10. Selir Mei Lan

38K 2.7K 70
                                    

Selir Zhang tengah sekarat saat ini setelah Liu Jiang menghisap habis nyawanya. Ia sempat memancing wanita itu untuk jujur apakah ia dapat bermain pedang atau tidak dan jawabannya sedikit mengecewakan hingga Liu Jiang pikir untuk apa lagi wanita itu hidup.

Kewanitaannya pun sudah begitu longgar, membuat Liu Jiang tidak bergairah lagi. Hingga akhirnya wanita itu terbatuk darah dan menghembuskan nafas terakhirnya.

"Yang Mulia apakah Anda akan tetap berkunjung malam ini?" Liu Jiang menggelengkan kepalanya.

"Besok saja."

"Baik Yang Mulia."

"Feng, tinggalkan aku sendiri. Aku ingin pergi ketaman."

"Baik Yang Mulia. Sesuai perintah Anda."

Liu Jiang berjalan pelan menuju taman, berharap ia bisa bertemu gadis misterius itu. Yang dilakukan gadis itu masih sama seperti kemarin-kemarin, berlatih pedang.

Dan kali ini Liu Jiang tak ingin hilang kesempatan. Ia berjalan mengendap dengan kekuatannya sehingga orang tidak bisa merasakan kehadirannya. Langsung saja Liu Jiang memeluk gadis itu dari belakang membuat si pemilik tubuh tersentak kaget. Apalagi Liu Jiang memeluknya erat hingga dapat merasakan detak jantungnya yang beradu dengan gadis ini.

"Aku mendapatkanmu." Bisik Liu Jiang tepat ditelinga gadis yang masih membeku di tempat ini.

"Selama ini aku hanya bisa melihatmu dari balik pohon setiap malamnya hingga membuat aku mati penasaran." Liu Jiang masih melanjutkan perkataannya sembari menghirup aroma harum dari rambut serta tubuh gadis dipelukannya, semakin membuat Liu Jiang menggila.

"Aku selalu memikirkannu dan bertanya-tanya siapakah gadis tangguh yang suka berlatih pedang di setiap malam." Dengan gerakan cepat Liu Jiang menjatuhkan pedang yang digenggam gadis itu lalu membalik tubuhnya hingga meraka saling berhadapan tanpa merenggangkan sedikitpun pelukannya.

"Hanya bayangan lekuk tubuhmu yang terkena sinar bulan yang menjadi fantasi terliarku. Dan saat ini aku dapat merasakannya walau masih ada penghalang diantara kita. Bokong besar dan dada yang luar biasa." Liu Jiang sengaja menabrakkan dada bidangnya kearah dada gadis itu agar ia semakin merasakannya.

"Dan sekarang biarkan wajahmu mengisi pikiranku." Dengan cepat tangan kanan Liu Jiang melepas penutup wajah gadis itu.

Liu Jiang bahkan lupa caranya mengedipkan mata melihat keindahan yang berada tepat dibawah wajahnya. Begitu sempurna, ditambah lagi cahaya sinar bulan yang menimpa semakin terlihat luar biasa. Tangan kanannya menyentuh wajah lembut itu berharap semua ini bukanlah mimpi, baru kali pertama ia melihat gadis secantik dan seindah ini. Kemana dirinya hingga tak sadar mempunyai selir seperti ini.

Setelah disentuh semuanya merasai wajah lembut itu, kini Liu Jiang begitu tertarik ingin merasakan bibir merah merekah itu. Melihat gelagat matanya yang terus memandangi bibir indah itu, wanita itu malah menahan dadanya.

"Jangan ingkari ucapan Anda Yang Mulia. Ibu Suri tidak akan senang jika mengetahui hal ini." Mendengar nama ibunya dibawa Liu Jiang tersadar dan kembali menatap wajah gadis itu tanpa melepas pelukannya.
Suara tegas gadis itu terdengar indah ditelinganya.

"Jadi kau yang bernama Xiao Mei Lan?"

Dapat dilihatnya gadis ini meneguk ludah, membuat Liu Jiang Wei semakin tak terarah ketika melihat leher putih mulus itu. "Anda benar, saya adalah Xiao Mei Lan."

"Aku akan mendapatkanmu. Ingat itu baik-baik." Segera Liu Jiang pergi dari hadapan gadis misterius yang ternyata adalah Selir Mei Lan. Selir yang dimintai ibunya sebagai putri angkat.

