chapter 2

868 56 2
                                    


Daun-daun yang berguguran menjadi pemandangan sore Swara yang sedang duduk di balkon kamar. Wanita itu sesekali tersenyum saat bayangan kebersamaannya dengan Sanskar melintas di benaknya.

Sebuah tangan hangat melingkar di pinggangnya. Bisa ia rasakan beban di bahu kanannya.

"Sedang apa?"
Swara membalik badannya menghadap seseorang yang tadi memeluknya.

"Menikmati angin sore dan pemandangan indah," jawabnya menyenderkan kepalanya ke bahu suaminya.

"Sudah akan malam, anginnya tidak baik untuk kesehatan."
Sanskar membawa Swara masuk ke kamar mereka.

"Kamu sudah lama pulang?"
Swara membantu Sanskar melepaskan jas dan kemeja pria itu.

"Baru saja sampai dan langsung menghampirimu di balkon."
Sanskar merapikan rambut wanitanya yang sedikit berantakan tertiup angin.

"Aku takut," ucap Swara pelan. Duduk di pinggir ranjang. Sanskar mengikuti.

"Takut kenapa?"

"Takut jika suatu saat kamu meninggalkan aku," jawab Swara.

Sanskar membawa Swara ke dalam dekapannya. Sumpah demi apapun. Ia mendapatkan wanita ini dengan penuh perjuangan, mana mungkin ia meninggalkan wanita ini cuma-cuma.

"Apapun yang terjadi, aku akan tetap di sampingmu. Kecuali jika kamu yang meminta aku untuk meninggalkanmu."
Sanskar mengelus pelan kepala Swara yang berada di dekapannya.

Swara melepaskan pelukannya. Ia menggeleng pelan,
"mandi sana! Kamu bau!" gerutu Swara mengalihkan topik. Sankar terkekeh. Diacaknya dengan gemas rambut Swara--istrinya. Setelah itu ia berlalu ke kamar mandi.

***

Kedua pasangan itu menikmati sarapan mereka dengan diselingi sedikit obrolan. Sepuluh menit dihabiskan keduanya untuk sarapan.

《》

Seperti biasa, Swara turun di halte dekat kantor. Sanskar mengawasi istrinya yang berjalan santai menyusuri trotoar. Ia tidak tega melihat istrinya itu harus berjalan sejauh 20 meter dari kantor. Tapi, mau bagaimana lagi? Itu keinginan wanitanya.

Swara sibuk dengan pekerjaannya. Ia nampak menikmati aktivitasnya. Sesekali bibirnya bersenandung menyanyikan lirik lagu.

"Swara ...."
Swara menghentikan aktivitasnya. Menolehkan kepalanya ke sumber suara.

Dalam hati ia mengutuk saat tahu orang itu adalah Mrs. Audrey. Pasti nenek sihir ini menganiayanya lagi dengan perintah-perintahnya. Aish, menyebalkan sekali!

"Ada apa, Mrs?" tanya Swara pelan. Ia masih menghargai atasannya ini meski perempuan di hadapannya ini menyebalkan.

"Tolong bawa ini ke gudang!"
Mrs. Audrey menyerahkan tumpukan map yang berada di tangannya tadi ke tangan Swara. Wanita itu yang tidak siap hampir saja jatuh karena beban yang lumayan berat di tangannya. Ck, Mrs. Audrey benar-benar tak punya hati. Kenapa harus meminta tolong kepadanya? Dia kan bisa menyuruh karyawan cowok.

"Ini berat Mrs," ucap Swara sedikit kewalahan dengan tumpukan buku di tangannya.

"Banyak alasan kamu. Cepat sana!"
Mrs. Audrey mendorong tubuh Swara agar cepat berjalan.

Swara mendengus kesal. Perempuan itu benar-benar keterlaluan.
Swara yang nampak kesal, berjalan dengan sedikit kesusahan karena pandangannya terhalang dengan tumpukan buku di tangannya. Di arah berlawanan Sanskar berjalan tanpa ekspresi. Ia berjalan gagah sesekali menoleh melihat aktivitas bawahannya.

Tanpa disadari keduanya yang sama-sama tak fokus berjalan, tubuh mereka bertubrukan. Buku-buku yang dibawa Swara berjatuhan ke lantai. Karyawan yang melihat kejadian itu nampak tertarik akan kelanjutan kejadian antara bos mereka dan karyawannya itu.

Story Our Love [End √] (SUDAH TERBIT DI GOOGLE PLAY STORE) Where stories live. Discover now