Ch. 23

12.4K 2.9K 199
                                    

Winwin pov.

Gue langsung punya firasat buruk saat panggilan dari Jaemin ada suara tembakannya.

Gue kenal banget. Jaemin mungkin ditembak pake Glock 26 dengan peluru Parabellum. Sedikit akurat, si penembak berjarak sekitar 5 meter dari Jaemin.

Author pov.

Winwin segera berlari disusul Kun, turun kearah sayap barat. Tepatnya ke tangga yang sudah pasti disitu terdapat Jaemin.

Pemuda China ini sedikit mengendap-endap waktu mendekati tangga.

Disitu, ia melihat Jaemin sudah jatuh tersungkur. Kaki kirinya tertembak dan berdarah cukup banyak.

"Gēgē, zhàogù Jaemin, wǒ zhàogù duìfāng." Ucap Winwin.

Ia menunggu waktu yang tepat. Dan yap, waktu sang penembak hampir menembakkan peluru lagi, Winwin langsung menghampirinya lalu menendangnya tepat dibagian kepala.

"Gēgē! Gǎnkuài!" Teriak Winwin. Kun langsung mengangguk, lalu membopong Jaemin menuju rooftop.

Dari atas rooftop, terdengar suara helikopter yang sudah datang.

"Lo ganggu waktu kabur gue ae." Ucap Winwin santai.

Tidak jauh dari tempat jatuhnya si penembak, sebuah pistol Glock 26 tergeletak. Membuat mereka berdua sama-sama menoleh kearah pistol tersebut.

Tangan si penembak hendak mengambil pistol tersebut. Alih-alih mengambilnya, Winwin menginjak lengan si penembak.

"Mau ngapain hah? Nembak gue?"

Winwin berjongkok, masih dengan kaki kanan yang menginjak lengan si penembak. Dengan cekatan ia mengambil Glock tersebut.

"Sebelum itu kenalan dulu sama gue." Ucap Winwin.

Dengan tangan kirinya, Winwin membuka helm hitam si penembak.

Srett...

"JANGAN!" Teriak keras si penembak dengan sedikit meraung dan hampir membuat Winwin terjengkal.

"DIEM!" Winwin bertambah emosional.

Srattt...

Helmnya telah sepenuhnya terbuka. Satu detik kemudian, Winwin terkejut lemas.

"ELO?!" Pekik Winwin.

Iya, dia, seorang misterius yang pernah menjadi kawan Winwin.

"KENAPA?! HAH?! KENAPA HARUS ELO?! LO BERKHIANAT HAH?!" Teriak Winwin dengan suara hampir habis.

"Gue... Maaf..." Ucapnya pelan.

"MAAF?! HALAH BAJINGAN!" Winwin kecewa, sangat.

Ia berjalan kembali ke tangga, menuju ke rooftop. Hendak memberi tahu bahwa salah satu kawannya berkhianat.

Srett...

Dia menarik kaki Winwin, hampir membuat muka Winwin terantuk tangga. Di tangannya, ia sudah membawa Glock 26 itu.

Dan dengan tepat ia mengarahkan moncong pistol itu kepada kepala Winwin.

"Jangan pernah bilang sama anak-anak."

---

"Winwin dimana?" Doyoung panik. Partnernya itu menghilang sudah dari dua puluh menit yang lalu.

"Kita juga gatau young. Keadaan dibawah kayanya sama sekali gak aman." Ucap Yuta.

"Liat aja tuh si jaemin." Lanjutnya sembari menunjuk Jaemin yang tergeletak sudah didalam helikopter.

"Xiānshēng, wǒmen bìxū kuàisù, jǐngfāng yǐ jiāng tāmen de tuánduì bùshǔ dào wǒmen zhèlǐ." Ucap suruhan Chenle.

"Piànkè." Jawab Renjun mewakili.

"Kita tinggal Winwin." Ucap Taeyong disela-sela kepanikan.

"HAH?!!" Kaget semua secara bersamaan.

"Yong!" Taeil menegaskan nada bicaranya, tanda ia sudah marah besar.

"Gaada pilihan. Tinggalin Winwin atau kita mati dihadapan Black Eagle."

"But-" Cegah Ten.

"Masuk!" Suruh Taeyong. "Cepet masuk!" Ulangnya.

"Le, bisa lo bilangin ke suruhan lo? Tinggalin satu motor di jalan kecil itu. Siapa tau kepake." Ujar Taeyong, Chenle mengangguk lalu memberitahu suruhannya.

Setelah dirasa sudah siap, Taeyong masuk paling akhir lalu mereka meninggalkan penjara 'terkutuk' itu.

Sorry Win, I'll do my best.












































Satu part lagi end. Any questions or ada yang mau spesial Chap? Butuh commetnya. Hehe

criminals, nct [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang