chapter 14

897 42 8
                                    

Votement and share jangan lupa guys! Komwelnya juga!

~Aku tidak butuh alasan untuk selalu mencintaimu~

"Apa kamu gila berenang malam-malam begini!" teriak Sanskar saat tahu yang berenang itu Swara.

Swara yang masih berada di dalam kolam berjengkit kaget mendengar teriakan Sanskar. Astaga, apa pria itu tidak bisa berbicara baik-baik?!

"Aku ingin berenang dan ... kepanasan," jawab Swara sedikit gemetar. Aura dingin yang dipancarkan pria itu membuatnya menggigil, ditambah semilir angin malam yang menyentuh kulitnya yang tidak memakai baju, hanya dalaman saja. Sanskar menatap sekeliling, tidak menemukan para maidnya yang ia perintahkan mengawasi Swara.

"Keluar dari sana sekarang!" perintah Sanskar dingin. Dengan gemetar ketakutan, Swara mengikuti perintah suaminya. 'Gawat, celakalah dia karena pria ini sedang marah. Oh, telan saja dia.'

"Ikut aku!" Sanskar menarik tubuh Swara yang sudah menggunakan kimono masuk ke dalam mansion. Pria itu sedang marah, ingat Swara.

Keduanya berjalan menuju kamar mereka. Swara memberengut kesal saat tidak menemukan spageti pesanannya. Sanskar pasti melupakannya. Huh, padahal dia sudah terbayang-bayang makanan itu dari tadi. Sampai-sampai tidak ada makanan yang ingin ia makan selain spageti. Bukannya mendapatkna spageti dia malah kena semprot kemarahan Sanskar.

Begitu sampai di kamar mereka, Sanskar langsung menarik tangan istrinya masuk ke kamar mandi. Pria itu sibuk memutar shower, mengaturnya dengan air panas dingin. Tanpa aba-aba dia langsung menarik pinggang Swara berdiri di bawah shower. Tubuh keduanya basah masih dengan posisi berhadapan. Sanskar menatap dalam bola mata cokelat itu. Menempelkan kening mereka, tangannya masih bertengger di pinggul wanita itu.

"Kamu selalu senang membuatku cemas, Sweetheart," lirih Sanskar,"hampir membuatku tak bernapas, karena tubuhmu menggigil," tambahnya.

Swara terenyuh. kedua tangannya terangkat merangkul leher suaminya. Keduanya saling menatap. Entah siapa yang duluan memulai, bibir keduanya sudah menempel dan saling melumat di bawah guyuran air.

Ciuman itu semakin panas. Keduanya terbakar gairah yang siap untuk dituntaskan. Tangan kekar Sanskar tidak tinggal diam, menyentuh lekuk tubuh wanitanya memuja.

"Kita bisa mencobanya dalam bath up," bisik Sanskar langsung membopong wanita itu ke dalam bath up. Sanskar mendudukkan wanita itu di atas pangkuannya. Keduanya kembali berciuman. Swara menggeram di hati. Bermain di dalam bath up? Ia tidak pernah membayangkannya.

Tangan Swara bergerak membuka kemeja Sanskar yang sudah basah. Keduanya hanyut dalam percintaan panas mereka di dalam bath up. Napas keduanya terengah-engah saat pelepasan itu melanda.

"I love you, Sweetheart. Jangan lagi membuatku cemas, atau kau terima hukuman dariku," bisik Sanskar di lekuk leher wanitanya.

"I love you more, Honey. Aku penasaran apa hukuman yang akan kamu berikan, ujar Swara menantang.

"Oh, jangan coba-coba melanggarnya, jika kamu tidak mau kubuat tak bisa keluar dari kamar ini!"

"Aku siap kau kurung seharian di kamar, bahkan sampai pagi ketemu pagi lagi," balas Swara berbisik mesra dengan jilatan kecil di telinga suaminya. Sanskar menggeram akan kenakalan istrinya, dan ronde keduanya dilanjutkan di atas ranjang.

...

Swara menikmati spageti yang dimakannya. Dihiraukannya Sanskar yang terus menatapnya dengan bertopang dagu. Dia pikir Sanskar melupakan pesanannya, tapi ternyata dugaannya salah. Begitu mereka selesai dengan percintaa mereka, dan melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul srpukuh malam, keduany baru mengisi perut. Bukan keduanya. Hanya Swara yang makan, pria itu hanya menemani karena dia sudah makan tadi saat bertemu kliennya.

"Kamu semakin seksi saja, Sweetheart," celetuk Sanskar, yang membuat Swara tersedak makanannya.

"Uhuk ... uhuk ...."

Buru-buru Sanskar mengangsurkan air minum kepada istrinya. Pria itu menatap cemas dengan menepuk-nepuk pelan punggung Swara.

"Sudah lebih baik?"

Swara mengangguk. Pipinya memerah teringat ucapan Sanskar tadi. Sial, hanya ucapan seperti itu saja tubuhnya cepat sekali bereaksi.

"Oh, jangan menjilat jarimu seperti itu, Sweetheart!" geram Sanskar yang melihat istrinya itu menjilati tangannya sendiri yang berlumuran sisa bumbu spageti.

"Kenapa?" tanya Swara bingung.

"Kau membuatku terangsang akan itu," ujar Sanskar mendekatkan wajahnya. Swara yang duduk di samping pria itu langsung berdiri dan menghindar. Ayolah, dia sudah lelah dengan permainan mereka tadi, dan sekarang dia hanya ingin segera memejamkan matanya, tidak ada yang lain.

"Jangan kabur, Sweetheart!" Sanskar mengejar istrinya itu yang sudah menghindar ke kamar mandi. Ya, begitulah aksi keduanya, yang akhirnya Sanskar harus menahan gairahnya karena melihat raut kelelahan di wajah istrinya.

______

Mega merah mulai menampakkan dirinya di ufuk timur. Sepasang mata dengan netra cokelat itu mengagumi sosok tampan di depannya. Posisi keduanya begitu intim, dengan tubuh berpelukan.

Tangan Swara bergerak menyusuri garis wajah tampan suaminya itu. Senyumnya terukir mengagumi wajah dengan rahang kokoh itu, sedikit bulu-bulu halus yang tumbuh di rahang tegas itu.

"Aku memang tampan, 'kan?!"

Sanskar membuka matanya dengan senyum manisnya. Pria itu langsung mencium bibir Swara yang juga tersenyum.

"Morning," sapanya mempererat pelukan di pinggang wanita itu.

"Too. Anda terlalu percaya diri, Tuan. Siapa yang bilang dirimu tampan, hm?!" sahut Swara dengan senyum mengejeknya.

Sanskar menyeringai ke arah istrinya, "Terus kenapa wanita bernama Swara Adelia itu begitu tergila-gila kepada saya," sahut Sanskar.

"Oh, berarti Anda yang beruntung memilikinya, karena dia mau dengan pria arogan dan mesum seperti Anda," balas Swara tersenyum nakal ke arah Sanskar. Pria itu gemas sendiri akan kelakuan istrinya, dihujaninya wajah wanita itu dengan ciumannya.

"Tentu saja. Aku beruntung memilikinya," balas Sanskar dengan mengecup kening wanita itu.

***

Swara merengek ikut Sanskar ke kantor, dan pria itu tidak bisa menolak melihat wajah memelas istrinya.

"Aku ada rapat sebentar, kamu jangan keluar dari sini tanpa persetujuanku!" peringat Sanskar sebelum berlalu keluar dari ruangannya.

Swara mendengus karena sudah hampir satu jam ia terkurung di ruangan Sanskar, tanpa melakukan apa-apa.

"Ck, aku bosan. Sepertinya berkeliling sebentar bisa mengurangi bosanku," gumam Swara. Wanita itu melupakan peringatan Sanskar. Dia keluar dari ruangan itu dan mulai berjalan menyusuri setiap sudut gedung perusahaan itu.

To Be Continue ....
Ujan Mas Baru, 25/12/2018

Story Our Love [End √] (SUDAH TERBIT DI GOOGLE PLAY STORE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang