-Melayani Kaisar Miao-

4.1K 375 7
                                    

Yi Nian Hua tidak pernah membayangkan dirinya akan dapat melihat pemandangn selain dari pepohonan, hewan dan gubuk tua nenek Yi, namun kini, dia berada di luar itu semua, dimana banyak orang berlalu lalang, sesekali orang akan berhenti dan menatapnya dengan tatapan aneh, yang paling membuat Yi Nian Hua kagum adalah banyak benda yang di jual di tengah pasar namun sayangnya dia tidak dapat membelinya, dia hanya dapat melihatnya dari dalam kereta kuda, sesekali dia akan menyeruakan kepalanya keluar jendela untuk mengamati suasana ramai dan riuh pasar.

"Kita telah sampai...",

Suara pelayan Huang menyadarkannya, ketika mereka telah sampai di depan sebuah gerbang besar dan tinggi, demgan dijaga oleh dua orang penjaga dengan wajah menyeramkan pada kedua sisinya.

"Ini dimana, bibi Huang?", Tanya Nian Hua penasaran.

Pelayan Huang menoleh, tersenyum melihat sorot kekagumam Nian Hua yang begitu jelas, lalu kemudian dia menjawab, "Tentu saja istana kekaisaran Miao, Nian Hua, apalagi?",

Nian Hua hanya mengangguk kemudian mengekor dibelakang pelayan Huang yang tengah menunjukkan stempel khusus miliknya, yang Nian Hua tidak tau apa maksudnya.

"Baik, silahkan masuk, Pelayan Huang..", Ujar salah seorang penjaga gerbang kemudian memberikan isyarat agar pintu gerbang di buka, meski yang dibuka adalah gerbang kecil di sebelah kiri gerbang besar nan tinggi yang di kagumi Nian Hua tadi.

Dan hal ini membuat Nian Hua mengernyit, berjalan lebih cepat dan menyamakan posisi dengan pelayan Huang. Bertanya : "Bibi Huang, kenapa kita masuk lewat gerbang kecil? Kenapa tidak gerbang besar disana?",

Pelayan Huang tertawa kecil.

"Gadis lugu, gerbang utama hanya untuk orang-orang penting saja, kita para pelayan hanya boleh melewati gerbang kecil disini...", Jelas pelayan Huang masih tertawa.

Nian Hua mengangguk, menunjukkan raut wajah polosnya.

"Huaa!",

Suara pekikkan membuat pelayan Huang dan Nian Hua terhenti, menoleh ke sisi sebelah kanan, dimana seorang pemuda terlihat tengah menunggangi kuda yang mencoba merontah. Nian Hua yang sejak lahir memiliki jiwa sebagai penyayang hewan dengan cepat bergegas kearah sana, meninggalkan pelayan Huang yang berteriak memanggil namanya, namun tidak di gubrisnya.

"Turunkan---turunkan aku! Siapapun tolong!!!", Pemuda itu masih berteriak.

Nian Hua telah sampai di kerumunan orang disana, menerobos, dan berhenti sejenak.

Pandangan matanya terpaku pada leher kuda, sebelum akhirnya dia menerjang maju dan menyentuh kuda itu. Berbisik : "Sttt, tenanglah kawan, ada apa..?",

Kuda itu mengeluarkan suara khas kudanya, seakan menjawab pertanyaan Nian Hua, dan anehnya, gadis itu mengangguk, kemudian mengusap lembut wajah dan leher sang kuda.

"Turunlah, tuan.", Tukas Nian Hua ketika kuda itu sudah lebih tenang, sementara pemuda itu dengan cepat melompat turun.

Dengan tubuh gemetaran, pemuda itu hendak menendang sang kuda, seraya memekik, "Kuda gila!",

"Tunggu!", Nian Hua menghentikan tujuan sang pemuda, "Dia tidak gila, itu hanya karna kalian mengikat talinya terlalu kencang, membuatnya kesakitan dan sulit bernapas, kalian yang gila...",

Pemuda itu melonggo, "Apa?! Kau---pelayan darimana kau hah! Beraninya kau mengatakan pria bangsawan ini gila?!",

"Bangsawan?", Nian Hua tertawa sinis, "Bangsawan apa yang tidak mengerti caranya berkuda dengan benar?",

Pemuda itu mengepalkan kedua tangannya, hendak memukul Nian Hua, namun sebuah tangan menghentikannya.

"Tuan muda Rong, apakah bangsawan di ajarkan untuk menindas seorang perempuan yang lemah?", Suara penuh penekanan itu membuat sang pemuda sombong ketakutan, kemudian segera bergegas pergi bersama rombongannya.

Sementara Nian Hua hanya berdiam kaku di tempatnya, menatap pria di hadapannya, dia tanpa sadar terpesona.

Alis hitam, mata tajam, hidung mancung, bibir yang sedikit pucat, rahang tegas, apakah pria ini benar-benar manusia???

"Nona, kau tidak apa-apa?", Tanya pria itu.

Nian Hua mengangguk, "Terima kasih, tuan telah menyelamatkan saya...",

"Tidak perlu terima kasih, sudah keseharusan, yang tadi adalah putra seorang pejabat, sepertinya secara sembarangan mengambil kuda di kandang istana...", Tukas pria itu membalas.

Nian Hua kembali mengangguk, tidak sadar pelayan Huang telah sampai di sisinya.

"Pelayan ini memberi hormat pada jendral Xian..", Pelayan Huang membungkuk.

Nian Hua yang masih berdiri binggung langsung di paksa pelayan Huang untuk ikut membungkuk bersamanya, "Tidak perlu begitu formal, bangunlah.",

"Terima kasih, Jendral Xian.", Pelayan Huang kembali berterima kasih diikuti Nian Hua.

Jendral Xian, pria itu tadinya hendak menemui Kaisar Miao di kamarnya, namun ketika mendengar suara teriakan dia langsung menghentikan langkahnya untuk mengamati, hingga akhirnya dia berhenti disana dan mendapati seorang pemuda tengah menunggangi kuda yang terlihat mengamuk. Selang beberapa detik kemudian, seorang gadis muncul, dengan sigap dan hati-hati juga lembut menenangkan kuda berwarna coklat itu.

Mendengar penjelasan gadis itu, entah kenapa Jendral Xian tersenyum. Seakan, ada ide gila dan tidak masul akal di dalam otaknya, dan melihat pemuda arogan itu hendak memukul Nian Hua, dia dengan segera melesat kearahnya, menahan tangan pemuda itu dari memukul Nian Hua.

"Bibi Huang, ini---", Dia menatap Nian Hua yang tertunduk dengan wajah merona.

Pelayan Huang juga ikut melirik Nian Hua, sebelum akhirnya dia menjawab, "Dia adalah Yi Nian Hua, pelayan baru. Nian Hua adalah cucu kenalan saya...",

"Oh? Apakah bibi sudah menentukan akan di tempatkan dimana Nian Hua? Jika tidak, mungkin aku bisa memberikan saran...",

Pelayan Huang tersenyum, "Untungnya belum.",

"Bagus!", Jendral Xian tersenyum lega, sebelum akhirnya dia menatap Nian Hua. "Nona Yi, ikutlah denganku, kebetulan di kediaman Kaisar sedang kekurangan orang.",

Pelayan Huang terkejut, tujuan utama memang menjadikan Nian Hua sebagai penangkal kutukan Kaisar Miao, tapi dia tidak menyangka jika akan secepat ini mempertemukan mereka, Nian Hua masih tidak mengerti apapun, jika dia langsung melayani Kaisar Miao, entah apa yang akan terjadi.

"Ini---", Pelayan Hua sedikit berani menyuarakan keberatannya, namun Jendral Xian dengan cepat menyakinkannya.

"Aku akan bertanggung jawab, Bibi Huang. Tenang saja...",

Pelayan Huang mengangguk ragu, sebelum akhirnya setuju dan menyerahkan Nian Hua pada Jendral Xian.

"Bibi, a---apa yang terjadi? Aku tidak mengerti...",

Gadis itu terlihat sedikit panik, namun Pelayan Huang mencoba menyakinkannya dengan menepuk punggung tangan Nian Hua.

"Tenang, Nian Hua.",

"Tapi---",

Pelayan Huang kembali menepuk punggung tangan Nian Hua.

"Kau akan melayani Yang Mulia Kaisar Miao...",

Nian Hua membeku.

"Apa?!",

Tbc.


Cursed EmperorWhere stories live. Discover now