01. Something Bad

3.7M 247K 172K
                                    

Warning :Teruntuk yang membaca ulang alangkah baiknya untuk tidak spoiler, hargai pembaca baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning :
Teruntuk yang membaca ulang alangkah baiknya untuk tidak spoiler, hargai pembaca baru. Pembaca baru apabila tidak ingin terkena spoiler disarankan untuk tidak scroll isi komentar.


Happy Reading~



Aku terdiam duduk di depan meja belajar. Sudah dua setengah jam berlalu, dan yang ku lakukan hanyalah terus melamun dengan sepasang earphone yang menyumbat telinga, tersambung ke sebuah iPod tua berwarna silver yang sudah tak mulus lagi.

Syukurlah masih berfungsi dengan baik.

Hujan deras diluar mengguyur Seoul, beruntung ku nyalakan volume dengan cukup keras hingga membuat suara hujan yang berisik itu tersamarkan.

Sedikit...

I'll be loving you (forever) oleh New Kids on The Block, mengalun pelan. Mengiringi malamku yang rasanya kelabu.

Lagu kuno, tahun 80-an.

Sembari lagu mengalun, aku menatap sebuah ring note tebal yang tergeletak di atas meja belajar setiap hari.

Sebuah buku kenangan, namun bukan diary. Buku dengan judul "DEAR J" yang kutulis sendiri dengan spidol berwarna-warni.

Bukuku semasa SMA, sebuah catatan kecil menarik tentangku dengan seorang anak laki-laki yang memiliki senyum terindah.

Saat membuka halaman demi halamannya, aku tertawa kecil. Tertawa karena teringat dirinya, laki-laki yang aneh dan menyenangkan dengan caranya sendiri.

Ada banyak foto di dalamnya, foto-foto dirinya, dan sesekali foto kami berdua yang iseng ku jadikan sebagai lembaran. Kemudian mengenangnya, dan selalu ku buka setiap hujan turun.

Sekarang, akan ku ceritakan siapa laki-laki itu. Bernostalgia sedikit mungkin tidak masalah, aku pun tak bermaksud melupakannya sama sekali.

Walaupun pedih...


-----oOo-----


"PR matematikamu udah selesei belom?"

Aku tersenyum, kemudian mengangguk kearah Yuqi. Dia teman sebangku sekaligus sahabatku.

"Beneran? Tumben?"

Entah dia meledek atau benar-benar terkejut, aku hanya tertawa.

"Bukan dong, Jeno yang ngerjain" gelakku.

"Hngg, enak banget yang punya pacar pinter" gadis cantik dengan rambut keritingnya itu mendengus, kemudian mengambil buku matematika yang ku sodorkan untuknya.

[✔] 1. DEAR JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang