21. Happiness

1.4K 329 231
                                    

Yang tadi request Hourglass UP lagi, yakin siap baper dua hari berturut-turut??

Warning!! Jangan terkecoh dengan judul chapter ini. Judul bisa menipu.




Seongwoo memicingkan matanya, mengintip ke lubang intip yang ada di pintu. Dua orang pria berdiri di sana. Seongwoo tidak mengenali wajah mereka, tapi dia tidak bisa tidak menegnali seragam hitam yang mereka kenakan.

Polisi.

Polisi?

Tujuh belas tahun lamanya Seongwoo tinggal di kota metropolitan ini, dan tidak pernah sekalipun dia berurusan dengan polisi.

Kenapa sekarang ada dua orang polisi berdiri di depan pintunya?

Was-was, Seongwoo membuka pintu.

"Yes, Officer?" tanyanya ragu.

Salah seorang dari mereka balik bertanya kepadanya.
































"Do you know a man called Kang Daniel?

...



Sudah bertahun-tahun Seongwoo tidak pernah merasakan perasaan ini.

Takut.

Takut yang teramat sangat.

Berbagai macam pikiran buruk berseliweran di otaknya.

Apa yang terjadi?

Apa yang terjadi kepada Daniel?

Bagaimana jika ucapan perpisahan kemarin adalah untuk selama-lamanya?




*******





















"MABUK???"




Seongwoo nyaris berteriak di depan Daniel yang sedang duduk di bangku panjang di kantor polisi. Pria itu sedang menopang kepalanya dengan mata terpejam.


"AKU DISERET KEMARI HANYA KARENA KAMU MABUK???"


Daniel memijit dahinya. Kepalanya pusing.

"Woo, bisa tolong jangan berteriak-teriak? Kepalaku sakit."

"Huh!" Seongwoo mendengus kesal.

Petugas polisi tadi sudah menjelaskan yang terjadi. Kelihatannya Daniel mabuk semalam, yang mengakibatkannya teribat dalam perkelahian. Dan dalam keadaan mabuk itu, dia tak sadar ketika ada yang mencuri dompet dan handphonenya.

Polisi menemukannya keesokan hari dalam keadaan tak sadar, tak memiliki uang dan identitas. Polisi tidak bisa membebaskannya begitu saja tanpa ada yang menjamin.

Walau awalnya Daniel tidak mau menyebutkan kontak orang yang dikenalnya di New York, tapi dari saku jaketnya polisi menemukan alamat Seongwoo yang ditulis Daniel di atas selembar kertas tissue.

Penjelasan itu cukup meredakan kekagetan Seongwoo kala pertama kali petugas polisi itu menyebutkan nama Daniel. Dalam beberapa menit awal tadi nyawanya seperti sudah meninggalkan tubuhnya.

Kini melihatnya langsung, dalam keadaan sangat buruk dan babak belur, dia merasa ... apa?

Marah?

Lega?

Sedih?

Takut?

Perasaannya bercampur aduk.

HOURGLASS [END] | OngNielWhere stories live. Discover now