14th (Oppa!)

2.4K 327 76
                                    

Tahu apa reaksi yang Sehyoon berikan kala dirinya mengetahui bahwa adiknya sudah melakukan hubungan intim dengan kakak tiri dari kekasihnya? Ada yang bisa menebak?

Ya, benar. Sehyoon segera menyeret Jennie dan Taeyong. Pemuda itu membawa Jennie dan Taeyong untuk menghadap orangtua kedua belah pihak. Sehyoon sama sekali tidak marah. Ia hanya panik dan ingin buru-buru menikahkan Jennie dengan Taeyong sebelum keduanya ketagihan melakukan hubungan intim tanpa ikatan yang jelas. Lebih baik dinikahkan saja daripada berbuat dosa terus. Begitu yang ada di pikiran Sehyoon.

“Eomma, Appa. Jennie dan Taeyong sudah melakukan hal yang tidak senonoh. Ada baiknya jika mereka segera dinikahkan.” Kalimat itu yang Sehyoon ucapkan kepada kedua orangtuanya ketika dirinya hendak meminta restu dari kedua orangtuanya untuk menikahkan sang adik dengan tetangganya.

Kedua orangtua Jennie dan Sehyoon––Kim Heechul dan Ahn Hani hanya menghela napas. Sedangkan Jennie tampak mendelik, melemparkan tatapan garangnya pada sang kakak yang tidak bisa menyaring kalimatnya.

Hani melambaikan tangannya ke udara. Tampangnya masih tetap tenang. “Yakin mereka berdua ingin menikah sekarang? Sehyoon-ah, melakukan hal yang seperti itu merupakan hal yang wajar bagi sepasang kekasih. Yang penting kan Jennie tidak hamil ketika masih kuliah.” Hani beralih pada Jennie. “Kamu menggunakan kondom kan ketika melakukannya dengan Taeyong?”

“Uhuk! Uhuk!” Taeyong yang sedari tadi hanya mampu terdiam di tempat, tersedak ludahnya sendiri karena mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh calon mertuanya.

Jennie menggigit bibir bawahnya. Kedua pipinya sudah merah sempurna. Ia tahu betul mengapa sang kakak tidak pernah bisa menyaring ucapannya. Itu semua merupakan turunan dari Heechul dan Hani.

“Ngg….kami tidak mengenakan kondom. Saat itu, kami melakukannya karena sama-sama sedang mabuk. Tapi, kami melakukannya ketika aku sedang tidak berada di masa subur,” gumam Jennie pelan.

“Eomma! Kenapa jadi membicarakan kondom? Tetap saja. Yang namanya dosa ya dosa. Mereka berdua harus segera dinikahkan!” seru Sehyoon dengan tatapannya yang berapi-api.

Sementara Heechul sang ayah, sama tenangnya seperti Hani. “Tapi, kalau pun Jennie hamil saat masih kuliah…bukannya tidak masalah? Sekarang jamannya sudah modern. Bukankah seharusnya kita senang karena Jennie memiliki anak dari Taeyong? Setidaknya, Lee Taeyong ini akan memperbaiki keturunan, memproduksi bocah yang cantik atau pun tampan.”

“Dan juga gagah. Tidak kemayu seperti dirimu,” celetuk Hani asal, membuat Heechul mengerucutkan bibirnya.

“Eomma, Appa. Kami belum mau menikah,” rengek Jennie kepada kedua orangtuanya.

“Yang mau menikah itu Sehyoon Oppa. Bukannya aku dan Taeyong,” lanjut Jennie lagi.

“Kalau kamu bagaimana, Lee Taeyong? Apakah kamu belum mau menikahi puteriku? Kira-kira butuh waktu berapa lama hingga kamu siap menikah dengan Jennie?” tanya Heechul pada Taeyong.

Taeyong melirik Jennie sekilas sebelum kemudian memberanikan dirinya membalas tatapan Heechul. “Ngg…sebenarnya aku memang berencana untuk menikahi Jennie. Tapi, aku sedang mengumpulkan uang untuk melamar Jennie dan membiayai pesta pernikahan kita. Rencananya, setelah lulus kuliah aku akan segera melamar Jennie karena sudah ada perusahaan yang tertarik untuk merekrut diriku sehingga aku tidak terlalu khawatir akan masa depanku dengan Jennie.”

“Kenapa tidak sekarang saja? Menunda-nunda itu tidak baik. Nanti, setannya lewat lagi dan kalian akan melakukan maksiat lagi,” celetuk Sehyoon.

“Kemarin kan Oppa yang memberikan syarat-syarat aneh kepada Taeyong untuk menikahi diriku,” cibir Jennie pada sang kakak.

Heechul beranjak menghampiri Taeyong sebelum kemudian memberikan tepukan ringan di pundak Taeyong. “Lee Taeyong, kamu tidak perlu bersusah payah memikirkan biaya pernikahanmu dengan Jennie. Untuk apa kamu mnemiliki calon mertua yang kaya jika kamu tidak memanfaatkannya? Tenang saja. Kami lah yang akan membiayai pesta pernikahanmu dengan Jennie. Kurasa, kedua orangtuamu juga tidak keberatan untuk membantu kami.”

Kissing Booth (Jenyong)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora