4. Kasih seorang Ayah

36.8K 2.6K 4
                                    

Utusan itu pergi setelah menyampaikan tugasnya. Sedangkan disini, di aula megah istana Kerajaan Selatan seluruh orang belum ada yang berani melangkahkan kaki keluar. Para pejabat saling lirik dan berbicara dalam hati. Kira-kira keputusan apa yang akan diambil Kaisar ketika hal ini menyangkut Putri Mei Lan, putri tersayangnya.

"Aku tidak bisa." Diantara keheningan hanya kata itu yang diucapkan oleh Kaisar Chang.

Kaisar Chang lalu melirik puterinya yang memang sedari tadi menatapnya. "Mei'er, apa kau sudah mengambil keputusan perihal permintaanku?"

"Ayahanda, aku-" "Aku ingin kau menerimanya, baik setuju ataupun tidak. Aku tidak ingin puteriku menjadi tumbal dan aku tidak ingin rakyatku menderita."

Meilan berdiri dari tempat duduknya. "Tetapi kita tidak boleh berbohong. Kaisar Naga akan mendengar hal ini entah sebentar lagi atau nanti. Lalu memicu peperangan dan rakyat menderita karena kehilangan keluarganya."

Kaisar Chang menatap tajam Meilan dari kursi kebesarannya. "Mei'er ini yang terbaik untukmu, untuk kita."

"Ayahanda, aku tidak masalah menjadi tumbal jika kesejahteraan rakyat kita sebagai gantinya. Aku hanya ingin melaksanakan kewajibanku sebagai tuan puteri di kerajaan ini."

"Jangan bersikap sok pahlawan Putri Xiao Mei Lan. Aku ingin kau segera menikah dengan Jendral Wang." Meilan mendesah lelah tidak memperdulikan semua orang yang berada disana.

"Lalu apa setelahnya Yang Mulia? Hamba hidup bahagia tetapi kejujuran Anda dipertanyakan? Hamba menikmati hidup dengan suami hamba lalu melihat pertumpahan darah karena kerjasama Kerajaan Naga dan Kerajaan ini runtuh?" Pertanyaan tersebut menohok hati Kaisar Chang.

"Biarkanlah hamba melaksanakan tugas ini dengan baik Yang Mulia. Janganlah Anda bersikap egois disaat seluruh rakyat Kerajaan Selatan ini bergantung pada Anda." Ini adalah keputusan Meilan yang menurutnya lebih baik. Ia mendengar dengar jelas bahkan mengingat setiap perkataan dari dekrit Kaisar Naga. Kaisar terkuat dari Kerajaan terhebat di daratan ini. Sebuah pilihan untuk menyerahkan puteri Kerajaan untuk menjadi selir atau sebuah peperangan.

"Jangan Anda berpikir bahwa keputusan hamba menghina Jendral hebat Anda atau kekuatan militer Kerajaan Selatan. Tetapi lebih baik kita menghindari daripada mencoba peruntungan selagi masih menghindar." Meilan langsung melempar tatapannya pada seluruh orang di aula ini.

"Apa yang kalian lakukan? Seharusnya kalian mendukungku untuk meyakinkan Yang Mulia Kaisar Chang untuk negeri ini." Setelah berkata demikian seluruh orang bersujud dan memohon persetujuan Kaisar. Jika begini Kaisar Chang bagaimana bisa menolak, semua orang memprovokasi dirinya.

"Mohon Ayahanda menyetujui ini dan memberi restu, besok adalah hari bahagia bagi Kerajaan Selatan karena Puteri An Ping akan menikah." Sambung Meilan diikuti yang lain.

"Hentikan semua ini. Aku tidak bisa memutuskan apapun jika kalian terus menerus meminta padaku. Mei'er malam ini aku ingin kau datang ke ruang kerjaku." Setelah berkata demikian Kaisar Chang pergi keluar aula diikuti Kasim Qi dan Jendral Wang.

Meilan pun pergi meninggalkan tempat ini tanpa mengindahkan tatapan orang lain. Ia butuh ketenangan dan kemantapan hati atas apa yang dipilihnya.

"Wuyen, biarkan aku sendiri. Aku ingin tidur siang, jangan ganggu aku dan jangan biarkan siapapun masuk. Kau boleh masuk saat waktu mandi dan makan." Mengatakan itu tanpa menatap Wuyen, Meilan langsung masuk kedalam kamarnya.

Melepas tusuk rambutnya serta perhiasan lain yang akan membuat tidurnya tak nyaman. Lalu merebahkan diri diranjang dan memejamkan mata. Beginilah Meilan jika sedang kalut, hanya perlu tidur dan ia tidak perlu pusing memikirkan segala hal.

Queen of Emperor [OPEN P.O]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang