4. Maze

4.7K 769 50
                                    

"Gue ga seberapa yakin sih.. tapi kan.."

"Bukannya mau berperasangka jelek sih Ser. Tapi ya, apa lo ga curiga?" Tanya Siyeon dengan serius.

Ini cukup tak masuk akal menurut Siyeon, Hyunjin yang dengan tiba-tiba bersikap baik pada Serra?!

Sudah jelas itu hanya sebuah tipuan.

"Gue yakin, dari awal gue emang yakin Hyunjin itu sebenernya orang baik, Yeon."

Siyeon tepangku diam. Mau bagaimana lagi? Siyeon belum memegang bukti apapun. Yang jelas, gadis itu sudah mencoba memperingati.

Siyeon sangat kenal bagaimana Serra. Termasuk bagaimana dirinya luar dan dalam. Jadi ia tidak mau sampai Hyunjin menyakitinya suatu saat nanti.

+++++

"Apaan ini Jaem?" Tanya Serra bingung ketika Jaemin menaruh sebungkus hamburger di mejanya.

"Biasa,,," Balas Jaemin sembari menaik turunkan alisnya dengan genit.

Serra tertawa kecil lalu mengerut dahinya, "Jadian sama siapa lo Jaem, parah, gak bilang-bilang?!"

"Idih! Banyak gaya lo Jaem!" Timpal Siyeon.

"Yailah. Jadi ini mau apa gak??!"

"Eh! Ya mau lah! Makasih ya Jaem btw." Balas Serra cepat dan langsung mengamankan 2 bungkus hamburger ukuran medium tersebut.

"Wah! PJ nya Jaemin cuman buat anak kelas aja!! Parah!! Yang bantuin padahal siapa woy??!" Seru anak kelas sebelah ber-name tag Han Jisung itu dari depan pintu.

"Ya sabar!" Saut Jaemin yang masih berkeliling membagikan bungkusan demi bungkusan ke teman-teman satu kelasnya itu.

+++++

"Brengsek lo Hwang Hyunjin!" Guanlin dengan langkah besarnya berjalan dengan tergesa menghampiri Hyunjin yang masih santai menikmati baksonya di kantin sekolah.

Dengan kuat, ia langsung memberi bogeman mentah pada wajah mulus pria itu.

"Lo apa-apaan sih, anjing?!" Tanya Hyunjin tyang binggung. Pria itu segera bangun untuk membalas bogeman adik kelas kurang ngajarnya itu.

"Lo yang apa-apaan!" Seru Guanlin kembali menantang.

"Lo siapa sih? Gue bahkan gak kenal lo siapa, sinting!!" Hyunjin mencengkram kuat seragam Guanlin. Dua lelaki bertubuh tinggi itu saling menyorotkan tatapan kebencian.

Kantin mulai ramai dan heboh. Namun yang lain tak ada yang mau melerai mereka.

"Itu ada keributan apa disana? Bubar, bubar, yang lain bubar!!"

Seruan guru BK berkumandang dengan keras dari tengah lorong. Hal itu sontak membubarkan murid-murid yang tadi menonton perkelahian mereka.

Tapi Hyunjin dan Guanlin, tetap pada posisinya. Saling menatap tajam satu sama lain.

"Itu mau sampai kapan kalian seperti itu?!! Ikut bapak ke kantor!"

(Di kantor BK)

"Saya bahkan gak kenal dia siapa? Saya cuman makan sama yang lain, tiba-tiba dia dateng main nonjok saya aja! Sebenernya anak ini waras gak sih?" Jelas Hyunjin langsung. Ia masih tidak paham dan juga tidak terima.

Disisi lain Guanlin hanya menunduk. Belum memberikan penjelasan apapun.

"Guanlin, coba jelaskan dari sudut pandang kamu." Pinta Pak Daesang sekali lagi.

"Saya... Iseng aja sih pak." Jawaban yang di lontarkan Guanlin membuat pak Daesung menggelengkan kepalanya.

"Guanlin, kamu gak bisa melakukan itu. Iseng kamu bilang? Kamu pikir siapa kamu yang sok hebat begitu??" Pria paruh baya itu akhirnya menghela nafasnya dengan berat.

"Hyunjin kamu bisa pergi. Dan Guanlin, saya akan panggil orang tua kamu besok."

+++++

"Eh, Ser! Katanya Hyunjin sama Guanlin yang ribut ya di kantin?"

Serra yang sedang fokus melukis, menghentikan aktifitasnya sesaat untuk menatap lawan bicaranya.

"Hah? Iya gitu?" Tanya gadis itu seraya menyeritkan keningnya.

Chaeyeon mengangguk, "Iya. Gua juga baru denger dari Nakyung. Lo kan kayaknya deket gitu sih sama Guanlin? Coba deh tanya? penasaran gue."

Serra tertawa pelan lalu melanjutkan kegiatan melukisnya, "Ya nanti gue coba tanyanin."

Chaeyeon hanya mengangguk dan kembali berkutat dengan kuas dan cat di tanganya.

Serra sendiri sebenarnya juga penasaran, "Guanlin kenal Hyunjin?" Itu justru yang menjadi pertanyaan Serra.

•••••

Pagi tadi, Hyunjin tiba-tiba saja menghampiri Serra dengan senyuman manis di bibir penuhnya. Lalu yang lebih mengejutkan adalah, ia berpesan ingin pulang bersama gadis itu.

Dan berakhirlah Serra yang menunggu Hyunjin selesai kegiatan sekolahnya di halte depan sekolah sekarang.

Serra tentu sangat senang. Sangking senangnya gadis itu tidak pernah menaruh kecuil kecurigaan pun pada  perubahan sikap Hyunjin yang begitu tiba-tiba.

Serra memilih tidak ingin ambil pusing, Hyunjin sudah berjanji tidak akan jahat lagi dengannya, kan? Mungkin itu alasanya. Pikir Serra dengan positif.

Matahari terus berputar, waktu pun silir berganti. Sekarang sudah pukul 5 sore, tapi Hyunjin belum juga selesai dengan latihannya.

Sebenarnya Serra merasa agak bosan. Tapi Serra begitu menantikan hal semacam ini, jadi gadis itu memilih tetap bersabar.

Netranya langsung membinar tak kala melihat Hyunjin keluar dari ruangan outdor.

"Hyunjin!" Seru gadis itu sambil melambaikan tangan.

Hyunjin menoleh, dan menghampiri Sera yang sudah berdiri untuk menyambut kedatangan-nya.

"Lama ya Ser?" Tanya Hyunjin.

Serra menggeleng seraya tersenyum lembut untuk membalas pertanyaan Hyunjin. "Gak kok,," Balasnya. Padahal sebenarnya, gadis itu sudah menunggu lebih dari 2 jam di bawah halte yang panas tersebut.

"Sorry banget ya.."

Serra menyerit, "Kenapa?" Tanyanya, perasaan tak enak tiba-tiba terbesit pada pikirannya.

"Ini Heejin tadi nge-chat gue. Katanya gak ada yang bisa jemput dia pulang habis latihan dance. Kan rumah kita deketan tuh, gue gak enak nolaknya."

"Oh? Gitu?" Lirihny. Gadis itu mengerjap beberapa kali untuk menenangkan suasana hatinya. 

Jadi semuanya sia-sia?

Ia tersenyum nanar di dalam hati.

Lagi, rasa sakit itu kembali menjalar.

Hyunjin menggaruk tengkuk kepalanya, "Eung, sorry. Btw, bagi line lo deh? Biar nanti malem kita bisa chat-an?"

Solitude | hhj ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang