-Menjaga jarak-

3.7K 350 28
                                    

"Apa dia masih mengurung diri di dalam kamarnya?",

Jendral Xian mengangguk pelan, berharap Kaisar Miao itu tidak mengamuk.

"Mau sampai kapan dia bersembunyi seperti itu?!", Sun Miao berdecak kesal.

Jendral Xian hanya diam, masih berharap bahwa kedamaian akan tetap berlanjut.

"Tidak bisa, aku harus memberinya pelajaran tentang tata krama dan cara bekerja yang benar di istana ini. Bagaimana dia bisa mengabaikanku selama beberapa hari ini tanpa alasan yang jelas, dan mengabaikan pekerjaannya?!", Sun Miao menyergah, berjalan menerobos melewati Jendral Xian yang berdiri kaku dan gelisah.

Berjalan sedikit cepat, Sun Miao menerobos bahkan meneriaki siapapun yang berada di jalur jalannya. Semua orang yang melihat bahwa Sun Miao berada di dalam kondisi tidak baik merasa heran dan bertanya-tanya siapa yang telah menyulut api dan menuangkan minyak hingga Sun Miao terlihat begitu marah.

"Yi Nian Hua!",

Brak!

Kamar Nian Hua terbuka, memperlihatkan kesederhanaan ruangan di dalamnya. Terlihat kesunyian dan juga tidak adanya bayangan siapapun di sana, sampai akhirnya Sun Miao menempatkan pandangannya pada ranjang kecil didepannya.

"Nian Hua?!",

Sun Miao menerjang masuk, meraih tangan Nian Hua yang terasa dingin juga gemetaran.

"Ti---tidak---Yang Mulia, jangan!!!",

Terdengar racauan Nian Hua yang memenuhi ruangan kamar, hal ini membuat Sun Miao panik dan mengernyit. Dia menolehkan wajahnya kearah Jendral Xian tanpa melepaskan genggaman tangannya pada tangan Nian Hua, lalu dengan dingin bertanya : "Apa yang sebenarnya terjadi padanya, kenapa kau diam saja dan tidak memberitahuku jika dia sedang tidak sehat?!",

Jendral Xian segera bersujud, dengan ragu membalas, "Yang Mulia, Hamba bersalah. Hamba telah lalai dalam bertugas, Nian Hua meminta saya untuk merahasiakan ini semua dari anda. Dan---tabib sudah memeriksanya, mengatakan bahwa---",

"Bahwa apa?!", Sun Miao memekik.

Jendral Xian merunduk, "Nian Hua mengalami trauma, dan hal itu terjadi karna Yang Mulia melakukan sesuatu kepadanya ketika anda tengah demam tinggi waktu itu...",

Deg!

Ini sebabnya Nian Hua mengurung diri di kamar, bukan karna dia malas melaksanakan tugas ataupun menghindari diri dari bekerja padanya. Tapi gadis itu sedang mengalami sakit juga trauma akan sesuatu yang tidak dia ingat pernah dia lakukan pada Nian Hua, lalu apa yang sebenarnya dia lakukan pada Nian Hua?

"Keluar.",

Jendral Xian mendongak, "Ya, Yang Mulia?",

"Aku bilang keluar!",
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Frustasi, Sun Miao memaksakan dirinya menjaga Nian Hua pagi, siang dan malam. Bahkan melewatkan rapatnya bersama para pejabat juga mengabaikan fakta bahwa putri Jiang An yang dikirim oleh kerajaannya untuk melakukan aliansi kerja sama, yang Sun Miao ingat perempuan itu yang menyebabkannya dan Nian Hua berada di dalam situasi ini. Dan dia akan memastikan putri dan kerajaannya itu akan hancur lebur setelah Nian Hua pulih, tidak peduli bagaimana tanggapan orang-orang tentangnya.

Mengatakan soal pulih, Nian Hua sudah terlihat lebih baik. Dia lebih banyak tidur dan hanya membuka mata ketika Sun Miao memintanya meminum obat, obat untuk demam dan penenang.

Ini telah memasukki musim penghujan, dan suhu di sekitar menjadi lebih rendah daripada biasanya. Memyebabkan tubuh gemetaran menahan dinginnya hembusan angin, hal inilah yang menjadikan Sun Miao berinisiatif untuk menghangatkan Nian Hua dengan cara naik keatas ranjang kecilnya dan memeluknya dengan erat.

Seperti sekarang, Sun Miao membiarkan Nian Hua bergelut malas di bawah tubuhnya. Menyelimutinya dengan selimut tebal, dan memandangi jendela kamar yang menampilkan rintik-rintik hujan yang membasahi seluruh wilayah kekaisaran.