Karena sudah tidak tahan, Liu Jiang masuk kedalam kediaman salah satu selir yang tidak ia tahu namanya dan melampiaskan nafsunya hingga gadis itu tak bernyawa.

***

"Perdana Menteri Feng, beritahu aku mengapa Ibuku menyukai Selir Mei Lan." Pinta Lui Jiang menatap sang Perdana Menteri.

"Ibu Suri menyukai Selir Mei Lan karena ia gadis yang sangat berbakat Yang Mulia. Sudah menjadi rahasia umum di kerajaan Selatan jika Putri Mei Lan sangatlah istimewa." Jawaban dari Feng sama sekali tidak memuaskan rasa penasaran Liu Jiang.

"Mengapa Kerajaan Selatan membiarkan putri mereka menjadi selir jika gadis itu bisa menjadi seorang Permaisuri atau bahkan Kaisar seperti berita yang kau katakan?"

"Menjawab Yang Mulia. Selama ini memang benar sudah puluhan lamaran ditolak oleh Selir Mei Lan yang berasal dari negeri seberang atau kerajaan lain. Tidak lain karena sewaktu itu Putri Mei Lan masih terlalu muda dan tujuh saudari tetuanya belum ada yang menikah. Lagi pula pria pria yang melamar Putri Mei Lan sangat tidak sabar menunggu sang Putri cukup umur hingga harus berakhir ditolak."

"Tetapi tahun kemarin saudarinya yang terakhir baru saja menikah dan juga umur Putri Mei Lan sudah akan cukup untuk menikah tahun ini. Bersamaan dengan itu seperti biasanya surat perintah Anda mengenai pemilihan selir pun dilakukan dengan mewajibkan gadis mereka yang cukup umur untuk menikah mengikutinya tanpa terkecuali diseluruh daratan ini. Jika sengaja tidak menyertakan maka akan berakhir dengan peperangan, tentu saja Kerajaan Selatan memilih untuk menyerahkan Putri meraka daripada harus membiarkan peperangan terjadi dan rakyat akan menderita." Liu Jiang mengangguk setuju atas apa yang didengarnya.

"Selama ini disetiap malam ketika di taman aku melihat seorang wanita yang menarik perhatian ku. Dan aku pun mengetahui bahwa dialah yang bernama Mei Lan." Perdana Menteri Feng sedikit terkejut mendengar kejujuran Kaisar.

Segera Feng membungkuk. "Mohon Ampun Yang Mulia. Lalu apa yang harus hamba lakukan sekarang?"

"Jangan lakukan apapun. Jika aku mengatakan aku tertarik pada putri angkat Ibuku, ia akan tetap keras kepala mempertahankan putrinya. Jadi lebih baik berjalan apa adanya, aku yakin aku bisa mendapatkan Mei Lan. Malam nanti siapa yang harus ku kunjungi?"

"Menjawab, Selir Chou Qian Yang Mulia." Liu Jiang mengangguk mengerti.

Setelah semua selirnya mati, ia bisa menggunakan alasan ini jika nanti ia menginginkan Mei Lan pada ibunya. Lagi pula ia tidak bisa terus menerus-menerus bersetubuh dengan wanita lain sedangkan kepalanya dipenuhi oleh Mei Lan. Itu benar-benar menyiksanya.

"Perdana Menteri Feng, jika Ibu Suri ingin bertemu denganku katakan padanya bahwa aku sedang sibuk dan tidak bisa diganggu. Aku yakin pasti dia akan datang kemari hanya untuk mengatakan kembali bahwa aku tidak boleh mendekati Mei Lan bahkan menyentuhnya." Liu Jiang kembali menatap dokumen yang berada dihadapannya.

"Hamba paham Yang Mulia."

"Baguslah. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya, hal itu akan semakin membuat emosiku menaik."

"Baiklah Yang Mulia." Liu Jiang tersenyum kecil melihat ketanggapan orang kepercayaannya ini. Rencananya kali ini pasti berhasil walau harus dengan cepat membunuh para selirnya.

Meskipun ia tidak tahu apakah Mei Lan adalah takdirnya atau bukan. Setidaknya biarlah rasa penasaran dalam diri Liu Jiang Wei terjawab dengan mendapatkan gadis itu untuknya.

Vote and Comment!

Queen of Emperor [OPEN P.O]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang