Bagian duapuluhsembilan

8.3K 361 5
                                    

Untuk sementara waktu ku tak bisa melewati ini
Aku merasa akan begitu terpuruk tanpamu
Lalu aku akan tersiksa saat mendengar tentang dirimu dan keberadaanmu
Hingga aku merindukanmu dan membencimu sampai aku tak tahan lagi.

❤❤❤

Cuaca kota Bandung semakin buruk dan hujan pun tidak lelahnya untuk terjatuh. Lain halnya dengan dua orang yang tengah berada di dalam taksi sampai membawa mereka ke tempat tujuan.

Juni dan Grisa sekarang sudah berada berjalan menuju rumah sakit dimana Senio menjalani perawatan.

Ya, sekarang Juni sudah memiliki kepastian akan keberadaan Senio saat Grisa menceritakan semuanya dan Grisa juga sudah berjanji padanya untuk mengantar ke tempat dimana Senio berada setelah pulang sekolah.

Juni sekarang hanya memilih untuk terdiam dengan pikirannya yang terus berkecamuk. Ia lelah memikirkan semuanya dan mengetahui realita yang begitu menyedihkan.

Setelah mengetahui semua hanya air mata lah yang mewakili perasaannya. Ia tidak mampu menahan sesak di dadanya apalagi menampung air mata agar tidak pecah, tapi itu semua sulit. Sangat lah sulit. Apalagi mengetahui fakta yang sebenarnya bahwa Senio koma karena mengalami kecelakaan.

Fakta itu semakin memperburuk keadaannya. Bahkan ia saat itu ingin sekali berlari kebawah hujan agar bisa menutupi tangisan dan menutupi sebagian lukanya.

Itu menyedihkan, menyedihkan saat tahu orang yang kita cinta ternyata selama ini sedang berjuang antara hidup dan mati. Tapi pada saat itu kita tidak berada di sisinya untuk membantunya agar tetap bertahan dan kembali menjalani hidup dengan normal.

Bagaimana jika orang yang kita cinta lebih memilih untuk menyerah karena tidak adanya kita disisinya? Bagaimana jika dia lebih memilih untuk pergi meninggalkan kita bersama semua kepedihan dan penyesalan? Apakah kita masih pantas dikatakan sebagai orang yang mencintainya? Menyedihkan bukan?

Itulah yang Juni pikirkan sekarang. Memikirkan kemungkinan yang akan terjadi setelahnya.

Flashback on

"Kalo--"

"Bawa gue ketempat Senio," ucap Juni.

"Tapi Juni--"

"Kak.. Pliss!! Gue mau ketemu sama Senio," paksa Juni dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.

Grisa menghela nafas, "oke, gue bakal bawa lo ke tempat Senio. Tapi setelah pulang sekolah. Dan sekarang gue mau jelasin semuanya yang terjadi sama dia."

Juni diam untuk menginjinkan Grisa menceritakan semuanya. Ia bersiap mendengar semuanya, meski ia tahu resiko terberatnya adalah menahan sakit di dada.

"Gue mau ngasih tau keadaan Senio sekarang. Dia masih ada di ruang intensif karena dia masih dalam keadaan koma setelah kejadian kecelakaan. Walaupun sesekali dia ngalamin kritis,"

Satu kata terakhir membuat Juni semakin sakit mendengarnya.

"Gue gak tau alasan dia kenapa bisa sampe kecelakaan, tapi yang gue tau dia pada saat itu lagi dalam keadaan marah dan gak bisa ngendaliin emosinya. Gue tau itu karena teman Senio itu sepupu gue, jadi dia ceritain ke gue apa yang terjadi. Sampai akhirnya Senio ngalamin koma, tapi sorry kalo lo baru tahu sekarang karena emang ini udah kesepakatan gue sama Quita dan sepupu gue untuk gak ngasih tau apapun keadaan Senio sama siapapun termasuk lo."

Dan lagi, kata terakhir itu semakin memperburuk Juni. Hingga tanpa ia sadari bahunya berguncang dan air mata yang terus mengalir tanpa henti bersamaan dengan air hujan yang berjatuhan.

My Senior (Senior Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang