30. DIJUAL

175 9 0
                                    

Saat Lion sampai dirumahnya,
Tak disangka Anton telah menunggu di teras rumahnya.

Lion memarkirkan motornya dan langsung menuju ke arah Anton.

"Ini nih Ley, Masa dia mau ngambil mobil balap lo" Ucap Devan.

"Nih, Lo ambil aja" Sahut Lion sambil memberikan kunci mobilnya pada Anton.

"Loh loh ley, Kok lo kasih sih" Ucap Devan.

"Biarin" Jawab Lion.

"Lo jual ya mobil lo?" Tanya Devan.

"Engga, Emang gue kasih ke dia" Sahut Lion.

"Kenapa harus ke dia? Kan bisa lo kasih ke gue, Atau ga lebih bagus lo kasih ke Rio. Kasihan dia ga punya mobil. Kerjaan nya kemana-mana cuma nebeng sama gua" Ucap Devan.

"Gue udah janji kalau gue berhasil lolos akselerasi, mobil balap gue jaminannya" Jawab Lion.

"What? Gila lo ya? Segitunya lo demi Raina? Sampai ngorbanin mobil balap kesayangan lo? Mobil itu kan ga murah Ley, Lo dapetin nya juga dari hasil taruhan yang ga mudah. Masa lo kasih gitu aja sih" Sahut Devan.

"Biarin, Gue ikhlas kok kenapa lo yang ribet? " Jawab Lion.

Anton mengeluarkan mobil Lion dari garasi.

Devan dan Rio menghentikan mobil itu dengan berdiri di depannya.

Tin..tin..
(suara mobil yang dibawa Anton)

"Apaan sih lo berdua, Minggir!" Sahut Lion.

"Engga Ley! lo udah susah payah dapetin ini. masa iya diambil gitu aja sama dia" Ucap Devan.

"Gue ikhlas Van, Udah lah" Sahut Lion.

Akhirnya, Devan dan Rio mundur dari hadapan Anton.

Mereka membiarkan mobil balap Lion dibawa begitu saja dengan Anton.

"Ley? Lo kapan mau balik ke sirkuit?" Tanya Devan.

"Nanti kalau udah waktunya" Jawab Lion.

"Lo ga mau lihat Raina semangatin lo ditribun?" Ucap Devan membangunkan mata Lion sejenak.

"Besok gue kabarin Adam" Sahut Lion.

"Gue aja yang kabarin ley, Beres semuanya. Lo tinggal dateng aja" Ucap Devan.

Esoknya, Setelah pulang sekolah.

"Rai!" Ucap Lion.

"Lo mau ga ikut gue sebentar?" Tanya Lion kembali.

"Kemana?" Jawab Raina.

"Ikut aja dulu"Sahut Lion kemudian menarik tangan Raina.

Tak sampai 20 menit perjalanan menuju sirkuit.
Akhirnya, mereka telah sampai.

Devan dan Rio sudah menunggu Lion disana.

"Itu dia Lion sama Raina" Ucap Devan dari kejauhan.

Dimana ini? Raina sama sekali tak mengetahuinya.
Maklum saja, Raina jarang sekali keluar rumah.

Suara motor di sirkuit itu, membuat Raina terlihat aneh dan sangat kikuk.

"Rai? Lo ga suka ya sama keramaian?" Tanya Lion.

"Ga.. gue gapapa" Sahut Raina.

Saat mereka sedang berbincang, datanglah Adam bersama Aurel menghampiri.

"Eyy Lion! Whats up bro" Ucap Adam sembari menepuk dada Lion.

Lion membalas Adam dengan kembali menepuk pundaknya

"Loh Raina?" Sahut Adam tiba-tiba.

"Adam?" Balas Raina.

Loh mereka saling mengenal? Darimana?

"Kalian saling kenal?" Tanya Lion.

"Kenal lah, Dia temen SMP gue ley. Primadona disana juga" Jawab Adam.

"Oh gitu" Sahut Lion.

"Belum tanggal 7 kayaknya, Tapi lo udah kesini aja, Lo mau balik lagi kesini ya ley?" Sahut Adam.

"Iya, Tapi gue belum tau kedepan nya gimana" Jawab Lion.

Saat Lion dan Adam sedang berbicara,
Aurel menatap perempuan yang berdiri disamping Lion.

Raina! ya, Aurel menatap Raina.

Siapa sih dia? Cantik banget
Kok dateng sama Lion? Dia pacar baru Lion?

Ucap Aurel didalam hatinya.

"Ley?" Tanya Aurel kemudian.

"Siapa tuh?" Ucap Aurel sembari menegaskan tatapan matanya pada Raina.

"Oh ini, Kenalin. Raina namanya, Dia pacar sekaligus calon istri gue" Jawab Lion sembari memperkenalkan Raina pada Lion dan Adam.

"Pa...car.. lo?" Ucap Aurel.

"Raina kenalin ini Aurel disebelahnya Adam. Mereka berdua ini temen sirkuit gue. Mereka kebetulan juga udah pacaran" Sahut Lion.

Aurel menjabatkan tangannya pada Raina.

Mereka saling mengumbar senyuman masing-masing.

"Rai! Suruh kakak lo kesini!" Bisik Lion pada Raina.

"Hah?" Ucap Raina sembari melirik sedikit ke arah Lion saat Lion membisikkan kata di telinganya.

"Dia butuh bukti kan? Cepetann telfon" Sahut Lion.

"Emm gue kesana sebentar ya" Ucap Raina.

Raina menuju ke tepi sirkuit dan segera menghubungi Nathan, Kakanya.

Setelah itu, Ia kembali menemui Lion bersama Aurel dan Adam.

"Udah?" Sahut Lion.

Raina menganggukkan kepalanya.

Tak lama,Datanglah Nathan.

Terbuka sudah kedok Aurel selama ini.

"Aurel?" Sahut Nathan yang muncul dibelakang Lion.

Aurel terkejut bukan main, Bagaimana bisa Nathan datang kesini? Darimana ia tau?

"Gue ga nyangka ya, ternyata wajah cantik lo itu cuma sekedar kedok buat nutupin kebusukan lo!" Ucap Nathan dengan nada tinggi.

"Siapa sih dia?" Tanya Adam pada Aurel, Kekasihnya.

"Gue pacarnya!" Jawab Nathan.

"Eh lo jangan asal ngomong ya! Gue yang pacarnya Aurel" Sahut Adam.

"Ini maksudnya apa sih rel?" Tanya Adam pada Aurel.

Raina menatap Lion dengan wajah penuh ketakutan.

Lion pun berinisiatif memegang erat tangan Raina.

"Ok gue jelasin"
"Jadi, Nathan ini pacar gue. Gue LDR selama 2 tahun sama dia. Jauh sebelum gue jadian sama lo, gue udah jalin hubungan sama dia" Sahut Aurel.

"What?" Ucap Adam.

"Lo jahat ya rel" Sahut Nathan.

"Gue udah naroh semua kepercayaan gue buat lo, tapi lo malah khianatin gue" Sambung Nathan.

"Semua impas rel, sama persis kayak yang lo lakuin ke gue dulu. Lo ninggalin gue demi cowok lain. Nathan, Kakak kandung Raina" Ucap Lion.

"Nathan Kakak Raina?" Sahut Aurel heran.

"Gue minta maaf Dam,Nat" Ucap Aurel kembali.

Nathan pergi meninggalkan Aurel, Dan diikuti Raina yang menyusul kakaknya itu.

"Sorry, gue harus balik" Sahut Raina, melepaskan tangan Lion dan mengejar kakaknya itu.

StainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang