8th (Just Like Candy On My Lips)

3K 336 76
                                    

"Shua, celana dalam Victoria's Secret punyaku, kamu kemanakan lagi? Aku tidak sudi ya jika celana dalamku kamu gunakan sebagai referensimu untuk membelikan hadiah untuk salah satu wanita simpananmu!"

Seruan Jennie memenuhi penjuru kediaman keluarga Kim. Untungnya, Sehyoon saat ini tidak sedang berada di rumah. Pemuda itu sedang memiliki janji.

Jennie berjalan cepat menuju kamarnya. Kala ia membuka pintu kamarnya, ia mendapati Joshua yang sedang melakukan video call bersama junior yang akhir-akhir ini menjadi incarannya, Yeh Shuhua.

"Kamu sembunyikan dimana lagi celana dalamku?!" gertak Jennie pada Joshua.

Joshua dengan panik melakukan gestur sebagai kode agar Jennie berhenti berteriak. Ia ingin menjaga citranya di depan sang pujaan hati. Sementara Jennie sendiri tampaknya tidak peduli dengan kondisi sahabatnya.

"Sini kamu!" Jennie beringsut mendekati Joshua. Jemarinya mencengkram kerah kaus Joshua. "Kenapa senang sekali sih mencuri barang-barang milikku? Celana dalam, lingerie, body lotion, parfum....semuanya kamu ambil! Kamu ini kleptomania atau apa sih?"

Joshua meringis. Apa yang dikatakan oleh Jennie benar adanya. Ah, terkecuali tuduhan Jennie mengenai Joshua yang seorang kleptomania. Pemuda itu sama sekali tidak mencuri barang-barang milik Jennie. Ia hanya meminjamnya sebentar sebelum kemudian mengembalikannya. Joshua juga bukannya memiliki pikiran kotor terhadap Jennie sehingga nekat melakukan hal tersebut. Joshua bahkan tidak memandang Jennie sebagai seorang perempuan. Jennie terlalu bar-bar dan tipe ideal Joshua merupakan wanita lemah lembut serta lugu.

Joshua sering meminjam barang-barang milik Jennie untuk dia jadikan referensi ketika dirinya hendak memberikan kejutan kepada salah satu selirnya.

“Jennie, jangan teriak-teriak begitu. Aku sedang bicara dengan Shuhua,” desis Joshua pada Jennie.

Jennie melirik layer laptop Joshua dan mendapati juniornya––Yeh Shuhua yang sedari tadi memandangi Jennie dan Joshua dengan tampang polosnya.

Tampang Jennie yang tadinya garang, kontan melembut. Ia tersenyum manis pada Shuhua. “Halo. Kamu temannya Eunbi kan? Perkenalkan, aku temannya Moon Bin. Kamu kenal Moon Bin kan?” sapa Jennie pada Shuhua.

Belum sempat Shuhua menanggapi kalimat sapaan Jennie, Joshua sudah mendorong pipi Jennie yang sempat memenuhi layer laptop. “Sana pergi. Jangan ganggu,” usir Joshua pada Jennie.

Jennie mendelik. “Heh! Kamu pikir, ini kamar siapa?! Seenaknya saja mengusir orang lain!” sungut Jennie pada Joshua.

“Pergi sana. Berkencan Bersama Taeyong atau memasak untuk Taeyong. Jangan mengganggu percakapanku dengan Shuhua. Dia takut padamu, senior yang terkenal galak dan bar-bar,” ucap Joshua sekenanya.

Jennie mendengus kesal. Terkadang, sahabatnya memang terlalu santai dengan dirinya sehingga seringkali bertingkah sesuka hatinya. Well, sebenarnya Jennie juga tidak jauh berbeda dengan Joshua dalam hal ini.

“Shuhua, kenapa kamu mau didekati oleh Shua? Dia kan player.” Jennie sengaja memancing keributan dengan membuka kartu Joshua di depan Shuhua.

Shuhua mengerutkan keningnya. Ia tampak sedang berpikir keras. “Memangnya….Shua Sunbaenim sedang mendekatiku? Katanya…Shua Sunbaenim hanya ingin menjadi senior yang baik saja, mengajari hal-hal yang aku tidak bisa.”

Jennie nyaris tersedak mendengar tanggapan yang dilontarkan oleh Shuhua. Mengajari gadis itu? Cih! Jumlah mata kuliah dimana Joshua dinyatakan lulus saja…bisa dihitung oleh jari. Yah, intinya Joshua sering mengulang mata kuliahnya karena terlalu asik berkencan dengan hampir separuh penghuni kampus.

Kissing Booth (Jenyong)Where stories live. Discover now