Ch. 17

13.1K 3.1K 392
                                    

"Eh le, tapi apa hubungannya sama traumanya Doyoung hyung?" Jisung mencegah Chenle yang tadinya ingin beranjak dari ranjang Jisung.

"Ahh, nanti aja. Gue laper. Sekarang kan makan siang." Dan benar saja, Chenle langsung mengikuti langkah hyung-hyungnya keluar sel yang dikawal ketat oleh seorang polisi tiap sel-nya.

"Huuu. Punya perut cem kuda nil tau rasa lu." Cibir Jisung, lalu dirinya ikut melangkah mengikuti Chenle.

Jisung terus menerus menghela nafas, malas. Baginya, masa lalu teman-teman barunya lebih seru daripada makan siang dengan makanan sel.

Sedikit usil, Jisung meninggalkan barisannya. Beruntung polisi yang mengawal mereka tidak melihat.

Kini dengan kaki yang bersemangat, Jisung nekat mencari sendiri dimana ruang informasi.

"Katanya di sayap timur. Trus lorong kedua, nomor 2 dari pojok." Ucap Jisung mengingat-ingat.

"Gila. Ini penjara apa mall?"

Jisung menghentikan langkahnya, ia melihat seorang polisi yang sedang menjaga suatu ruangan.

Mata Jisung melirik papan nama ruangan tersebut, lalu bibirnya memberikan seulas senyuman jahat.

Pemuda ini melirik sekitar, setelah dirasa cukup aman, dia mendekati sang polisi yang sedang berjaga tersebut.

Dengan beberapa adegan berkelahi, Jisung akhirnya bisa membuat polisi tersebut babak belur.

Jisung meraih sebuah pistol saku dari polisi tersebut, lalu mengarahkannya menghadap polisi tersebut.

"Goodbye? Park Woojin." Ucap Jisung sambil membacakan name tag polisi tersebut.

"J-janga..." Terlambat, sebuah kaliber dengan nomer seri 22 itu tepat mengenai kepala Park Woojin.

"Keren juga." Ucap Jisung dengan perasaan tak bersalahnya.

Ia membuka pintu ruangan arsip itu. Lalu menarik masuk jasad Park Woojin agar tidak tertangkap basah.

Ia melepas semua atribut polisi yang dipakai Woojin, lalu memakainya. 'Misi dimulai.' Batinnya.

Sebelum Jisung keluar dan kembali mencari ruang informasi, dirinya menyempatkan untuk menelusuri ruang arsip.

Sebenarnya tidak ada yang penting, hanya mata Jisung tertarik membaca arsip teman-temannya.

"Lee Taeyong, ditangkap dengan kasus narkoba. Yayaya, gue udah tau." Jisung menutup arsip Taeyong, lalu membuka arsip yang lain.

"Jung Jaehyun, ditangkap dengan kasus penculikan dan pembunuhan berantai anak-anak dibawah 5 tahun. Wih ngeri."

"Wong Yukhei? Oh, lucas." Ingat Jisung. "Ditangkap karena pembunuhan berantai terhadap 42 orang wanita." Baca Jisung.

"Sekarang udah 43 kaleeee." Bantahnya.

"Dong Sicheng. Nah! Ini dia." Sorak Jisung. "Ditangkap dengan kasus... Hah?!" Pekiknya tiba-tiba.

"Pengedaran mariyuana, LSD, heroin, dan beberapa obat terlarang, dan termasuk dalam 5 orang pemilik pasar gelap terbesar, ditambah dengan bersekongkol dengan mafia gelap dengan tujuan menjarah beberapa bangunan." Jisung diam, tenggorokannya tercekat.

Selama ini yang Jisung pikir, winwin merupakan orang yang tidak mempunyai banyak masalah sehingga masuk dalam penjara. Ternyata dugaannya salah, sangat salah.

"Haechan Lee dan Mark Lee...



















Ah, lain kali aja." Jisung menutup dua berkas milik Haechan dan Mark. Lalu meninggalkan ruang arsip lengkap dengan pakaian penyamarannya.





















Vommenttnya!!!

criminals, nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang