2nd (You Like It, Don't You?)

3.5K 424 27
                                    

“Shua, apa dosaku ya sehingga aku harus mengenal makhluk mengerikan seperti Lee Taeyong?”

Joshua yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya, terpaksa menghentikan kegiatannya karena sedari tadi pipinya terus-terusan dicolek oleh ibu jari kaki Jennie. Pemuda itu menepis kaki Jennie dari wajahnya.

“Kenapa sih? Kamu ini seperti menjadi orang yang paling menderita saja hanya karena mengenal Taeyong. Bagaimana manusia tampan seperti Lee Taeyong dapat kamu samakan sebagai makhluk yang mengerikan? Dia tampan dan juga pandai menaklukan hati kaum hawa,” kata Joshua pada sahabatnya.

Jennie mengerucutkan bibirnya. “Tampan sih. Tapi dia kan player yang sudah tidur dengan banyak wanita,” cibirnya pelan.

Joshua menaikkan satu alisnya. “Lalu? Itu kan hanya rumor belaka. Belum tentu kebenarannya seperti itu. Lagipula, memangnya kamu ini gadis suci yang masih virgin?”

PUK!

Jennie melemparkan bantal tepat mengenai wajah Joshua. “Menyebalkan! Lebih baik aku cerita kepada Moon Bin, dibanding cerita padamu! Moon Bin selalu mendengarkan keluh kesahku. Tapi, kamu? Kamu bahkan senang meledekku!” gerutu Jennie pada Joshua.

“Mengapa tidak cerita pada Miyeon saja? Dia wanita, pasti dapat mengerti perasaanmu,” celetuk Joshua sekenanya.

Jennie melotot. Ia bergegas turun dari ranjang dan mencengkram kerah kaus Joshua. “Awas saja kalau kamu sampai memberitahu Miyeon perihal musibah yang menimpa diriku! Awas saja kalau Miyeon tahu mengenai aku dan kakak tirinya yang—“

“Berciuman dengan mesranya? Tidak akan. Tidak ada untungnya juga bagiku untuk memberitahu Miyeon perihal hubunganmu dengan Taeyong. Kamu bahkan bukan selebriti yang menjadi incaran publik.” Joshua mendorong bahu Jennie agar sahabatnya itu melepaskan cengkramannya.

“Nah, sekarang biarkan aku fokus mengerjakan tugasku. Jangan ganggu aku dulu. Aku bosan tahu mendengar kamu tidak hentinya menyerukan nama Taeyong. Kamu bilang kamu tidak peduli padanya. Kamu bilang padaku bahwa apa yang terjadi di antara dirimu dan dirinya merupakan sebuah musibah. Akan tetapi, kamu yang terus-terusan merengek dan membahas dirinya membuatku berpikir bahwa sesungguhnya kamu peduli terhadap dirinya dan ciuman kalian telah mengubah pandanganmu terhadap dirinya,” kata Joshua yang sudah kembali sibuk dengan buku catatan dan laptopnya.

Jennie mengulurkan tangannya dan memberikan toyoran di pelipis Joshua. “Kamu juga. Jangan sok belajar jika sadar bahwa otakmu bahkan berukuran terlalu kecil untuk menampung semua materi yang diajarkan. Sudah lah. Tidak perlu mengerjakan tugas. Aku memiliki firasat bahwa kamu akan kembali mengulang di mata kuliah ini,” ucap Jennie sekenanya.

Joshua mendengus. Kalimat Jennie sama sekali tidak memiliki kaitan dengan kalimat yang diucapkan oleh Joshua. Akan tetapi, kalimat Jennie benar-benar tepat menusuk ulu hati Joshua karena berdasarkan kepada fakta yang ada.

“Miyeon mana ya? Dia lama sekali mengambil camilan,” keluh Joshua yang sudah mulai merasa kelaparan.

Saat ini, Jennie dan Joshua memang sedang berada di dalam kamar Miyeon. Rumah Miyeon sering menjadi basecamp bagi Jennie, Joshua, dan Moon Bin. Untuk kali ini, Moon Bin berhalangan hadir karena dirinya memiliki urusan pribadi yang harus segera dia selesaikan. Well, tentu saja ini menyangkut nama Hwang Eunbi. Karena hanya Eunbi lah yang memiliki kuasa untuk menyita waktu Moon Bin yang berharga.

“Kamu ini. Tidak bisa sabar sedikit ya? Sudah bertamu tapi kelakuanmu seperti manusia yang tidak tahu diri,” komentar Jennie pada sahabatnya.

Jennie mengambil ponselnya di ranjang dan mulai mengutak-atik ponselnya sembari bersandar pada punggung Joshua yang duduk membelakangi dirinya. Gadis itu asik mengamati layar ponselnya ketika tiba-tiba ia berseru.

Kissing Booth (Jenyong)Kde žijí příběhy. Začni objevovat