"Nian---Meow~",

Terlambat, Sun Miao sudah terlebih dahulu berubah menjadi kucing kala waktu telah berganti. Sepertinya waktu satu jam Sun Miao benar-benar telah habis, dan yang bisa dilakukannya saat ini hanyalah merangkak naik kearah Nian Hua dan mengunakan tubuh halus dan hangatnya untuk menghangatkan Nian Hua.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sun Miao bermimpi malam itu, di dalam mimpinya ada Nian Hua. Gadis itu tersenyum kearahnya, Sun Miao berjalan mendekat. Namun sosok Nian Hua semakin menjauh, hingga ketika Sun Miao memutuskan untuk berlari mengejar sosok itu semakin cepat menjauh.

Nian Hua!

"Xiao Miao...?",

Sun Miao mengangkat kepala kucingnya, mata-mata kucingnya menangkap sosok Nian Hua tengah setengah terduduk di atas ranjang dengan punggung bersandar pada penyangga.

Meow~ (Kau akhirnya bangun?!)

"Apa kau bertanya apa aku baik-baik saja?", Nian Hua menyunggingkan senyuman, "Xiao Miao, aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menjagaku semalaman, apa kau merindukanku selama ini...?",

Meow!!! (Gadis bodoh, siapa yang sebenarnya merawatmu? Aku!)

"Kenapa?", Nian Hua mengerutkan keningnya dan mengusap pelan kepala Xiao Miao, "Apa kau lapar? Aku juga, tapi---aku sudah lama tidak bekerja. Bagaimana kabar Yang Mulia...?",

Nian Hua merenung, jauh di dalam lubuk hatinya dia sangat merindukan Sun Miao.

"Tidak, aku tidak seharusnya berpikiran seperti itu tentang Yang Mulia!", Nian Hua segera mengelengkan kepalanya, membuat Xiao Miao memiringkan kepalanya sedikit dan bertanya-tanya ada apa dengan gadis itu.

Meow! (Apa yang kau pikirkan gadis kampung!)

"Mm?", Nian Hua menoleh, "Kenapa Xiao Miao? Sudah merasa sangat lapar bukan..?",

Nian Hua mengangkat tubuh munggil Xiao Miao yang sedikit berisi, membawanya keluar setelah membenarkan pakaian dan juga rambutnya. Sebelum itu, dia memutuskan untuk mandi baru setelahnya dia akan pergi ke dapur untuk mencari sedikit makanan untuknya dan juga Xiao Miao. Barulah, setelah itu dia akan menemui Sun Miao untuk memberikan penjelasan karna selama beberapa hari tidak bekerja dan melayaninya.

Sedikit rasa kecewa dirasakan Nian Hua mengetahui bahwa Sun Miao tidak pernah mengunjungi dirinya. Meski dia sadar, dia bukan siapa-siapa bagi Sun Miao. Hanyalah sekedar pelayan dan majikannya, dan dia merasa sedih mengingat kenyataan itu.

"Huft, Perasaan apa ini..???", Gumam Nian Hua seraya melangkah dengan Xiao Miao di dalam dekapannya, pasrah.

"Nian Hua?",

Gadia itu mendongak, menatap ceria sosok di hadapannya.

"Kakak Xian!", Nian Hua segera berjalan setengah berlari kearah Jendral Xian.

Jendral Xian tertegun, tadinya ingin pergi menemui Nian Hua dan mengecek kondisinya, tapi sepertinya dia yang terlalu khawatir hingga tidak tau jika Nian Hua adalah gadis yang kuat.

"Nian Hua, kau sudah sembuh?", Jendral Xian memaki dirinya sendiri di dalam hati, tentu saja dia sudah sembuh.

Gadis itu tersenyum, lalu mengangguk.

"Ka---kakak Xian...",

Jendral Xian mengernyit, "Hm?",

"A---apa Yang Mulia menanyakan tentangku?", Tanya gadis itu sedikit malu.

Jendral Xian mengulas sebuah senyuman, melirik Xiao Miao yang terlihat cemberut.

"Yang Mulia?", Jendral Xian mengalihkan pandangannya, "Oh, Yang Mulia terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan negara akhir-akhir ini. Tenang saja, aku yang merawatnya selama kau sakit, Nian Hua...",

Nian Hua semakin kecewa, rasa sakit di dadanya adalah yang pertama kalinya dirasakan olehnya. Dia tidak tau jika diabaikan seseorang akan semenyakitkan ini, mungkin inilah yang dirasakan Sun Miao ketika semua orang mengabaikan keberadaanya di dalam istana maupun di luar istana.

"Kakak Xian, pegang Xiao Miao sebentar. Aku akan menemui Yang Mulia!",

"Eh?", Jendral Xian terkejut, memegangi Xiao Miao yang semakin cemberut. "Tunggu, Nian Hua!",

Ah, gawat!

Tbc.

Cursed EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang