-Ciuman pertama-

4.3K 389 17
                                    

Jika melayani seorang Kaisar menurut pemahaman dari dalam diri Nian Hua adalah hanya sekedar menyiapkan pakaian, makanan, dan minuman maka Nian Hua mungkin akan menjadi satu-satunya pelayan Kaisar yang naif. Nyatanya, menjadi pelayan Sun Miao bukan hanya sekedar menyiapkan pakaian, makanan dan juga minuman, melainkan melayaninya selayaknya seorang suami---meski tanpa ada kewajiban melayani secara birahi atau kontak fisik berlebih. Namun selama Sun Miao menginginkan, Nian Hua tidak akan bisa menolak ataupun membantah.

Splash!

"Ya---Yang Mulia???", Nian Hua terkejut ketika dengan sebuah tangan menangkap tangannya yang memegangi kain dan tangan lainnya melingkar di pinggul Nian Hua.

Sun Miao rupanya ingin mengerjai gadis desa ini, melihatnya gugup terus-menerus di hadapannya, ada sebuah dorongan untuk sedikit memberi Nian Hua pelajaran karna telah bersikap tidak sopan padanya barusan. Ditambah, dia masih ingat bagaimana Nian Hua memperlakukannya dalam bentuk kucing hitam. Xiao Miao, nama ini bahkan terdengar kekanak-kanakkan meski dia juga sejujurnya menyukainya.

"Kenapa?", Sun Miao bertanya dengan alis terangkat sebelah, "Disini hanya ada kita berdua, kau tau ada berapa banyak perempuan diluar sana yang bersedia memberikan keperawanannya kepadaku, Nian Hua..?",

Nian Hua mengeleng, entah karna terlalu polos atau benar-benar tidak mengerti. Hal ini membuat Sun Miao merasa sedikit jengkel dan membuat sudut bibirnya berkedut, namun dengan segera pria itu menetralkan ekspresinya. Tangan yang menangkap tangan Nian Hua tadi terlepas, beralih kearah wajah Nian Hua dengan jari telunjuk yang terjulur dan menyentuh dagu Nian Hua. Mengangkatnya, hingga pandangan keduanya bertemu.

"Apa kau pernah berciuman?", Tanya Sun Miao penasaran.

Matanya tidak bisa lepas dari bibir munggil berwarna merah mudah milik Nian Hua, belum lagi sesekali Nian Hua akan mengerakkan bibirnya dengan aneh menambah hilangnya konsentrasi Sun Miao akibat terpikat dengan bibir Nian Hua yang mengemaskan itu. Gadis itu terlihat mengeleng, lalu dengan nada yang lugu menjawab : "Belum, Yang Mulia. Apa Yang Mulia pernah berciuman? Ketika saya masih tinggal bersama nenek Yi, saya sering membaca buku yang diberikan oleh kakak Mu padaku. Semua itu adalah tentang dua pasang manusia yang saling mencintai dan selalu berakhir dengan ciuman...",

Sun Miao mengernyit, "Siapa Kakak Mu?",

"Kakak Mu?", Nian Hua tersenyum ceria dan entah kenapa hal itu membuat Sun Miao sedikit jengkel kemudian menuntut jawaban dari Nian Hua. "Kakak Mu adalah teman baikku, dia adalah seorang pedagang keliling. Setiap dia pergi berdagang ketika pulang dia akan membelikanku banyak buku dan juga makanan, mengatakan gadis-gadis muda di ibu kota suka membaca cerita percintaan, untuk itu dia membelikannya untukku. Dia kakak yang baik!",

"Kau menyukainya?", Entah kenapa pertanyaan itu terlontar dari bibir Sun Miao, dan sekarang dia bertambah menyesalinya karna harus melihat senyuman mengembang dengan sedikit rona merah di pipi Nian Hua.

Grab!

Sun Miao dengan gerakan cepat menarik tubuh Nian Hua kearahnya, menempatkan bibirnya pada bibir munggil Nian Hua. Dengan gerakan melumat, Sun Miao meraup semua sudut bibir Nian Hua, tidak mempedulikan bagaimana Nian Hua menolak ciumannya. Panas di dalam dadanya terlalu membara hingga dia tidak peduli konsekuensi setelah ini, dia tidak peduli jika Nian Hua akan marah atau apa. Yang pasti, dia tidak suka ketika Nian Hua tersenyum dan tersipu terhadap pria lain.

"Dengar, kau tidak boleh menyukai pria lain selain aku. Kau mengerti? Aku adalah Kaisar dan kau adalah pelayanku, selama kau menginjakan kaki disini, maka kau sepenuhnya adalah milikku. Aku tidak mengijinkan wanita yang ada di dalam istanaku ini melirik pria lain, ini adalah hukum di istana milikku. Nian Hua...",

Nian Hua mengernyit, tadinya dia terkejut karna Sun Miao mencium bibirnya. Dan bertanya-tanya, kenapa pria itu menciumnya? Setaunya, menurut apa yang dibacanya dari buku pemberian kakak Mu-nya, dua orang yang berciuman adalah dua orang yang saling mencintai satu sama lain. Lalu kenapa diri Sun Miao justru menciumnya?

Apa mereka saling mencintai?

Tentu saja tidak bukan..

"Tapi kakak Mu telah menikah---",

"Kalau begitu mulai sekarang berhenti menyukai pria yang telah beristri itu, Nian Hua..",

Nian Hua mengeleng, hal ini sontak membuat Sun Miao terpancing lagi dan mencoba untuk mencium Nian Hua kembali.

"Hentikan, Yang Mulia---", Protes Nian Hua menutup bibirnya dengan punggung tangan. "Kita tidak saling mencintai, ciuman hanya diperuntukkan bagi orang yang saling mencintai...",

Sun Miao diam, ekspresinya bertambah suram dan gelap mendengar penjelasan Nian Hua yang tidak berbobot.

"Pergi!",

Nian Hua terkejut, "A---apa?",

"Aku bilang pergi, keluar dari kamarku!", Bentak Sun Miao lantang dan keras.

Nian Hua, meski tidak mengerti kenapa Sun Miao mengusirnya namun dia memilih untuk menuruti keinginan Sun Miao dan keluar dari kamar mewah Sun Miao. Sementara Sun Miao mengambil kain yang tadi terjatuh kedalam kolam, mengosokkannya pada tubuhnya dengan kasar.

"Sial!", Pekiknya seraya melemparkan kain ditangannya ke dalam air dengan kasar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kakak Xian, Kenapa Yang Mulia marah padaku?", Tanya Nian Hua gelisah.

Jendral Xian tidak langsung menjawab dan memperhatikan gadis yang tengah duduk di salah satu anak tangga yang menghubungan tanah dan lorong kamar Sun Miao, Kaisar Miao. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mendekat kearah Nian Hua dan menempatkan diri di sampingnya, berkata : "Memangnya apa yang telah kau perbuat hingga Yang Mulia bisa semarah itu?",

Nian Hua mengeleng pelan, kemudian menjelaskan. "Tidak ada, aku hanya membantu Yang Mulia mengosok punggung atas perintahnya. Lalu tiba-tiba Yang Mulia menarik tanganku, dan mencium bibirku. Aku sedikit memberitahunya tentang hubungan dan perasaan ketika dua orang berciuman, Apa yang salah dengan itu?",

"Kakak Xian, bukankah ciuman hanya diperuntukkan bagi dua orang yang saling mencintai. Aku dan Yang Mulia tidak saling mencintai, lalu kenapa Yang Mulia menciumku, Kakak Xian?", Lanjut Nian Hua yang sukses membuat Jendral Xian tertegun.

Disaat bersamaan, pintu kamar Sun Miao terbuka. Sosok pria penuh wibawa, diselimuti jubah kebesarannya yang bermotifkan naga emas dan berwarna hitam dengan garis merah. Tatapan tajam dan aura gelap disekelilingnya menghujam kearah Nian Hua yang merunduk takut, ada sedikit kebinggungan yang tersisa.

"Yang---"

"Jendral Xian, berangkat.", Sun Miao memotong dan mengabaikan Nian Hua yang hendak mengajaknya berbicara. Jendral Xian yang menyadari itu hanya bisa berdiam diri dan pasrah melihat bagaimana Nian Hua terlihat sedih dan kecewa, gadis yang malang.

Maaf, Nian Hua. Kali ini aku tidak dapat membantumu...

Tbc.

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Cursed EmperorOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz