Collab

77 7 0
                                    


Tugas dari dosen Jung, membentuk kelompok terdiri dari dua orang. Mereka akan tampil dan dinilai sebagai nilai praktikum.

Minhwa sedang berdiskusi dengan partnernya—Injung, meski tidak terlalu dekat tapi selera musik mereka sama. Itu yang membuat Minhwa memilih Injung sebagai partnernya.


Mereka masih berdiskusi tentang apa yang akan mereka tampilkan untuk minggu depan sampai Jungkook menghampiri mereka.

"Hei, Jung. Mau bertukar partner tidak?" tanya cowok itu kepada Injung. Tidak sadar jika namanya juga Jung.

"Tidak mau. Kami sudah merancangnya dengan bagus" jawab gadis itu.

"Asal mau tau saja, partnerku Jihoo" Cowok itu tersenyum penuh arti. Minhwa mendengus. Jihoo itu kan salah satu anak emas yang dibanggakan para dosen.

Mata injung membulat, cewek itu menoleh ke Minhwa dengan tatapan memohon. "Kita tukar partner saja ya, Hwa? Lagian kita belum memutuskan apa-apa"

Cewek itu tersenyum senang dan berterima kasih sebelum menghampiri cowok yang duduk di barisan kedua dari depan.

"Kenapa lo ngebet pengen partneran sama gue sih?" tanya Minhwa jengkel.

Jungkook duduk di kursi yang tadi ditempati Injung "Bukan ngebet. Gue ngga cocok sama Jihoo yang kaku, pendiem lagi"

"Cari selain Injung kan bisa"

"Injung kan suka sama Jihoo. Sekali-kali bantuin orang pdkt kan ga apa, Hwa"



Minhwa menatap memicing Jungkook. "Sejak kapan lo peduli sama orang lain?" Jungkook cengengesan aja ditanya gitu.



Sehabis kelas mereka berencana keluar dan mencari ide untuk praktikum minggu depan. Di tengah perjalanan menuju parkiran, mereka tidak sengaja berpapasan dengan Taehyung yang sedang menggandeng tangan Yuqi.



"Hai, Hwa. Hai Kook" sapa Taehyung.


"Hai" jawab Minhwa seperti biasa. Sedangkan Jungkook hanya diam.


"Kalian mau pergi kemana?"


"Kenapa kau peduli kami mau pergi kemana?" sarkasme Jungkook. Taehyung mengulum senyum maklum. Jungkook masih marah pada mereka.

Tanpa mereka sadari, suasana koridor jadi hening. Atensi semua orang seolah tertuju kepada mereka. Terlampau penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.


Minhwa menyikut perut Jungkook. "Kami mau keluar mencari ide untuk penilaian minggu depan. Kuharap kalian bisa hadir—ah, kalau Yuqi sudah pasti hadir kan?" tentu saja, Yuqi satu fakultas dengan Minhwa dan Jungkook kalau kalian lupa.


Yuqi yang dari tadi diam dan memperhatikan Jungkook akhirnya mengalihkan atensinya dari cowok itu. "Uh, tentu saja sunbaenim"

"Sudahlah, ayo pergi" Jungkook menarik paksa lengan Minhwa. Minhwa sedikit menundukkan kepalanya pada Taehyung dan Yuqi sebelum mengikuti langkah Jungkook.


Setelah cukup jauh, Jungkook melepas lengan Minhwa. "Hei, tadi itu ngga sopan"

"Sabodo sopan santun"


"Lo kelihatan ngga bisa move on-nya"


Jungkook menatap sinis Minhwa "Gue bukannya ngga bisa move on. Gue ngelihat mereka lagi ngelakuin itu sama mata gue sendiri. Coba lo di posisi gue"


"Ututu Jungkookie ngambek" Minhwa nguyel pipi Jungkook gemas.

Cowok itu nyentak tangan Minhwa "Heh, lo kira gue bocah?" Minhwa ketawa meski dibentak gitu sama Jungkook. Habisnya ngga ada seremnya sama sekali. Cewek itu justru ngangguk dan buat Jungkook kesal.


"Terserah, ayo. Keburu malem"


Sore itu, ditemani dua gitar di samping tubuh masing-masing, Jungkook sama Minhwa natap langit Seoul yang berwarna jingga dari atas taman. Jadi tamannya kayak ada bukitnya gitu. Tempat yang pas kalau mau sendiri, kata Jungkook.


"Lo—udah move on belum, Hwa?"


Minhwa natap Jungkook yang juga natap dia penasaran. Cewek itu ngehela nafas pelan dan Jungkook tau tanpa harus diungkapin.



"Cari yang lain, Hwa. Gue akuin Tae hyung emang tipe ideal semua cewek. Tapi mungkin ada yang lebih baik buat lo. Gue misalnya"


Minhwa melempar sepatunya ke cowok itu. Keduanya ketawa. Jungkook itu emang ngga ada seriusnya sama sekali. Ngehancurin suasana aja.


Mungkin Minhwa emang masih belum move on, tapi dia lagi berusaha. Bundanya juga masih shock semenjak Minhwa jelasin. Meskipun hubungan mereka baru beberapa bulan, tapi bunda Minhwa udah percayain Minhwa sama Taehyung. Gimana cara Taehyung nyelametin Minhwa dari ayahnya waktu itu, sampai perhatiin hal terkecil Minhwa, siapa yang bakal gampang move on?



Sekarang bundanya jadi agak protektif sama Minhwa. Ngga mau apa yang udah terjadi ke dia sampai terjadi juga ke Minhwa. Karena seorang ibu ingin melihat anak mereka bahagia, menjadi lebih daripada mereka.





Namanya juga Jeon Jungkook, habis ngardus ke Minhwa, cowok itu nunjuk seorang cewek yang duduk di bangku taman sendirian. Disampingnya kertas-kertas bertebaran.


"Lihat itu cewek. Target gue selanjutnya. Inget ya, Hwa sayangku. Buktiin sama Taehyung kalo lo bisa cari yang lebih daripada dia. Biar nyesel, mampus"

"Seharusnya lo bilang itu buat diri lo sendiri. Ngga inget tadi yang kelihatan ga bisa move on-nya di depan mantan"


"Heh, enak aja! Gue kan udah bilang"


"Iyaa, tapi di mata orang lain itu lo kelihatan belum move on, Jung"


"Lihat aja bentar lagi" cowok itu pasang serigai. Minhwa geleng kepala.


"Btw kok gue kayaknya tau sama itu cewek ya?"


"Itu Naeun, seangkatan kita. Anak design. Katanya sih banyak yang naksir"


Minhwa lirik Jungkook yang masih senyum ngga jelas. "Serius, Jung" cewek itu mutar mata jengah.


Setelah nyoba-nyoba nyanyiin beberapa lagu. Akhirnya mereka udah dapet satu lagu yang entah disengaja atau ngga, lagu ini menggambarkan perasaan mereka saat ini.


Mereka jadi rajin latihan sepulang kuliah. Entah nyewa studio atau dirumah Minhwa. Cuma sekali di apartment Jungkook, tapi Jimin dateng ngerusuh. Akhirnya mereka ngga jadi latihan. Minhwa jadi ogah kalau disuruh kesana lagi.



TBC

Sedang stuck dengan tugas :'

Mendekati ending guys. Makanya rajin up hehe :'v




Wythe

UNPLANNED | kth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang