2. Kerajaan Selatan

53.2K 3.2K 15
                                    

Ia sudah tahu siapa nama pelayan yang sudah membangunkan tidurnya, membantunya membersihkan diri dan yang saat ini tengah menyisir rambutnya lembut. Wuyen.

"Anda tidak lupa kan Putri bahwa hari ini ada jamuan dengan calon suami Putri An Ping?" Meilan menggeleng pelan. Ia tahu An Ping disini adalah saudarinya berbeda ibu.

"Aku tidak lupa. Tapi seperti biasa Wuyen, aku tidak dapat hadir di acara jamuan itu nanti." Diliriknya Wuyen menghela nafas sedih.

"Maafkan Nubi, Putri. Telah membuat Anda merasa sedih." Meilan menggeleng dan tersenyum tipis.

"Ini bukan salahmu. Lagipula tidak baik jika membuat acara jamuan ini menjadi tidak menyenangkan untuk kak An Ping." Ujar Meilan menatap pemandangan dari jendela kamarnya. Ia jadi memikirkan bagaimana tubuhnya di kehidupan masa depan.

Bagai pernah terjadi oleh dirinya sendiri, kejadian itu tertanam erat di benaknya. Saat itu mereka tengah makan malam bersama sepeti biasanya, seluruh anggota keluarga istana berkumpul tanpa kecuali.

"Mei'er, apa kau bertemu diam-diam dengan Pangeran Dou?" Pertanyaan dari An Hua, saudari tertuanya berhasil menghentikan aksi makan semua orang disana termasuk Mei Lan yang ditanya.

"Tidak. Lagi pula memangnya kami dapat bertemu dimana? Mei'er selalu berada di istana kakak." Jawab Mei Lan jujur. An Hua mendengus tidak suka.

"Tetapi Pengeran berkata padaku bahwa dia menyukaimu. Sedangkan kau tahu sendiri bahwa aku dan dia akan bertunangan."

"Hua-Hua, tahan emosimu. Mei'er mana paham masalah orang dewasa, dia bahkan baru saja berumur sepuluh tahun. Ayahanda rasa, Pangeran Dou juga tidak serius mengatakan itu kepadamu. Mana mungkin ia menyukai gadis kecil disaat dia akan menikah dengan gadis cantik seperti putri sulungku? Hmm?" An Hua sedikit tersipu akan pujian ayahnya tetapi tidak menyurutkan rasa kesalnya.

"Ayahanda, aku tidak mau tahu. Selama aku dan Pangeran Dou belum resmi menikah dan pergi ke kerajaannya, jangan pernah biarkan Mei'er menampakkan diri."

Kejadian itu sudah terjadi berulang-ulang ke saudarinya yang lain. Hingga kali ini saudari tertua terakhirnya An Ping akan menikah pun ia tidak boleh ikut serta.

Meilan berdesis tak suka. Sebenarnya yang salah bukanlah dirinya melainkan si pria yang mata keranjang. Sudah punya calon istri tetapi malah menyukai adiknya karena lebih cantik.

"Putri, Anda jangan merasa bersedih. Wuyen akan selalu menemani Putri sepanjang hari ini." Meilan mengangguk dan menatap wajahnya disebuah cermin yang agak buram.
Wajah ini adalah wajahnya. Sama persis tidak ada yang terbuang satupun.

"Mari Putri, waktunya untuk makan pagi bersama yang lain."

Disana seluruh anggota keluarganya berkumpul. Kaisar Chang -Ayahnya, Permaisuri Shan -Ibunya, Xiao Jie An -adiknya, Selir Li, Selir Bai dan Selir Wang juga Xiao An Ping. Tentu disini tidak ada keenam kakaknya yang sudah menikah.

"Ingatlah Mei'er, lakukan hal yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya." Ujar An Ping menggerutu tak suka dengan wajah masam. Apa yang bisa Meilan lakukan selain mengangguk? Sedangkan disini tidak ada yang membela dirinya. Ini memang jalan terbaik dan menutup segala kemungkinan yang akan mengacaukan keluarga ini.

Meilan tahu, ibu-ibunya tidak berselisih seperti cerita-cerita kerajaan yang biasa ia tonton. Mereka terlihat akur walau pasti ada rasa iri sedikit. Masalahnya Kaisar Chang memanglah berlaku sangat adil terhadap istri-istrinya.

Begitu pun dengan anak-anaknya, kecuali Mei Lan yang lebih sangat terlalu dilimpahi kasih sayang. Dari segi nama pun ia sedikit berbeda dari yang lain. Hal ini sedikit mengundang kecemburuan dari saudaranya yang lain termasuk adik laki-lakinya.

Ketujuh saudarinya memanglah cantik-cantik, tetapi Mei Lan lebih cantik dari mereka. Bisa dikatakan bahwa kecantikannya dapat menghancurkan sebuah negara. Oleh karena itu ia selalu disembunyikan di dalam istana.

Dirinya terlalu sempurna untuk menjadi seorang putri. Cantik, Pintar, Penurut dan Berani.

Bakatnya pun tak bisa dianggap sebelah mata. Kaisar Chang tidak pernah memberikan yang biasa untuk putri tersayangnya itu. Menurut cerita saat akan di ketahui bahwa Permaisuri hamil untuk pertama kalinya, Kaisar bermimpi bertemu dengan seorang bidadari yang begitu cantik dengan tanda bulan sabit dikeningnya.

Saat-saat kelahiran putri Mei Lan pun bagai kabar gembira seluruh alam. Terjadi saat matahari akan terbenam diikuti hujan gerimis, setelah suara tangisannya terdengar untuk pertama kalinya hujan terhenti dan bunga bermekaran mengeluarkan harum disertai kicauan burung dan pemandangan matahari terbenam. Kemarau berkepanjangan yang terjadi pada saat itu terhenti.

Kerajaan Selatan seakan diberi berkat baik atas kehadirannya. Ditambah lagi Kaisar Chang yang begitu mencintai Permaisuri bukanlah rahasia umum. Setelah menikah dengan ketiga selirnya dan mempunyai tujuh orang putri barulah Kaisar Chang menikahi Permaisuri Shan yang merupakan putri kerajaan Lan.

Selir Li Feng Ru adalah istri pertama Kaisar Chang, mempunyai dua orang putri yaitu Xiao An Hua yang sudah menikah dengan Pangeran pertama dari Kerajaan Dou dan Xiao An Li yang sudah menikah dengan Jendral muda Tiao dari Kerajaan Utara.

Selir Bai Qi Meng istri kedua Kaisar Chang, mempunyai dua orang putri yaitu Xiao Yue An yang sudah menikah dengan Perdana Menteri Kerajaan Feng dan Xiao Meng An yang sudah menikah dengan Pangeran ketujuh Kerajaan Bai.

Selir Wang Tian Yi istri ketiga Kaisar Chang, mempunyai tiga orang anak yaitu Xiao An Shin yang sudah menikah dengan Panglima perang kerajaan Long, Xiao Hui An yang sudah menikah dengan Raja Timur dan Xiao An Ping yang akan menikah dengan pangeran kedua Kerajaan Zhou.

Lalu Permaisuri Lan yang menjadi istri tercinta Kaisar Chang mempunyai dua orang anak yaitu Xiao Mei Lan dan Xiao Jie An.

"Mei'er, semua akan baik-baik saja. Jangan diambil hati ucapan kakakmu." Kaisar Chang menggenggam tangan puterinya erat seakan menguatkan.

"Ayahanda akan menunggumu di arena pelatihan setelah ini. Jie'er akan melakukan ujian pedangnya." Meilan mengangguk kembali dan melanjutkan makan.

***

Trang!!!

Dua pedang tajam beradu. Xiao Jie An saat ini tengah bertarung dengan Jendral Wang dengan Meilan dan Kaisar Chang yang menjadi jurinya.

Sebagai anak lelaki satu-satunya, Jie An akan segera mengemban tugas menggantikan ayahnya menjadi seorang Kaisar di Kerajaan Selatan ini. Awalnya Jie An merasa pesimis karena ia masih terlalu kecil dan tidak bisa dibandingkan dengan Kakaknya Mei Lan yang sangat ahli dalam segala hal. Baik politik maupun persenjataan. Tetapi ia kembali diyakinkan dan itu oleh Mei Lan.

"Jie'er, ku dengar kau bolos berlatih memanah hari ini. Ada apa? Apa ada hal yang menganggumu?" Jie An yang berbeda usia tiga tahun dari Mei Lan menggeleng pelan.

"Untuk apa aku berlatih kakak? Aku ini masih kecil masih ingin bermain. Lagipula nanti yang akan memimpin kerajaan ini adalah kakak bukan aku." Mei Lan menghela nafas, mendekati sang adik dan memegang kedua bahu kecil itu.

"Jie'er dengarkan aku. Aku adalah seorang perempuan, tidak pantas untuk menjadi pemimpin. Kewajibanku adalah menjadi putri yang baik untuk Ayah dan rakyat kita lalu nanti akan menjadi istri yang patuh pada suami. Tidak ada kewajiban ataupun hak untuk menjadi Kaisar."

"Aku dan dirimu berbeda Jie'er. Kau seorang laki-laki yang berkewajiban melaksanakan tugas Ayah nanti. Menjadi pangeran yang baik untuk rakyat dan kau sangat berhak untuk menjadi Kaisar mengingat hanya dirimu yang tersisa jika kami semua sudah menikah."

"Apa kau paham?" Jie An kecil mengangguk cepat dan berjanji tidak akan bolos lagi dan akan menjadi Kaisar yang baik.

"Ayahanda, Mei'er rasa Jie'er sudah sangat pantas menjadi Kaisar kelak. Ia sudah sangat ahli menggunakan pedang dan senjata lain, Ayahanda pun menyaksikan sendiri bahwa Jie'er sudah begitu bijak mengambil keputusan atas rakyat." Ujar Meilan menatap adiknya bangga.

"Kau benar Mei'er dan semua ini berkat dirimu yang tidak pernah berhenti menyemangati dan mengajari adikmu hingga menjadi yang seperti ini."

Nubi: cara seorang pelayan memanggil dirinya didepan sang majikan

Vote and Comment!

Queen of Emperor [OPEN P.O]Where stories live. Discover now