak termakan kata manis Jeremy.

   Sebenarnya, lagu yang dikirim Jeremy sudah didengarnya sampai tiga kali. Bahkan, ia mencoba mengartikan maksud dari lagu itu. Lagu yang menurut Jeremy merupakan apa yang mereka rasakan sekarang.

   Jujur saja, Aurel ingin berlama-lama dengan Jeremy. Saling mengirim pesan dengan berbagai macam emot. Membahas apa saja yang dapat dijadikan mereka lelucon.

   Tapi otaknya meminta Aurel untuk menjauhi Jeremy yang sudah menyakiti dirinya. Menggantungkan perasaannya dan mengucapkan kata sayang dan rindu dengan status yang bahkan hanya sekedar teman 'baik'.

   Aurel kembali mengingat kata-kata Jeremy sewaktu mereka kelas 3 SMP dulu. Dimana sewaktu itu Aurel mencoba mengembalikan mood Jeremy yang hancur karena Sean.

Flashback.

"Mood lo udah baikan sekarang?" tanya Aurel pada Jeremy.

   Jeremy tersenyum dan mengangguk pelan.

   "Iya. Makasih ya?"

   "Sama-sama."

   Mereka berdua diam. Aurel melirik Jeremy. Memperhatikannya dalam diam. Ia ingin menanyakan sesuatu, tapi apa Jeremy akan menjawab dengan jujur?

   "Jeremy."

   "Ya?"

   "Ada yang ingin gue tanyain."

   "Silahkan."

   Aurel menarik nafas panjang sebelum bertanya.

   "Lo anggap gue apa?" tanya Aurel tidak berani menatap Jeremy.

   "Maksudnya?"

   Jeremy menatap Aurel bingung. Dahinya berkerut.

   "Lo anggap gue sebagai apa? Sebagai siapanya lo?" tanya Aurel lagi dan kali ini ia menatap tepat di kedua mata Jeremy.

   Jeremy diam mencerna setiap kata yang dilontarkan Aurel. Kemudian ia tersenyum. Sangat manis.

   "Teman baik."

Flashback Off.

"Woy! Ngelamun aja kerjaannya."

   Aurel terlonjak kaget mendengar teriakan Cika. Aurel mendengus sebal menatap Cika lalu beranjak dari tempat tidurnya.

   "Ganggu saja sih," ujar Aurel menggerutu kesal.

   Cika berkacak pinggang menatap Aurel yang sibuk menchas handphone-nya.

   "Tidur, besok sekolah. Tahu nggak? Daritadi gue panggilin tapi lo nggak nyahut."

   Aurel menghendikkan bahunya. Ia kembali ke tempat tidur dan duduk di atasnya.

   "Gue mau tidur, capek. Bye!"

   Dengan cepat Aurel menidurkan tubuhnya di atas tempat tidur dan memejamkan matanya. Menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Bahkan ia tidur membelakangi Jesika yang masih menatapnya tidak percaya.

   Aurel ingin cepat tidur dan segera bermimpi indah. Setidaknya, saat ia berada dalam dunia mimpi, ia tidak akan merasa kecewa dengan kenyataan yang ada.

Aurel & Jeremy ✔Where stories live. Discover now