2. Exactly

6.6K 844 43
                                    

Serra menatap cukup lama coklat di genggamanya, "Kasih gak ya.." Timangnya ulang.

Gadis itu nampak ragu, namun... Entahlah, batinnya menyuruhnya untuk berhenti namun apa yang ada di otaknya seperti kembali menuntunnya ke loker di ujung sana, lalu membobol pintunya, ㅡseperti yang dulu ia lakukan.

Dan pada akhirnya dirinya hanya bisa merutuki kelakuannya yang menyempatkan diri membeli coklat yang jelas-jelas hanya akan dibuang ke kotak sampah oleh sang pujaan hati.

"Hyunjin juga gak bakal maafin gue. Yang ada malah risih kali, hahaha." 

Gadis itu tertawa miris ketika sudah mantap mengurungkan niatnya.

Baru saja kaki mungil Serra ingin melangkah pergi, tapi ia merasakan tas yang ada dipunggungnya memberat karena di tahan seseorang.

"Ih apaan sih?!" Omelnya seraya berbalik badan.

"Pagi kak!" Sapa orang itu ramah.

"Oh, pagi Guanlin." Balas Serra yang dengan ketara memaksakan senyumnya.

"Ngelamun aja kak. Di lobby banyak hantu loh."

Dengan tuturan itu, Serra berusaha tertawa, setidaknya menghargai lelucon adik kelasnya yang menurutnya sama sekali tidak lucu, "ahahaha. Masa si?"

Guanlin semakin melebarkan lengkungan manis dibibirnya. "Ayok kak, ke kelas?"

"Hah?" Serra dengan cepat menggeleng, "Eh, duluan aja, Lin. Gue masih nunggu temen."

"Oh gitu, yaudah kak akuㅡ"

"Btw Lin, nih buat lo."

+++++

Serra terus terfokus keluar jendela. Mengabaikan guru fisika yang sedari tadi tengah mengoceh ria di depan sana.

"Peratiin bego! Itu gurunya ngelirikin lo terus." Bisik Siyeon memperingati.

Serra hanya berdecak sebal, dan memilih mengabaikan Siyoen dan tetep fokus pada object yang sedari tadi dipandangnya.

"Sampe mata lo sipit juga itu orang kaga bakal berubah. Ngapain di pantau mulu!" Cerca Siyeon dengan nada meledeknya.

"Diem. Udah bagus gue gak bolos fisika buat ke kelasnya Hyunjin. Kalo mau belajar, belajar aja sana sendiri, gak usak urusin gue!!" Balas Serra jutek.

Itu justru membuat Siyeon tertawa puas, "Dasar bucin lo, kebiasaan!" Ledek Siyeon.

"Kayak si Jeno ngelirik lo aja sih?!" Balas Serra tak mau kalah. Kali ini ia memilih mengalihkan pandanganya dari sang pangeran yang sedang bermain basket, untuk membalas hinaan temanya.

"Masih mending gue ya, kalo chat dia masih di bales. Lah elo? Ketemu aja di hina. HAHAHAHA."

"HEH!" Serra yang tidak terima langsung berdiri dari tempatnya. "Enak aja lo kalo ngomㅡ"

"Itu yang belakang ngapain??!"

"...mong"

Serra mengerjap sesaat dan buru-buru duduk setelah menyadari situasi kelas.

"Lo sih, dramatis!" Bisik Siyeon kesal.

"Itu dari tadi saya perhatikan gak pernah memperhaikan saya saat menjelaskan. Tau maksud yang di papan tulis, tidak?!"

Mereka berdua diam tak bergeming.

Kelas pun semakin hening. Banyak siswa yang menatap mereka, sebenarnya sudah sedari tadi mereka menjadi pusat perhatian karena sibuk mengobrol. Tapi Serra dan Siyeon baru menyadari hal itu.

Solitude | hhj ✓Where stories live. Discover now