11. Age Limit

1.4K 282 72
                                    

Chochimeul butjababwado gyeolguk kkeuchi nagetji
Hajiman jongchagyeokgwa chulbaryeogeun gateun geol
Urin dasi mannal unmyeong

Meskipun aku memegang kedua tanganmu erat, akhir itu akan tetap datang
Tapi stasiun terakhir juga merupakan stasiun awal
Sudah takdir kita untuk bertemu kembali

Hourglas - Wannaone (The Heal) ft. Heize - 2018

*******

Daniel sedang duduk di ruangan Dosen, memeriksa berkas siswa-siswanya. Pekerjaannya sebagai Dosen tidak hanya sebatas mengajar saja. Banyak pekerjaan lain yang kadang membuatnya harus tinggal sampai sore. Didengarnya pintu diketuk dan sesosok wajah mengintip di celah pintu.

Semua dosen jurusan ekonomi yang tidak memiliki jabatan struktual di Universitas berbagi ruangan yang sama. Tapi saat ini hanya Daniel yang sedang berada dalam ruangan. Daniel mengangkat wajah dari atas meja. Kebetulan posisi mejanya berhadapan dengan pintu.

Mahasiswa yang barusan mengetuk pintu itu mengedarkan pandangan ke kiri dan ke kanan, mencari sesuatu atau seseorang. Mata mereka bertemu.

"Ya?" tanya Daniel. Dari tempatnya bisa dilihatnya pemuda ini menelan ludah.

"Saya mencari Choi Minki-Gyosunim?" jawabnya dengan nada bertanya. "Ada tugas yang hendak saya kumpulkan."

Daniel memberi isyarat dengan dagunya ke arah meja di sebelah kanannya. "Dia sedang istirahat. Taruh saja di sini."

Pemuda itu berjalan sambil menunduk mendekat. Daniel masih memandanginya. Dimana dia pernah melihatnya? Rambut coklat kemerahan dan pipi chubby nya-terasa familiar.

Ketika pemuda itu semakin dekat, Daniel teringat.

"Kamu teman Guanlin?" tanyanya.

Tangan Park Jihoon masih menggantung di udara, memegang berkas yang hendak diletakkannya di atas meja kerja Minki.

Dia merasa hari ini hari sialnya. Seminggu lebih membolos untuk menghindari gosip, hari ini dia terpaksa masuk untuk mengumpulkan tugas. Sudah cukup buruk harinya merasakan bisikan orang-orang ketika melihatnya lewat, berusaha menulikan telinga dan menguatkan hatinya mendengar berita miring itu. Jihoon tak pernah menyangka sebuah foto bisa berdampak begitu besar.

Dan kini dia malah berjumpa dengan orang yang paling ingin dihindarinya. Ralat. Orang nomor dua yang ingin dihindarinya. Jihoon berharap oarng tersebut tidak mengenalinya. Tapi ternyata harapannya harus pupus.

Perlahan diletakkannya kertas di tangannya di atas meja. Dia menunduk gugup. Haruskah ia menjawab pertanyaan itu? Atau dia bisa pura-pura tidak mendengar dan berlalu? Toh dia tidak punya urusan dengan Kang Daniel.

Atau justru karena tidak punya urusan maka dia bisa bebas berbicara?

Diangkatnya wajahnya, berusaha mempertahankan wajah tak takut tanpa terkesan kurang ajar. Bagaimana pun pria di hadapannya ini jauh lebih tua.

"Benar." Jawabnya dengan suara yang tegas dan mantap. Dipandangnya mata sang Dosen. Jihoon bisa melihat bahwa pria itu mengenalinya. Dia sudah siap menerima serangan kemarahan.

HOURGLASS [END] | OngNielWhere stories live. Discover now