27 || Cewek Berambut Sebahu

116K 13.7K 5.3K
                                    

Chapter 27 : Cewek Berambut Sebahu

"Tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta itu bisa diketahui dengan mudah. Kalau cewek, lihat aja dari senyumannya. Kalau cowok, perhatikan aja tatapan matanya."

***

Sore ini, setelah pulang sekolah, Yasa tiduran di kasur bersprei ungu di sebuah kamar di rumah Mamanya. Tangannya sibuk memainkan ponselnya, tak peduli pada layar TV yang menyala tanpa guna di hadapannya. Sejuknya pendingin ruangan membuat Yasa semakin malas untuk bergerak dari tempatnya sekarang. Setelah ia berhasil memenangkan game yang sedari tadi dia mainkan di ponselnya, Yasa tiba-tiba teringat sesuatu.

Yasa mematikan game-nya dan beralih pada aplikasi pesan berwarna hijau di menu utama. Jempolnya mengusap-usap layar benda petak tersebut. Ketika menemukan nama Aji, Yasa langsung mengkliknya dan mulai menuliskan sebuah pesan untuk salah satu sahabatnya itu.

Yasa Niagara : Ji, mimpi lo apaan?

Iya, Yasa sebetulnya penasaran dengan mimpi teman-temannya. Apakah mereka punya sesuatu yang harus diraih di masa depan? Atau mereka sama halnya dengan dirinya yang sampai sekarang belum tahu kemana dia akan mengambil arah.

Berselang satu menit, jawaban Aji masuk.

Aji : Semalem sih gue mimpi gulat sama platipus. Knp?

Yasa yang semula berpikir serius mengenai impian kini memandang layar ponselnya sambil misuh-misuh. Punya temen kayak Aji memang selalu sukses membuat rasa jengkelnya memuncak.

Yasa Niagara : Bukan mimpi kek gitu, Ajikk! Impian maksudnya. Cita-cita.

Aji : Oh, bilang yg jelas makanya. Gue sih pengen jadi astronot kayak upin ipin. Tapi gue takut nyasar di luar angkasa. Gimana, dong?

Yasa Niagara : Bodo, Ji. Ngungsi aja lo sana ke planet lain. Bumi terlalu normal untuk ditinggalin makhluk aneh kayak lo.

Aji : Wkwkwk selo bos qu. Lo knp tiba-tiba bahas ttg impian sih? Kesambet?

Yasa Niagara : gue penasaran aja.

Aji :

Tiba-tiba pintu kamar dibuka dari luar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiba-tiba pintu kamar dibuka dari luar. Yasa menengok sedikit, Shashi, adiknya yang masih kelas 2 SMP memandangnya dengan raut malas.

"Ngapain abang di kamar aku?" tanyanya sambil meletakkan tas sekolahnya di atas kursi.

"AC di kamar gue mati," sahut Yasa. Sekarang dia sedang berada di rumah Mamanya, Papanya lagi-lagi harus dinas keluar kota, berhubung besok libur, Yasa jadi memutuskan untuk mengungsi ke rumah Mamanya. Sekalian melepas rindu.

Yasa [SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU]Where stories live. Discover now