chapter 8

471 40 2
                                    

Say 'kangen' guys, hehehe. Maafken ekek ya yang nextnya lama. Ekek cibuk di dunia nyata guys, haha*sok sibuk. Gak usah banyak basa-basi ya langsung aja. Tekan bintang dulu ☆ jangan lupa komentnya.

Dua minggu telah berlalu. Selama itu Swara tidur tanpa pelukan hangat sang suami. Rindu? Tentu saja. Rasa ini menyesakkannya. Ingin ia lepas rindu ini dengan temu. Lepas sesak ini dengan sebuah dekapan. Namun, semuanya hanya akan jadi angan. Ia tidak ingin mencelakai kandungannya dan orang-orang yang ia sayang jika ia egois ingin tetap bersama pria itu. Ah, semuanya memang  sulit dimengerti.

Berbeda dengan Swara. Sanskar berubah menjadi orang yang gila kerja. Semenjak dua hari yang lalu Momynya mengatakan ingin menjodohkannya dengan perempuan bernama Felline itu ia jadi marah. Di mana Momynya itu meletakkan otaknya? Dia sudah punya istri, mana mungkin ia akan menikah lagi. Di hidupnya hanya akan ada satu wanita yang boleh mengisi hatinya. Dan itu hanya Swara Adelia--istrinya.

Sanskar menghela napasnya begitu pintu ruangannya diketuk. Siapa lagi yang mengganggunya?

"Masuk!"

Sosok sekretarisnya muncul di balik pintu. Sanskar masih sibuk dengan dokumen-dokumen di hadapannya.

"Excuse me, Sir! Ada yang ingin bertemu!" Sang sekretaris manis itu berujar sopan.

"Siapa?" tanya Sanskar datar.

"Nona Fellin," jawabnya.

"Persilahkan dia masuk!"

Sang sekretaris segera keluar dari ruang mengerikan atasannya itu. Aura mencekam karena penghuninya sedang dalam mode tidak baik.

Beberapa detik setelah sekretarisnya keluar. Sosok anggun itu masuk ke ruangan Sanskar. Ah, Sanskarr malas sekali menghadapi wanita seperti ini. Memuakkan!

"Ada apa?" tanya Sanskar tanpa perlu basa basi. Bahkan pria itu masih sibuk menekuni dokumen-dokumennya.

"Oh, ayolah Sanskar hentikan dulu pekerjaanmu itu," ujar Fellin sedikit kesal. Perempuan itu masih berdiri di depan meja Sanskar.

"Aku sibuk. Cepat katakan apa maumu," ucap Sanskar, menghentikan sebentar pekerjaannya.

"Aku ingin makan siang bersamamu," tukas Fellin dengan senyumnya.

Sanskar menghela napasnya. Ah, daripada perempuan ini membuatnya pusing lebih baik ia ikuti saja permainannya bersaama dang Momy. Kita lihat seberapa baik perempuan pilihan Momynya ini. Apakah ia lebih baik dari wanitanya?

Keduanya keluar dari kantor berdampingan. Beberapa karyawan yang melihat itu berbisik-bisik menggosipkan atasannya dengan seorang wanita itu. Menerka-nerka siapakah gerangan wanita cantik yang berjalan bersama atasannya. Fellin tersenyum puas. Menurutnya langkah pertama sudah ia lalui. Ia akan membuat rencana-rencana lain agar Sanskar melupakan istrinya.

Netra Sanskar menyorot tajam saat pandangannya mendapati objek yang selama 2 minggu ini tidak ia lihat. Rahangnya mengeras melihat orang itu tidak sendirian, ada seorang lagi bersamanya. Yup, Sanskar baru saja menangkap sosok Swara dengan seorang pria berpakaian santai. Sanskar dan Fellin baru saja memasuki resaurant itu berjalan berdampingan.

"Duduk di situ saja!" tunjuk Sanskar di mana meja Swara berada. Baiklah, kita lihat bagaiimana reaksimu, sayang?

Fellin menurut dan mengikuti langkah Sanskar. Perempuan itu tidak tahu jika Swara adalah istrinya Sanskar. Karena ia memang belum bertemu.

"Good afternoon! Can we sit here?"

Swara menghentikan kegiatan makannya. Suara itu? Akhirnya ia mendongk ke sumber suara. Ia menahan napas saat tahu sosok yang bicara tadi adalah orang yang selama dua minggu ini ia rindukan. Oh, God! Kenapa ia bisa bertemu dengan pria ini? Pandangan Swara beralih ke sosok cantik yang berdiri di samping Sanskar. Bertanya-tanya siapakah wanita cantik ini?

"Oh, silahkan, Sir!" Pria yang duduk bersama Swara tadi menjawab.

Sanskar dan Fellin duduk bersamaan. Senyum menyeringai Sanskar berikan ke arah Swara yang kikuk.

"Lanjutlah makanmu, Dear!" Pria yang bersama Swara tadi membuka suara melihat kesayangannya itu diam.

"Ah, iya," ucap Swara kikuk.

Sanskar mengepalkan tangannya di bawah meja. Sialan! Berani sekali pria itu memanggil wanitanya dengan embel-embel itu. Awas saja, akan ia beri pelajaran bagi pria ini yang berani sekali mendekati wanitanya.

"Oh, ya kenalkan saya Sanskar Danenta!" Sanskar mengulurkan tangannya ke arah laki-laki itu. Dan disambut baik.

"Alex Adelon," jawab laki-laki bernama alex itu.

Sanskar beralih ke Swara. Mengulurkan tangannya seolah mereka dua orang yang belum kenal. Swara diam masih menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap mata pria di hadapannya.

"Swara Adelia," sahut Swara pelan tanpa membalas uluran tangan Sanskar.

"Fellin tunangannya Sanskar," Swara mengangkat kepalanya begitu perempuan yang duduk  di samping Sanskar membuka suara. Tunangan? Apa Sanskar melupakannya secepat itu? Ah, kenapa ia merasa sesesak ini? Oh, God kuatkan dia semoga tidak menangis di sini!

*****

Semenjak pertemuannya dengan Swara di restaurant 2 hari lalu, Sanskar segera memerintah anak buahnya untuk mencari tahu di mana wanitanya itu tinggal sekarang. Dan begitu orang suruhannya itu mengatakan jika Swara tinggal bersama Aunt Anne ia bisa bernapas lega. Setidaknya wanitanya itu aman jauh dari jangkauan Momynya. Dan tentang pria yang bersama Swara tempo hari juga ia juga ssudah menyelidiki. Ternyata pria itu adalah kakak dari istrinya yang berarti kakak iparnya yang selama ini berada di Ingris. Ah, bodohnya ia sudah cemburu pada kakak iparnya sendiri.

TO BE CONTINUE....

Ujan Mas Baru, 27/11/2018

Story Our Love [End √] (SUDAH TERBIT DI GOOGLE PLAY STORE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang