Badai Cita-Cita

899 39 17
                                    

Di sini gue mau basa basi dulu mengenai cita-cita dan pengalaman gue dalam menentukan jurusan kuliah--serta hal-hal lain yang mendukung. Kalo lo mau langsung ambis baca tips-tipsnya, bisa langsung loncat ke chapter TIPS EMAS.

---

Kalo gue inget-inget, dari kecil gue selalu gonta-ganti cita-cita. Gue inget banget waktu kelas 1 SD gue pengen jadi artis. Alasannya simple, karena gue sering nonton orang-orang terkenal di TV. Artis itu kaya, cuy! Ibaratnya mereka ke warung depan berjarak 10 meter dari rumah aja pake ferrari sama supir pribadi.

Terus gak berapa lama, cita-cita gue ganti lagi. Waktu gue SD itu lagi jaman-jamannya ajang nyanyi anak-abak kayak AFI Junior sama Idola Cilik. Gue pengen jadi penyanyi. Waktu lagi nonton acara itu sama ibu dan nenek gue, gue ikutan nyanyi. Nenek gue bilang suara gue bagus, ibu gue bilang suara gue jelek. Ah, elah, gue nyanyi aja nimbulin pro-kontra.

Perubahan ini masih berlanjut. Waktu kelas 5 SD di TV acaranya itu Junior Master Chef. Lo-lo pada pasti bisa tebak, kan? Iya. Gue pengen jadi chef alias koki alias tukang masak sejak saat itu. Padahal gue waktu itu ngegoreng chicken nugget aja masih gosong gara-gara apinya kegedean :(. Poor tiny innocent nuggets. Yang juga mendorong gue untuk jadi koki adalah karena gue fans garis kerasnya Spongebob Squarepants. He's a chef and he cooks very well!

Selain mendeklarasikan cita-cita ini, gue sama temen gue juga udah merencanakan bahwa kami nanti waktu SMA bakal milih jurusan IPA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selain mendeklarasikan cita-cita ini, gue sama temen gue juga udah merencanakan bahwa kami nanti waktu SMA bakal milih jurusan IPA. Ya elah bocah! Ngapain masuk IPA kalo mau jadi koki! Ya kali sebelum lu masak, dagingnya lo suntik dulu pake NaOH biar basa!

Akhirnya, badai cita-cita ini sedikit mereda hingga gue menginjak kelas 9 alias kelas 3 SMP. Waktu awal semester, guru Bahasa Indonesia gue ngasih tugas buat nulis rencana setelah lulus SMP. Awalnya, tugas ini mudah untuk gue. Gue setelah SMP mau lanjut ke SMA yang tinggal pindah gedung dari SMP gue. Gue mau ngambil jurusan IPA seperti deklarasi gue waktu SD dulu. And then... blank. Abis SMA lulus... terus?

Gue harus memikirkan, apakah tepat gue milih IPA? Nanti kuliah mau jurusan apa? Nanti kerja mau jadi apa? Oke, buat kalian yang pernah ada di titik itu, tenang. You're not alone, dude!

Akhirnya setelah mengalami pergumulan sepanjang hari itu, gue menulis semua ini untuk memenuhi tugas tadi. Mudah-mudahan fotonya jelas.

 Mudah-mudahan fotonya jelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ITB, tata boga, sastra, NHI, juru masak hebat di hotel bintang lima, pengarang novel, guru tata boga, guru matematika, guru BP

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ITB, tata boga, sastra, NHI, juru masak hebat di hotel bintang lima, pengarang novel, guru tata boga, guru matematika, guru BP...

SA AE NI BOCAH! ADE SIAPA, SIH?!

SA AE NI BOCAH! ADE SIAPA, SIH?!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

No offense ya...

Bagi adek-adek yang lagi ngelewatin tahap ini, that's okay. Malah bagus kalau kalian mulai berpikir apa tujuan hidup kalian, apa yang merupakan minat kalian, apa rencana kalian ke depan. Karena, pada akhirnya, kalian yang akan menentukan arah, gak bisa cuman ikut arus.

Yak, balik lagi ke badai cita-cita gue. Pas jam istirahat dan masih hari itu, gue curhat sama salah satu temen sekelas gue. Gue bilang ke dia kalo gue gak tau mau jadi apa nanti. Boro-boro jadi apa, kuliah apa juga gue kagak ada bayangan sama sekali. Terus dia bilang, "Kenapa gak jadi guru aja? Lo, kan, pinter. Terus, pinter juga ngajarin. Gue kalo diajarin lo selalu ngerti. Dan gue yakin temen-temen lain yang suka minta lo ajarin juga berpikiran demikian."

Oke, ketahuilah gengs. Sejak hari itu, cita-cita gue adalah menjadi guru. Guru apa? Guru Matematika. Karena, maaf, bagi gue Matematika adalah pelajaran paling aman dan paling jarang menghasilkan angka merah di rapor gue. Bagi gue, Matematika gak perlu dipelajari sebelum ulangan, dan se-nge-blank-blank-nya gue pas ulangan Matematika, gue pasti masih bisa ngerjain at least 80%. Plis jangan gebuk gue :'v. Sama satu lagi, bagi gue, Matematika gak banyak hapalan karena gue 10000% benci hapalan (kayak Sejarah, Biologi, etc.).

BADAI BELUM BERLALU!

Gue sekarang udah tau, nih, gue mau jadi apa ntar. Tapi, sejujurnya masih banyak yang perlu gue pikirin. Malah, makin banyak komentar dan pendapat sana-sini yang bikin gue jadi ragu.

Pertama, beberapa orang kayak mandang aneh cita-cita gue ini. Mungkin dari 100 orang temen gue, yang pengen jadi guru cuma gue sendiri. Gaji guru kecil. Dan satu lagi, gue yang dianggap anak jenius ini, mereka bilang sayang kalo cuma jadi guru. They're be like, "Hey, you can be more than this!"

Kedua, kalau mau jadi guru, gue harus kuliah di UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Nah, gue pada saat itu pengen banget yang namanya masuk ITB. Institut Terbaik Bangsa woy! Apalagi papa gue alumni ITB. Bukannya ngerendahin UPI, tapi gue saat itu juga mikir, apa orangtua gue ngijinin gue kuliah di UPI? Sebenernya, gue juga tau, kalo mau jadi guru bisa juga kuliah di ITB, tapi.... gak dapet gelar sarjana pendidikan dan hanya bisa ngajar di sekolah swasta. Soal ini, gue gak bisa pastiin kebenarannya, tapi inilah pengetahuan gue waktu SMP.

Ketiga, menilik dari sisi gue suka Matematika, gue jadi tertarik masuk FMIPA (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Alam) di ITB. Nantinya gue mau masuk jurusan Matematika Murni di sana, dan menghabiskan empat tahun dari waktu hidup gue bersama Matematika tercinta. Abis lulus dari sana, gue bakal balik ke SMP gue dan ngelamar jadi guru Matematika di sana. Pada saat itu, inilah keputusan terbulat gue.

Ketika cita-cita sudah mulai terarah, badai pun selesai. Namun saat masuk SMA jurusan IPA, badai baru datang menyambut.

BADAI JURUSAN KULIAH!

To be continued...

SBMPTNWhere stories live. Discover now