Ch. 22

12.3K 2.9K 106
                                    

"Ten, Renjun." Doyoung memanggil mereka berdua dengan earphonenya.

Setelah semua orang di sel keluar, Doyoung dan Chenle lah yang keluar paling akhir.

"Iya?" Ten yang menjawab.

"Be careful." Ucap Doyoung.

"Lo juga." Disisi Ten, ia tersenyum mendengar kalimat Doyoung.

"Arghh, lo mau ngapain sih jaem?" Bentak Chenle sesaat setelah Doyoung selesai berbicara.

"Bentarr." Ulang Jaemin sedari tadi.

Brakkk...

Chenle menghantam meja yang digunakan Jaemin. "Lo mau rencana kita kabur lagi hah?!" Teriak Chenle.

Jaemin terdiam, kemudian berdiri. "Lo bisa gak kasih gue waktu ha? Ini juga buat kepentingan kita su!" Ia tak mau kalah.

"Kita? Kalo gitu lo gausah buang-buang waktu buat pc lo itu!" Balas Chenle.

"Oh ya? Gue biarin pc gue begitu aja. Tapi sebagai imbasnya, lo ketangkep lagi? Iya?!" Urat leher Jaemin terlihat, nampaknya ia sangat marah.

"DIEM!!" Bentak Doyoung lalu menarik kerah baju mereka berdua.

"Kalian sadar gak sih?! Kita ini satu tim! Yang kalian lakuin cuma buang-buang waktu aja! Sekarang udah jam tiga lebih lima puluh! Seenggaknya jangan buang-buang waktu buat hal yang gajelas!" Tutur Doyoung, penglihatannya jadi sedikit kabur waktu membentak Jaemin dan Chenle.

"Iya hyung, maaf. Maaf Jaem." Ucap Chenle.

"Maaf juga le." Balas Jaemin.

"Oke, dengan pc itu, lo mau ngapain?" Tanya Doyoung dengan santai.

"Gue ada rencana." Jaemin kembali duduk dan sibuk dengan pcnya.

2 menit kemudian...

Jebbb....

Listrik di seluruh ruangan padam, itu ulah Jaemin. Dia menggunakan pcnya untuk meretas listrik.

"Jaemin, lo apain listriknya?"

"Matiin lah. Biar gaada yang bisa lacak kita."

"Kalian cepet keluar dari penjara."

"Iya, waktunya tinggal dua menit."

Jaemin menatap jam di pcnya, lalu menatap Doyoung dan Chenle secara bergantian.

"Kalian duluan aja." Titah Jaemin. Didalam benaknya, masih ada satu rencana lagi yang belum dijalankan.

"Kenapa?" Doyoung heran.

Jaemin memberikan Doyoung dan Chenle masing-masing satu unit peledak sebesar paha orang dewasa.

"Pasang salah satu di tiap sayap. Gue akan ledakin dulu mulai dari sini." Ucap Jaemin.

"Lo? Mau ngeledakin sel?!" Pekik Chenle, yang dijawab anggukan santai dari Jaemin.

"Cepet!" Teriak Jaemin, Doyoung dan Chenle pun langsung bergegas melewati jalan udara.

'Hi Black Eagle, fight me if you can.'

Walaupun terkesan keren, Jaemin tetap merasakan sedikit rasa takut.

Tepat di jam 4, satu tim memasuki sel mereka. Dan mereka hanya menemukan Jaemin yang sedang duduk santai.

"Dimana yang lain?" Tanya pemimpin tim itu.

"Hah? Apa?" Jaemin pura-pura tidak mendengar.

"DIMANA YANG LAIN?!" Ulang si pemimpin tim dengan berteriak kasar.

"Mmm, tuh." Jaemin menatap langit-langit sel.

Bummmm...

Sebuah pc meledak sempurna diatas mereka. Semua orang di tim itu mati. 'Good job.'

Jaemin keluar sel melewati pintu, lalu berlari menuju tangga didekat gudang.

Masih ada sisa waktu lima menit untuk kedatangan helikopternya. Jadi Jaemin bergegas lari ke tangga.

Setelah sampai di tangga, Jaemin mempercepat larinya. Napasnya tersengal, mungkin karena terlalu banyak menghirup asap.

---

"Jaemin!"

Sebuah panggilan masuk secara serentak di earphone milik Jaemin.

"Hmm?"

"Ah, lo selamat?!"

"Iyaa. Gimana Doyoung hyung sama Chenle?"

"Mereka udah sampe."

"Cuma-..."

"Cuma apa?"

"Cuma--"

Dorrrrr...

"JAEMIN?!!!!!!"





























Mendekati end loh gaes(๑•̀ㅂ•́)و✧

criminals, nct [✓]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu