After it

6.2K 603 28
                                    

Hyunjin melakukan aktifitasnya seperti biasa.

Tidak ada yang berubah memang setelah kepergian Serra.

Hanya saja, hari-harinya yang dulu hambar, kini semakin berantakkan.

Pria itu terus dihantui perasaan bersalah, kecemasan, dan ketakutan.

Setelah ayahnya resmi menikah dengan ibu Heejin, Heejin dan adiknya Yeji pindah ke Gyeonggi dan melanjutkan sekolah mereka di sana karena Ibu Heejin asli orang sana. Sementara Hyunjin menolak ikut dan memilih tetap tinggal di Seoul seorang diri.

Berita tentang dirinya yang menjadi 'penyebab' Serra melakukan aksi bunuh diri pun tersebar begitu cepat di sekolah lamanya.

Hal itu membuat Hyunjin tertekan dan tidak nyaman berada di lingkungan sekitar. Bahkan Seungmin, teman terdekatnya pun, juga ikut menjauhi pria itu.

Itu yang membuat Hyunjin memutuskan pindah sekolah.

Alih-alih mendapat ketenangan, ia justru mendapat perlakuan yang lebih buruk disekolah barunya.

Orang-orang lebih memandang rendah dirinya. Bahkan beberapa guru disana juga banyak yang menganggap Hyunjin tidak ada di depan mereka.

Hyunjin sering diperlakukan tidak adil disana.

Saat kerja kelompok misalnya, tidak ada satupun siswa yang ingin bekerja sama dengan Hyunjin. Saat Hyunjin mempresentasikan hasil tugasnya pun orang-orang mengabaikan atensinya. Bahkan saat pria itu makan di kantin, semua orang menatapnya tidak suka dan sering kali melemparkan gunjingan secara terang-terangan pada Hyunjin.

Hidupnya benar-benar hancur. Masa mudanya di hantui kecemasan di sepanjang harinya.

Tapi Hyunjin tidak berani meminta pembelaan apalagi bantuan dari sang ayah.

Sekali lagi, Hyunjin merasa malu atas perbuatannya di masa lampau.

Namun,

Semua kesendirian yang Hyunjin rasakan perlahan membaik, saat dirinya secara tidak sengaja bertemu seorang gadis pelayan cafe tempat ia biasa menghabiskan harinya setelah pulang sekolah.

Lee Naeun, gadis dengan senyuman manis yang Hyunjin anggap mirip seperti Serra itu telah mengubah hidupnya.

Ia akhirnya menemukan teman, satu teman berharga yang tidak mendengarkan omongan orang yang menilai bagaimana dirinya dimasa lalu.

+++++

Hyunjin tertawa kecil sambil tetap melanjutkan tugas sekolahnya.

"Kenapa memang temen lo?" Tanya Hyunjin kemudian.

Naeun masih menyebikkan bibirnya, kesal. Karena mendengar curhatan Doyeon, sahabatnya, kurang dari 30 menit yang lalu.

"Kesel aja gue. Masa cewek sebaik Doyeon harus suka sama orang sebrengsek Lucas, sih?!" Gerutunya.

Senyuman Hyunjin sedikit memudar, ia melirik Naeun sekilas lalu entah mengapa itu membuat tenggorokannya terasa kering.

"Ke, kenapa deh?"

"Doyeon tuh kurang apa coba? Apapun yang dia lakuin pasti salah dimata Lucas! Padahal tuh ya, Lucas itu sikapnya ramah sama orang lain. Giliran ke Doyeon aja, di injek-injek terus harga dirinya. Ah, kesel deh sama cowok kayak gitu! Apa salahnya sih cewek ungkapin perasaannya duluan? Kenapa harus di rendahin kayak gitu?! Sok keren banget! Padahal gak ada manusia yang sempurna. Emang cuman Lucas deh yang paling sempurna!" Gadis itu melanjutkan omelannya.

Hyunjin memang masih fokus pada tugasnya, namun perasaan itu kembali muncul.

Seperti dosanya yang lalu, terungkit kembali.

"Lo, pasti benci ya sama cowok kayak gi, gitu?" Tanya Hyunjin yang mendadak menjadi gugup.

"Iyalah! Mana tuh ya, gue sering kan liat Lucas bercanda-bercanda gitu sama Yuqi di depan Doyeon. Sengaja banget mau manas-manasin gitu! Kayak paling sempurna gitu deh tu orang!! Ih, jadi tambah kesel kan bahasnya!!"

"Nih ya, kalo gue sampe ketemu orang kayak gitu di kehidupan gue, udah pasti gue sumpahin tu orang gak pernah bahagia sampe akhirat!" Lanjutnya yang membuat Hyunjin langsung melotot.

Naeun yang menyadari itu pun berkerut kening, "Iya kan? Orang yang suka ngerendahin orang lain, apalagi gak mau ngehargai sesama tuh seharusnya memang gak dapet ketenangan seumur hidup! Kalo sampe gueㅡ"

"Na, gue minta tambah mocca satu lagi." Potong Hyunjin cepat.

"Ah? Mocca?" Naeun bertanya bingung.

Hyunjin mengangguk. "Iya. Gue masih banyak tugas, takut gak kuat begadang. Tugas lo gimana, Na?"

"Hngg, dikit lagi kok. Yaudah, tunggu ya."

Entah sampai kapan ini berakhir, yang pasti Hyunjin selalu hidup dalam perasaan bersalah karena dosanya dimasa lampau yang tidak bisa ia tebus kesalahan-nya.


Solitude | hhj ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang