29. Cry

426 15 1
                                    

"Mas... mbk Nia mas..."

"Nia kenapa?!"

"Mbk Nia udah gak ada!! Sekarang kalian harus ke Palembang. Ajak Aletha juga Rain"

"Gak mungkin. Baik sekarang aku siap-siap dulu"

Pak Bimo mematikan sambungan teleponnya. Dan bergegas menghampiri Aletha yang sedang asik nonton televisi.

"Letha!! Buruan kemas baju-baju kamu. Kita ke Palembang sekarang," ucap Pak Bimo dengan sedikit panik

"Ada apa sih Om?!" ucap Rain

"Rain, kamu juga kemasi baju-baju kamu. Kita bertiga ke Palembang sekarang," ucap Pak Bimo

"Ini sebenarnya ada apa Pah?!" ucap Aletha kebingungan.

"Tadi Tante Lia nelpon. Letha... mama kamu udah gak ada," ucap Pak Bimo sambil memegang bahu Aletha

"Gak mungkin pah!! Gak mungkin!!" ucap Aletha yang kini mengeluarkan air matanya dan memeluk ayahnya.

"Ayo buruan kemas baju-baju kalian. Kita menuju bandara sekarang," ucap Pak Bimo

Rain dan Aletha menuju kekamarnya masing-masing. Untuk segera mengemasi baju-baju mereka.

Setelah selesai Pak Bimo langsung memesan Taxi untuk mengantar mereka menuju Bandara.

_____________________

Mereka tiba di Bandara. Pak Bimo langsung menuju loket untuk membeli tiket pesawat menuju Palembang.

Sambil menunggu ayahnya. Aletha langsung menelepon Rendy untuk mengabari bahwa ia besok tidak berangkat sekolah. Karena Ibunya meninggal.

Setelah selesai membeli tiket mereka langsung naik kedalam pesawat. Dan langsung Take Off menuju Palembang.

_________________

Keesokan harinya. Mereka bertiga sampai di Palembang. Dan langsung menuju kerumah Neneknya Aletha.

Ternyata kabar itu benar saat sebelum sampai rumah. Bendera kuning sudah bertebaran didekat rumah Neneknya Aletha.

Aletha langsung berlari menuju kedalam rumah. Dan langsung menghampiri jasad Ibunya yang kini sudah tak bernyawa. Dia menggoyangkan badan Ibunya dan menangis kencang.

Pak Bimo langsung memegangi Aletha dan memeluknya agar ia tenang. Tapi tampaknya Aletha sangat terpukul dengan kabar ini. Perlahan orang yang ia cintai satu-satu meninggalkan dirinya.

"Ini surat titipan Ibu kamu," ucap Bu Nia

Aletha menoleh dan langsung mengambil surat tersebut dari tangan tantenya.

Aletha keluar dan mencari udara segar untuk membaca surat tersebut. Akhirnya kini ia duduk disaung dekat rumah Neneknya.

Untuk Aletha yang mama sayang.

Maafkan mama, selama ini mama selalu menganggap kamu sebagai Nizan. Mama selalu menyalahkan kamu atas kematiannya. Mama juga selalu menelantarkan kamu.

Tapi sekarang mama sadar. Bahwa kamu adalah anak yang baik. Maafkan mama jika selama ini mama tak pernah memperdulikan kamu. Biarkan mama pergi dengan tenang. Semoga kamu bisa menerima ini.

Tolong perbaiki sifat kamu saat disekolah. Jaga sikap kamu, jangan menjadi seperti preman sekolah.

Mama pamit. Selamat tinggal. Semoga kamu selalu bahagia.

Mama selalu menyayangi kamu.

Aletha menangis sesegukan saat membaca surat itu. Selama ini ia tak pernah mendapatkan kasih sayang Ibunya. Dan kini ia harus kehilangan Ibunya untuk selama-lamanya.

Jujur saja, ia sangat terpukul dengan kejadian ini. Bahkan kabar ini belum sampai pada telinga pacarnya. Untuk saat ini rasanya Ia sedang tak mau ketemu dengan siapapun.

______________________

Baca terus ya gaes
Jangan lupa Vote Commentnya.

AlethaWhere stories live. Discover now