Ch. 20

12.5K 3K 237
                                    

"Halo Mark? Haechan?"

"Iya No?"

"Gue abis cek cctv ruang arsip. Kok ada mayat?"

Degg...

Mark berhenti berjalan, membuat Haechan menabraknya dari belakang.

"Beneran No?"

"Ngapain juga gue bercanda?"

"Gue bakal cek itu, sementara Haechan gue lepasin buat cari Jisung."

"Eh?" Haechan tersentak mendengar kalimat Mark.

"Lo bisa sendiri, chan. Gue tau itu." Mark seakan menguatkan Haechan.

Sedikit lama bagi Haechan untuk berpikir, kemudian ia mengangguk.

Sebelum Haechan berjalan sendiri, Mark menyelipkan satu botol berisi beberapa pil.

"Kalo lo udah drop-"

"Jangan lupa diminum, iya, gue udah tau." Potong Haechan, lalu pemuda itu benar-benar berlalu.

---

"Le, asisten lo itu masih bisa dihubungin gak?" Tanya Jaemin, walaupun ia masih sibuk berkutat pada pc nya, mulutnya juga ikut sibuk berbicara.

"Emm masih. Tapi kan iphone gue kan lowbat, gaada colokan." Ujar Chenle.

"Kasih tau nomernya aja deh. Biar dihubungin di pc." Singkat Jaemin.

"Okee, nomernya 08xxxxxxxx. Buat apa sih Jaem?" Chenle heran.

"Gue bener-bener butuh laptop gue kalo mau meretas semua yang ada disini." Jaemin frustasi.

"Yang bikin susah adalah, sekarang ruang informasi punya cctv yang ga bisa dihack pake pc biasa. Ditambah sekarang cctvnya butuh visual-sensor." Jeno menjelaskan.

"Kita cuma perlu laptopnya Jaemin. Biar rencana kita berjalan mulus." Lanjut Jeno.

"Udah-udah, sip, asisten lo emang bisa diandelin." Jaemin tersenyum senang.

"Yaiyalah, Jun gege gituu." Chenle tertawa senang.

"Emang ya, anak-anak jaman now, lebih pinter teknologi daripasa hyungnya." Doyoung angkat bicara, walau yah, tidak penting juga.

---

Haechan memanjat dinding ruangan gudang untuk mencapai jalan udara yang terletak lebih tinggi dari badan Haechan.

Setelah berhasil naik, Haechan secara asal mengikuti jalan udara tersebut. Setiap mendapat jalan buntu, ia langsung mengganti jalannya.

"Jauh amat anjing. Keburu gue mati kekurangan nafas." Serunya kesal.

Ia mengaktifkan earphone di telinga kanannya. Lalu menyambungkannya pada Mark.

"Mark!!!" Sapa Haechan.

"Kuping gue sakit!" Jawab Mark diseberang.

"Hahahaha, mampus."

"Kenapa?"

"Gapapa sih. Btw ruang arsip ada apa?"

"Bener kata Jeno, ada mayat."

"Anjir, cowok apa cewek?"

"Cowok."

"Polisi bukan?"

"Iya."

"Namanya?"

"Park Woojin."

"Itu kan polisi yang ganteng itu!!! Arghhh, bias gue masa mati siii?!! SAKIT HATI GUE. SIAPA YANG BUNUH COBA?!" Haechan gemas.

"Brisik. Ntar ketauan."

"Yaa maap, kan gue sedih."

"Alay."

"Yeh, bangsat." Kemudian hening.

"Mark,"

"Mark?"

"Mark plis jawab!"

"Mark."

Haechan mengganti panggilannya ke Jeno.

"Jen?"

"Iya chan."

"Gue ketemu!"

"Ketemu apaan?"

"Gue ketemu! Ruang informasinya gue ketemu!"

criminals, nct [✓]Where stories live. Discover now