18

2.1K 203 43
                                    

Rumah sakit
Pagi, 7:40
Tae pov

Sunghoon memasuki kamarku tanpa mengetuk pintu. Tatapannya langsung mengarah ke mataku, ya.. mungkin saja mataku sembab dan merah.

"apa kau baik2 saja" ucapnya.

"dimana seokjin. Apa yang sudah kau katakan kepadanya"

"jadi seokjin sudah pergi"

"berhentilah berpura2 bodoh hyung. Apa kau ingin aku berlari dan mencari seokjin sekarang juga"

"hei. Jahitanmu masih sangat basah"

"walaupun jahitannya terbuka tak apa. Toh tusukannya tidak dalam. Aku hanya akan mati kehabisan darah tapi sepertinya darahku masih cukup jika aku mencari seokjin dengan segera"

"apa kau bodoh"

"aku memang bodoh karena aku membiarkan seokjin pergi"

"percayalah ini yang terbaik untuk kalian"

"baik seperti apa hyung" aku merasa perih diujung hidungku.
Rasa sesak didadaku berubah menjadi panas. Seketika air mata sial itu menetes didepan hyung.
Aku sungguh ingin terlihat kuat sekarang. Agar mereka tau, aku bisa melawan mereka sendirian.
Sendirian..
Bodoh.. memang untuk apa aku berjuang melawan mereka sendirian.
Sebenarnya apa yang mereka katakan kepada seokjin kenapa dia tak kunjung kembali. Apa dia benar2 meninggalkanku.
Menyebalkan. Sungguh menyebalkan.
Aaarrrrrgggghhhh.. aku muak. Aku sungguh merasa muak. Aku sangat ingin berteriak sekarang.

~~

Semenjak saat itu aku selalu memperhatikan pintu berharap seokjin masuk ke dalam kamarku.
Walaupun aku tau semua telah berakhir namun dengan idiotnya aku masih berharap seokjin membuka pintu atau mengejutkanku dengan datang pagi2 sekali dengan senyuman ramahnya.

Keadaanku berangsur membaik tapi kejiwaanku semakin memburuk. Aku semakin tidak bisa menahan air mataku.
Pernah saat dokter sedang memeriksaku, air mataku tiba2 menetes saat aku melihat sisi kananku, aku teringat seokjin pernah tidur disana.

1 minggu kemudian aku diperbolehkan pulang dengan dibekali paroxetine dan jika habis dengan bebas aku bisa mengambilnya di rumah sakit ini.

Bangsat. Mereka lebih memilih aku ketergantungan dengan obat daripada menarik seokjin kembali.

Dorm
Pagi, 8:40

Sesampainya di dorm aku mengemasi pakaianku.
Saat memindahkan pakaian ke koper aku baru sadar jika aku terlalu banyak memiliki pakaian.

Lalu aku hanya memilih pakaian yang biasanya seokjin pilih untukku.
Bahkan disaat2 seperti ini aku masih memikirkannya.
Fikiranku kembali kacau. Aku duduk meringkuk di kasur dengan sesekali menjambak rambutku dengan kasar.
Aku berteriak hampir tanpa suara, aku hanya mengeluarkan udara sesak yang terus ingin menguap didalam dadaku.
Kenapa begitu sakit.
Kenapa begitu sakit.
Aku tau ini semua berakhir.
Aku tau bahkan jika aku menyiksa diriku sampai matipun aku tak akan bisa mengembalikan seokjin kedalam pelukku.
Aku ingin bertemu dengannya.
Paling tidak katakanlah jika ini semua maumu jin, kenapa kau lakukan ini kepadaku.
Aku sangat mencintaimu, aku sungguh merasa kosong tanpamu.
Katakan jika ini memang maumu.
Katakan jika semua ini benar2 telah berakhir.
Katakan.
Aku mohon katakanlah.

AAAAAAARRRRRGGGGHHH

Tanpa sadar aku berteriak.
Aku berbaring tapi tubuhku masih meringkuk.

Aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat dengan cepat.

Kriiieek

"huuh.. kau membuatku terkejut. Aku kira kau kenapa2" ucap sunghoon hyung.

Kau kira saat ini aku tidak kenapa2 hyung. Kenapa kalian berfikir perasaan yang kian menyiksa ini hanya biasa saja. Apa kalian tidak pernah kehilangan.

Secret dating ✔Where stories live. Discover now