11. Why I'm Different ?

622 22 1
                                    

Malam ini papanya Aletha pulang dari luar kota. Namun sikap Aletha hanya acuh tak acuh. Tak seperti kebanyakan anak yang menyambut ayahnya saat pulang dari kerjanya. Wajar saja sikap Aletha seperti itu karena dia yang memang tak pernah diperhatikan oleh ayahnya.

"Den tar malem tuan pulang," ucap Bi Narsih

"Biarin aja lah Bi, mau dia disini ataupun gak, sama aja Letha gak dianggap ada sama dia," ucap Aletha

"Jangan gitu dong den, dia itu papa aden. Mungkin dia bersikap begitu gara-gara dia sibuk habis pulang dari kerjanya," ucap Bi Narsih

"Yaudah lah Bi, jangan bahas dia lagi. Aku izinnya mau kerumah Rendy. Mungkin aku bakalan nginep disana. Papa gak akan betah dirumah palingan besok atau lusa dia pasti pergi lagi," ucap Aletha

"Tapi Den--" ucap Bi Narsih

"Assalamualaikum," ucap Aletha meninggalkan Bi Narsih.

"Waalaikumsalam," ucap Bi Narsih

Tak lama setelah Aletha meninggalkan rumahnya. Seorang paruh baya sampai dirumahnya. Pak Bimo bapak kandung Aletha yang baru saja pulang dari luar kota.

"Bi, Letha mana?" ucap Pak Bimo

"Itu dia pergi kerumah temannya," ucap Bi Narsih

"Huh anak itu sukanya keluyuran," ucap Pak Bimo sambil menghela nafas.

_________________

"Permisi," ucap Aletha sambil mengetuk pintu rumah Rendy.

Tak lama kemudian, Bu Nisa ibunya Rendy membukan pintunya.

"Eh Letha cari Rendy ya?" ucap Bu Nisa

"Iya tante, Rendynya ada?" ucap Aletha

"Iya sebentar tante panggilin dulu," ucap Bu Nisa.

Lalu Aletha duduk diteras depan rumah Rendy. Walaupun ia dirumah terlihat tidak sopan, tadi ia berbeda saat bertemu dengan orang lain yang lebih tua darinya. Ia tampak sopan dan tak sedikit orang menyukainya.

Lalu Rendy keluar dari rumahnya. Memastikan kebenaran jika Aletha memang datang kerumahnya.

"Eh Tha lu disini, ada apa ya?" ucap Rendy

"Gue suntuk dirumah, bokap gue pulang. Gue lagi coba ngehindarinya. Palingan kalau gue dirumah gue cuma diomelin gak jelas sama dia," ucap Aletha

"Oh yaudah, yuk kita ke alun-alun aja ini kan malem minggu pasti disana ramai, sekalian ajak Andy biar gak strees tu anak," ucap Rendy

"Bagus juga ide lu, yaudah gue telpon Andy dulu ya," ucap Aletha

"Yaudah telpon gih," ucap Rendy

Lalu Aletha menelpon Andy untuk mengajaknya ke Alun-alun kota. Dan Andy menyetujuinya. Aletha dan Rendy pun segera melesat kerumah Andy.

Dan setelah itu mereka menuju ke Alun-alun kota. Disana sangat ramai dan banyak pasangan yang menghabiskan waktu disana.

"Andai aja aku ajak Grena, seru kali ya?" ucap Aletha

"Jangan lah, nanti kita jadi obat nyamuk," ucap Rendy

"Kata siapa, nanti aku juga ajak Regina," ucap Andy

"Ih kalian jahat gak mikirin aku yang masih jomblo," ucap Rendy

"Haha, makanya cepet cari pacar, biar gak jomblo," ucap Aletha

Lalu Rendy hanya memalingkan wajahnya.

Setelah mengitari Alun-alun tersebut. Aletha memutuskan untuk pulang kerumahnya. Sekitar pukul 22.00 WIB. sebelum itu ia harus mengantaran temannya pulang kerumah masing-masing.

Kini ia sampai didepan rumahnya. Gerbangnya sudah ditutup dan lampu rumah sudah dimatikan.

"Duh gimana nih? Gue telpon Pak Tamim aja deh," ucap Aletha

Lalu Aletha menelpon Pak Tamim untuk membukakan gerbangnya. Pak Tamim adalah satpam dirumahnya.

Tak lama Pak Tamim menbukakan gerbang rumahnya. Pak Tamim tak bertanya pada dari mana Aletha sebernarnya. Karena dia sudah tahu alasannya meninggalkan rumah.

Lalu Aletha masuk kedalam rumahnya dengan mengendap-endap seperti maling.  Tak disangka ayahnya sudah berada dibalik pintu. Padahal Aletha melihatnya tapi ia tetap acuh tak acuh atau pura-pura tak melihat.

"Dari mana kamu Tha?" ucap Pak Bimo

Tapi tetap saja Aletha tak meresponnya.

"Kamu tuli ya? Papa tanya !! Jawab aja  apa susahnya si?!" ucap Pak Bimo dengan nada meninggi

Terpaksa Aletha menghentikan langkahnya dan berbalik arah ke ayahnya.

"Aku capek pah, mau istirahat," ucap Aletha dengan singkat

"Kapan si sikapmu berubah? Coba deh kalau kamu seperti kakak kembarmu pasti lebih baik," ucap Pak Bimo

"Emang dari dulu aku selalu salah dimata papa dan mama, ini Letha bukan Nizan, dan Nizan sekarang udah gak ada. Lagian sikapku ini gak bisa dirubah lagi, jangan paksa aku jadi orang lain pah. Aku mau jadi diri aku sendiri," ucap Aletha lalu lari menuju kamarnya.

"Letha!! Bukan gitu maksud papa!!" teriak Pak Bimo

Tapi Aletha tetap tak meresponnya. Ia berlari menuju kamarnya dengan persaan rapuh. Pernah ia berpikir apakah dia bukan anak kandung mereka berdua. Hanya hal itu yang membuatnya jadi dingin terhadap kedua orang tuanya.

Bi Narsih yang mendengar pertengkaran Aletha dan Ayahnya itu merasa kesihan dengan Aletha yang dari kecil tak pernah diperhatikan oleh ayahnya.

_________________

Grena Renata

Aletha Prahastya Mahesa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Aletha Prahastya Mahesa

Aletha Prahastya Mahesa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Baca terus ya gaes

Jangan lupa Vote dan Comentnya

AlethaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora