Prolog

15.8K 1.6K 85
                                    

"Ya Allah kayak kurang dosa aja gue setiap hari udah balik jam 8 masih dikasih kerjaan begini. Mau balik jam berapa gue? Resign gue lama-lama."

"Nyet plis, setiap hari lo itu dikasih kompensasi masuk jam 10 masih protes aja hidup lo kayak netizen."

"Semua orang juga masuk jam 10 sih, Mbak! Lo aja nggak sih yang kerajinan masuk jam 9?"

"Nggak! Lo doang sama bos-bos yang kepedean masuk jam 10."

"Lah, gue biasanya absen juga papasan sama Mas Anggit melulu."

"Lupa posisi Mas Anggit apaan?"

"Event Coordinator kan?"

"Global Conferences and Events Outreach Manager. Apa deh lo amnesia!"

"Hah? Sejak kapan?"

"Sejak seminggu lalu di saat lo skip mulu."

"Idih! Trus doi udah traktiran belum?"

Mbak Widya mengedikkan bahu, "Belum kayaknya. Kamis kali bareng coffee attend."

"Ya Allah boring amat sih, Mbak."

"Ye protes mulu lo kayak netizen. Jadi lo tadi kenapa ngomel-ngomel?"

"Masa Mbak barusan gue selesai minutes meeting sama Tim PMC* trus lo tahu apa yang barusan terlontar dari mulut seorang Pak Gideon, Mbak?"
(PMC: Program Management and Coordinator)

"Apaan? Team Leader baru udah kepilih?"

"Kagak."

"Trus?"

"Gue ditunjuk jadi Project Officer dari COE* buat event Kalimantan, Mbak. Ya Allah stres gue. Pak Gid nggak tahu apa kerjaan gue sebanyak apa sekarang. Mana Mbak Siska nggak ada bantuin gue sama sekali malah cengengesan nyukurin. Supervisor macam apa!"
(COE: Communication, Outreach and Engagement)

Gue dengar kekehan yang sangat kentara dari orang di sebelah ini yang sedari tadi matanya menatap layar komputer. Gue langsung sewot menolehkan kepala ke arahnya, "Demi apa barusan gue denger lo cengengesan juga Mbak?"

Mbak Widya menolehkan sejenak kepalanya ke gue, "Emang! Hahahahaha...."

Sialan! "Mbak, nggak begitu caranya bersimpati."

"Nggak usah drama deh pagi-pagi! Belum ngopi nih gue. Lagi balesin emailnya si Joseph yang pagi-pagi udah banyak banget request-nya. Duh, grumpy mulu deh gue kalau doi kerjaannya jalan-jalan gini tapi kerjaan gue numpuk mulu. Bayarin salon kagak, makin kerutan iya!"

"Kok jadi lo yang curhat sih Mbak?"

"Ye... Lo kalau mau konfrontasi ke Siska sana! Gue bisa apa? Emang project di Kalimantan itu project siapa sih?"

"Tim-nya Pak Herdanu, Mbak."

Mbak Widya kini sepenuhnya menghadap ke arah gue. "Serius? Mujur dong lo."

"Kok?"

"Konsultannya Pak Herdanu kan ganteng-ganteng semua. Daun muda, bok!"

"Please? Penting banget?"

"Lo tahu kan siapa aja konsultannya Pak Herdanu?"

"Bodo amat? Gue pusing kebanyakan tim di kantor ini."

"Gimana sih lo apatis banget udah lama kerja juga! Geng bule lokal itu anak-anaknya Pak Herdanu."

"Hah? Serius? Mereka konsultannya Pak Her emang? Bukanya mereka konsultannya Jeremy?"

Finders Keepers, Loosers WeepersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang