11. Kangen

196 11 0
                                    

Setelah Orang tua nya menutup sambungan telepon.
Raina pun bergegas tidur.

Pasti kalian mikir kalau Raina bakalan terbayang sama ucapan papa mamanya? No! Raina mana peduli soal seperti itu. Lion saja sudah lumutan menunggu balasan cinta dari Raina.

Keesokan Harinya di sekolah.
Raina sedang sibuk berada di dalam perpustakaan membaca buku pelajaran yang baru saja ia pinjam.

"Loh? Raina? " Ucap Lion saat memilih buku di perpustakaan

"Waduh, jangan sampai dia tau strategi gue nih. Gue harus kelihatan santai" Ucap Lion

Lion pun terpaksa melewati jalanan di depan Raina untuk menuju Librarian memberikan buku yang akan ia pinjam.

Raina sontak terkejut saat melihat Lion yang tiba-tiba berada diperpustakaan.

Bukan! Bukan dia terkejut mengapa Lion berada disitu. Melainkan ia terkejut, Saat Lion meminjam buku Pelajaran.

Raina hanya menatap ke arah Lion tanpa mengatakan apapun

"G...uuuu..eee ini buku pesenan Anton kok bukan gue" Sahut Lion terbata-bata

Padahal, Raina sebenarnya sudah mengetahuinya kalau itu memang buku yang akan Lion pinjam.

Lion segera berlari meninggalkan Perpustakaan.

Tak terasa sudah 2 bulan Lion belajar, Kini saat nya Lion mengasah kemampuan dengan datang ke acara yang di berikan Aji kemarin.

Seusai pulang sekolah, Lion segera menjalankan motornya menuju Alamat tersebut.

Sesampainya di acara itu, Lion pun mendaftarkan dirinya

"Siapa namanya? " Tanya panitia acara Tes tersebut.

"Lion Perdana" Ucap Lion

"Ini nomornya, duduk sesuai nomor ya, Terima kasih. Silahkan Masuk" Ucap Panitia.

Lion pun memasuki Ruangan tes dan menduduki nomor sesuai dengan nomornya.

Sesaat kemudian, soal diberikan pada masing-masing siswa yang mengikuti tes tersebut.

Lion mengerjakannya dengan mudah.

"Wiih keluar semua nih, Gila Bravo " Ucap Lion dalam hati.

Semua soal dikerjakannya tanpa kesulitan, Ia pun akhirnya keluar dengan perasaan senang.

"100 98 90 " Ucap Lion menghitung berapa skor yang akan ia dapatkan Sembari mengusap rambutnya.

Tiba-tiba Lion mendapat telepon yang entah dari siapa

"Hallo?" Ucap Lion

"Hallo, Leyy? " Tanya suara dalam telepon itu

"Adam? ini Adam? " Sahut Lion

"Iya! ini gue Adam. Woy udah lama banget kita ga ketemu. Gue ga pernah liat lo lagi di sirkuit. Kapan lo main kesini? " Tanya Adam, Teman balapan Lion.

"Gue udah Vacum dari sana dam, tepat waktu lo gabung disana" Ucap Lion

"Oh pantes, gue ga ngelihat lo" Sahut Adam

"Iya, gue lagi mau fokus kejar sesuatu" Ucap Lion

"Widihh, sesuatu apaan? Udah deh gue tunggu lo disini ya! Besok tanggal 7 lo dateng ya? Aurel bakalan dateng kesini " Sahut Adam.

ya! Aurel dimana ia adalah mantan dari Lion Perdana setelah 2 tahun ini mereka memutuskan mengakhiri hubungan mereka.

"Apaan sih lo, Gue udah ga mikirin dia lagi" Sahut Lion

"Udah lah ga usah ngeles lo, Emang lo ga kangen apa sama dia? Dateng gih! besok gue tunggu! " Ucap Adam

"Ok" Sahut Lion dan menutup sambungan teleponnya.

Hari pun sudah larut,
Seperti biasa, Lion masih setia membaca bukunya didepan Ruang TV tanpa ditemani Devan dan Rio

"Bosen juga lama-lama, Raina lagi ngapain ya? Kangen gua. Kesana ah" Ucap Lion sembari berdiri, mengenakkan jaketnya,Membawa gitarnya dan bergegas mengambil kunci untuk menuju ke rumah Raina

Bremmm
Lion menyalakan motor ninja merahnya dan melaju menuju rumah Raina

Sesampainya dirumah Raina.

Lion menelepon Raina tepat didepan gerbang rumah Raina.

"Rai? coba deh lo buka jendela kamar lo" Ucap Lion.

" Mang? Bukain dong bentar" Sahut Lion memanggil Mang Dimas yang duduk didepan teras

Mang dimas yang melihat Lion membawa gitar langsung membukakan pintu gerbang nya.

Lion memainkan gitarnya tepat dibawah jendela kamar Raina yang berada diatas.

Karena mendengar suara gitar, Raina yang tadinya tak ingin membuka jendela akhirnya tergerak membukakan jendelanya

Astaga! Ada apa Lion disana?

"jrengg Semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya, menahan rasa ingin jumpaaaa" Lion memainkan gitarnya sembari menyanyikan Lagu kangen ciptaan Dewa 19

Raina yang melihatnya kebawah hanya merasa heran lalu kembali menutup jendela kamarnya.

Bi Inah yang memerhatikan Lion dari jendela pintu rumah dibawah, Terheran melihat balasan sikap Raina kepada Lion.

"Den? Yang sabar ya? Non Raina emang begitu anaknya. Suka Jutek" Ucap Mang Dimas tiba-tiba

Lion hanya menatap Mang Dimas sambil tersenyum.

Melihat perlakuan tersebut, Bi Inah langsung berlari ke dalam kamar Raina

"Non? Buka pintunya sebentar non? " Ucap Bi Inah

"Bibi boleh bicara sebentar Non?"
Tanya Bi Inah

Raina membukakan pintu dan kembali duduk diatas kasur.

"Non Raina ga boleh gitu sama den Lion, harusnya non Raina beruntung diperjuangkan sama dia. buktinya, den Lion sampai rela datang malam-malam begini demi menghibur non Raina" Kata Bi Inah.

"Biarin aja Bi" Sahut Raina.

"Non Raina mah kalau dibilangin, Jangan jutek-jutek atuh Non sama cowok, Nanti menyesal sendiri lo"
Ucap Bi Inah

Raina hanya terdiam sedikit berfikir dengan ucapan Bi Inah

" Yaudah non, Bibi kebawah dulu mau siapin makan buat Mang dimas kasihan dari tadi belum makan, Permisi Non" Sahut Bi Inah berjalan keluar dan menutup pintu Kamar Raina.

Lion yang berada dibawah, memutuskan pulang dengan perasaan hampa.
Memang selalu seperti ini yang ia dapat , saat kembali dari rumah Raina

Didalam kamar, Raina hanya duduk di meja belajarnya sembari mengerjakan tugas-tugas yang belum diselesaikannya.

Sementara Lion, bergegas menyalakan motornya dan pergi dari rumah Raina sekarang.

StainWhere stories live. Discover now