Meet

96 12 1
                                    

Taehyung menatap bangga hasil karyanya. Dia juga menambah karya baru, bukan memodivikasi seperti niatan sebelumnya.

"Ini makin parah!" Minhwa menoleh menataap Taehyung yang tersenyum tipis di belakangnya.

"Ngga apa, biar kamu ingat aku. Bukan yang lain. Sini, biar kupakaikan" Taehyung mengambil kembali concealer dari tangan Minhwa dan menuntun gadis itu untuk duduk di ranjangnya.

Taehyung mengoleskan concealer pada tanda-tanda yang ada di leher Minhwa. Yang di bahu tidak. Sebenarnya dia tak apa kalau Minhwa tidak memakai concealer itu. Toh ia sudah membuat yang baru juga. Tapi beda dengan bunda Minhwa, bisa saja beliau shock atau parahnya melukai diri sendiri jika melihatnya.

"Jangan ke kampus. Nanti kubilang ke Jungkook agar mengijinkanmu"

Minhwa menggeleng "Aku—"

"Tolong dengarkan aku sekali saja. Imbalan karena aku sudah menemanimu tidur semalaman. Jadi, ayo sarapan. Bunda masak banyak sekali tadi" Taehyung keluar dari kamar Minhwa duluan. Tanpa skinship. Ah, kenapa ia jadi kecewa ya?

Sampai di ruang makan, Minhwa menatap Taehyung yang sedang bercanda dengan bundanya. Padahal mereka baru pacaran sebulan, tapi entah kenapa bunda dengan pacar—eh, mantannya itu tampak akrab sekali.



Ah, omong-omong Minhwa belum memberitahu pada bundanya kalau dia dan Taehyung sudah putus.












"Heh, bengong terus" Minhwa kaget saat seorang menepuk bahunya. Menoleh ke sebelah kanan mendapati kating yang juga teman sang mantan sedang tersenyum jahil.

"Apalagi, kak?" Minhwa cemberut. Bosan kerap disambangin teman sang mantan, tiap hari ganti. Kecuali jungkook yang memang ketemu tiap hari karena mereka se-angkatan dan fakultas.

"Cemberut mulu. Cerita sini"

Jung Hoseok, katingnya yang satu ini ceria orangnya. Sebelas duabelas sama Jimin, tapi kalo Jimin rada ganjen orangnya. Beda sama Yoongi yang ketus dan mulut rawit.

"Cerita apa? Bukan mama kakak yang tiap mau tidur harus bacain cerita"

Aduh, untung sayang. Untung pacar sohib—eh, mantan. Cantik-cantik nyebelin. "Ngawur kamu. Maksud kakak itu curhat gitu. Kali aja habis cerita jadi enak, ngga cemberut"

"Daripada aku capek cerita ke kakak, mending kakak traktir aku di warung mang Udin. Dijamin ngga cemberut lagi deh"

Hoseok dengus. Pinter banget dah ini cewek sampingnya ngalihin pembicaraan. "Iyadeh, ayo. Eh tapi ntar kalo Taehyung lihat gimana?"

"Yaudah biar lihat. Dia kan juga punya mata"

"Ngga bisa gitu dong. Ntar dia salham terus gue dihajar. Niatannya kan cuma biar elu ngomong"

Keceplosan ya bang? Minhwa natap cowok itu lama, seolah minta penjelasan. Hoseok gelagapan sendiri. "Ngga, ngga. Sorry ya, traktirannya besok-besok aja. Dompetnya ketinggalan" cowok itu ninggalin Minhwa sendirian lagi.

"Dasar ngga jelas" gerutu Minhwa. Dia beresin barang-barangnya, niatan pergi ke perpustakaan tapi dia nabrak sesuatu waktu balik badan.

Minhwa ngusak hidungnya pelan lalu matanya melebar waktu lihat kemeja kotak-kotak yang ngga dikancing, ngelihatin daleman hitam. Bau parfumnya familiar pula. Akhirnya dia mundur selangkah dan tatap orang yang ngga sengaja ditabraknya itu.

Bener firasatnya—itu Taehyung.

Minhwa nunduk, ngga tau kenapa. Udah empat hari semenjak Taehyung nginep di rumahnya, ini pertama kalinya mereka ketemu lagi.

"Ayo pulang. Udah ngga ada kelas lagi kan?" tanyanya. Minhwa natap heran ke orang di depannya. Tapi yang ditatap senyum tipis dan balik badan buat jalan ke parkiran. Minhwa mengikuti di belakangnya.





TBC


Wythe

UNPLANNED | kth ✔Where stories live. Discover now