7. Putri Ibu Suri

32.9K 2.7K 12
                                    

"Kaisar Agung Liu Jiang Wei telah tiba!!" Segera semua orang bersujud mendengar kedatangan junjungan mereka, termasuk Meilan. Hatinya gelisah. Otaknya pun berdenyut karena memikirkan kemungkinan tentang Ibu Suri. Ia tidak bisa lari jika kemungkinan yang ia pikir terjadi.

"Bangunlah." Suara penuh kuasa itu seketika membuat Meilan merinding. Ia tidak pernah mendengar suara berat dan setegas ini.

Mereka pun bangun dan duduk dikursinya, begitupun Meilan. Hatinya sudah tidak menentu sekarang, rasanya menyesal datang ke pesta ini. Seharusnya ia pura-pura sakit dan tertidur nyenyak sehingga tidak akan terjebak dalam posisi ini. Sehingga ia tidak perlu mengkhawatirkan apapun seperti sekarang.

"Mulailah pestanya." Suara itu kembali bersuara. Meilan tidak sanggup untuk mengangkat wajah dan menatap sang Kaisar. Jadi ia hanya makan dan minum pelan-pelan.

Acara pun dimulai layaknya pesta penyambutan biasa. Ada pemain musik dan penari juga minuman.

Meilan menikmati musik dan tarian malam ini, sedikit menghilangkan rasa gundahnya. Sedikit melirik, Meilan juga paham Ibu Suri sesekali mencuri padang dengannya.

Kaisar berdehem hingga permainan musik terhenti dan tarian juga, perhatian pun kini menjadi miliknya. Kecuali Mei Lan yang menatap ke bawah.

"Ibu Suri baru saja memberikan ide terbaiknya untuk mengisi acara malam ini. Ibu Suri mengatakan bahwa para Selir harus menunjukkan bakat yang di punya olehnya. Dan menurutku ini hal bagus. Bukankah menurut kalian begitu?"

"Benar Yang Mulia." Jawab mereka semua serempak. Lain halnya dengan Meilan yang mati kutu.

Ia tahu bahwa Putri Xiao Mei Lan sangatlah berbakat, tetapi itu bukan dirinya. Meilan tidak pernah melakukan apa yang dilakukan oleh sang Putri.

"Para selir persiapkan lah diri kalian hingga penari ini selesai menarikan tariannya." Meilan tak tahu harus berbuat apa nanti jika ia tampil. Dan sudah pasti juga ia akan mendapatkan perhatian Kasiar, lalu sekitar sembilan puluh sembilan persen Kaisar tertarik padanya.

Tak ada yang bisa dipikirkan Meilan dan ini semua karena ulah Ibu Suri. Apakah ini ada kaitannya dengan pertanyaan wanita itu saat perjamuan kemarin?

Meilan menatap Ibu Suri yang ternyata sudah menatap dirinya. Kali ini Meilan harus meminta tolong. Jika memang Ibu Suri ingin melihat bakatnya itu bisa dilakukan nanti bukan disini dihadapan Kaisar. Entah puppy eyes akan berguna atau tidak di kehidupan ini, tetapi itu lah yang dilakukan Meilan saat bertatap mata dengan Ibu Suri.

Ia sangat berharap dirinya akan dibantu kali ini. Tapi kemudian datang seorang pelayan memberikannya segelas cangkir kecil beserta piringnya, dibawah sana ada sebuah kertas kecil yang menyatakan bahwa dirinya harus bertemu Ibu Suri besok pagi jika ingin ditolong.

Meilan menatap Ibu Suri tak paham. Sebenarnya ada apa dengan Ibu Suri? Apakah ada yang diinginkan dari dirinya?

Setelah itu ada yang menepuk bahunya pelan dari arah belakang. Ternyata itu Wuyen dengan wajah khawatir menjemputnya untuk kembali ke kediaman.

Meilan awalnya bingung akan kedatangan Wuyen. Tetapi setelah tiba dikediamannya, Meilan tahu apa yang terjadi. Ibu Suri sudah merencanakan ini hanya untuk bisa berbicara dengan Meilan.

***

Dan disinilah ia, terduduk sopan di depan seorang mantan Permaisuri kerajaan Naga.

"Kau tentu tahu Putri Mei Lan, jika suamiku Kaisar terdahulu adalah keturunan dari Iblis dan juga Naga. Sudah menjadi takdir bagi seorang Naga dan juga Iblis untuk menghisap jiwa agar bisa bertahan hidup sebelum bertemu dengan takdir mereka. Oleh karena itu anakku pun Kaisar saat ini setiap tahun mengumpulkan para gadis menjadi selir untuk mencari takdir dan juga sebagai kebutuhan hidupnya." Meilan masih mendengarkan perkataan Ibu Suri.

"Aku sudah sering mendengar namamu. Para Kaisar didaratan ini terus mengelu-elukan namamu untuk menjadi pendamping mereka. Ku dengar kau adalah orang yang sombong dan Angkuh." Meilan sedikit membenarkan ucapan Ibu Suri. Putri Xiao Mei Lan memang sedikit sombong dan angkuh.

"Tetapi saat pertama kali aku melihatmu, kau tidak seperti yang dikatakan oleh orang-orang."

"Yang dilihat belum tentu benar Yang Mulia. Mungkin yang dikatakan orang benar tentang hamba. Anda baru saja mengenal hamba jadi jangan secepat itu mengambil kesimpulan." Jawab Meilan bijak.

"Aku suka dirimu yang apa adanya ini Putri Mei Lan, andai aku bisa meminta pada Kaisar agar menjadikan dirimu sebagai anak angkatku saja dari pada harus menjadi selirnya." Binar dimata Meilan terlihat. Ini suatu harapan baru untukku.

"Bisakah begitu Yang Mulia? Dengan senang hati hamba menjadi putri angkat Anda." Ibu Suri tersenyum singkat.

"Sayangnya tidak Putri Mei Lan, tetapi aku akan meminta Kaisar agar tidak mendekatimu dan membiarkan dirimu menjadi tumbalnya." Mei Lan bersujud mengucap terima kasih pada Ibu Suri.

"Terima kasih atas kemurahan hati Anda Yang Mulia. Terima kasih, semoga Anda panjang umur."

"Bangunlah putriku, jangan seperti ini. Kemari mendekatkan pada Ibu." Dengan senyum bahagia Meilan mendekati Ibu Suri.

"Sedari dulu aku sangat ingin memiliki seorang putri agar bisa mendandaninya dan menghabiskan waktu bersama."

"Tentu Ibu, hari ini pun kita bisa memulai untuk menghabiskan waktu bersama."

"Aku sangat penasaran akan dirimu Putri Mei Lan. Bisakah kau memberitahukan diriku apa bakatmu?" Mei Lan tersenyum sopan.

"Apapun bisa saya lakukan jika bersama Ibu Suri."

"Bagaimana dengan melukis?"

"Dengan senang hati, hamba bisa melukis dengan Anda."

***

Malam harinya Ibu Suri khusus datang ke kediaman sang Kaisar.

"Ibu, Ada apa?"

"Yang Mulia, hamba datang kemari karena ingin meminta sebuah permintaan." Liu Jiang menaikkan alisnya.

"Apa yang ingin Ibu pinta dariku sehingga di malam yang dingin ini rela mendatangi kediamanku?" Ibu Suri tersenyum kecil.

"Putri Xiao Mei Lan, aku ingin ia menjadi putriku. Dengan itu hamba berharap Yang Mulia bermurah hati dengan tidak mendekatinya. Hamba sudah menyayangi Putri Mei Lan sepenuh hati hamba."

Sejak saat itu berita akan kedekatan Ibu Suri dan Putri Mei Lan menyebar. Kaisar yang tidak mengetahui Meilan tentu saja memberi izin untuk membuat ibunya senang.

Lagi pula sembilan belas selir sepertinya cukup untuk keperluan Kaisar hingga tahun depan pemilihan selir dilakukan kembali. Tanpa tahu bahwa persetujuan itu membuat para Selir merasa kecolongan dengan Meilan, dan mengeluarkan aksi untuk mencari perhatian Kaisar juga Ibu Suri.

***

"Kue ini sangat enak. Ibu tidak pernah merasakan kue seenak dan selembut ini, apa namanya?"

"Itu hanyalah kue biasa Ibu, tidak ada yang istimewa." Balas Meilan. Lagipula itu memang kue biasa dikehidupannya dulu. Kalian tahu kue bolu kan?

"Apa ini kue dari Kerajaan Selatan?" Meilan menggeleng.

"Bukan Ibu, itu adalah kue kreasi." Ibu Suri mengangguk paham.

"Selain melukis, berpuisi, memainkan musik, bernyanyi, membuat kue, dan menyulam. Apalagi yang kau lakukan disaat waktu senggang Putri Mei Lan?"

"Aku tidak tahu Ibu, aku tidak pernah merencakan hariku. Semua mengalir begitu saja. Apakah Ibu Suri ada ide untuk hari ini?" Tanya Meilan pada Ibu Suri yang masih menikmati kue buatannya.

"Apa kau menyukai sesuatu yang biasa dilakukan para pria?"

"Aku bisa melakukannya jika bersama Ibu."

Vote and Comment!

Queen of Emperor [OPEN P.O]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang