13. Memory

1.5K 295 143
                                    

Moraega da tteoreojigo sigyega meomchwobeoryeodo
Ssahyeogan chueokmaneun ne gyeote gyeote

Walaupun pasirnya akan jatuh, dan jam pasir akan berhenti
Kenangan kita bersama akan selalu bersamamu

Hourglas - Wannaone (The Heal) ft. Heize - 2018

*******

Seongwoo terbangun sendirian di sebuah kamar yang asing. Dicoba diperhatikannya sekitarnya, foto-foto yang berada di nakas. Dia ingat berada di apartemen Daniel, walau dia tidak ingat jelas bagaimana bisa berakhir di tempat tidur.

Perlahan Seongwoo bangkit dari tempat tidur itu. Memanfaatkan momennya sendiri, diamatinya foto yang ada di meja kecil di samping tempat tidur itu.

Sebuah pigura yang agak besar menampilkan Daniel dan keluarganya. Pasangan tua ini pasti orang tuanya. Lalu lelaki berbadan besar yang agak mirip Daniel ini kemungkinan adalah kakak lelaki yang sering diceritakannya, bersama istri dan anak-anak mereka. Lalu seorang gadis manis, yang Seongwoo prediksikan adalah adik perempuan Daniel dari ceritanya di masa lalu.

Di belakang pigora itu ada sebuah pigora lain, lebih kecil dan tersembunyi di belakang. Merasa familar, Seongwoo hendak meraihnya.

Suara pintu terbuka membuatnya menarik tangannya lagi.

Kepala Daniel menyembul dari celah pintu. "Sudah bangun?" Suaranya terdengar ceria.

Tanpa menunggu Seongwoo menjawab dia terus berbicara. "Kamar mandinya di luar jika kamu mau menggunakan." Lalu menarik dirinya keluar dan menutup pintu lagi.

Seongwoo melangkah keluar dari kamar, lalu berjalan ke arah pintu yang kelihatannya pintu kamar mandi. Di sana ia menuju wastafel, dan dicipratkannya air dingin ke wajahnya.

Seongwoo mengamati penampilannya yang terpantul di kaca. Rambutnya berantakan. Matanya sangat sembab dengan kantong mata menghitam. Bajunya kusut.

Dia ingat bagaimana dia menangis semalam. Kelihatannya setelah itu dia tertidur.

Setelah berusaha merapikan penampilan sebisanya, Seongwoo keluar dari kamar mandi itu. Indra penciumannya disambut dengan aroma kopi yang harum.

Dilihatnya pemilik rumah sudah duduk di meja makan, menikmati kopi sambil membaca buku. Walau hanya mengenakan kaos dan celana training, kelihatan dari rambutnya yang masih setengah basah bahwa ia telah mandi.

Seongwoo melirik ke sofa. Di atasnya terdapat sebuah bantal dan selimut yang telah terlipat, menandakan dimana sang tuan rumah tidur semalam.

Pria itu mengangkat wajah dari buku yang dibacanya. "Selamat pagi!" Sapanya. "Mau secangkir kopi?"

Seongwoo menarik kursi dan ikut duduk di meja makan. Sementara Daniel mengambil cangkir, menuangkan kopi hitam dari poci, dan meletakkan di depannya.

Seongwoo meraih cangkir itu dan menyesapnya, butuh membasahi tenggorokannya yang kering, sebelum berbicara. "Maaf aku merepotkan semalam."

Daniel tersenyum menenangkan, "It's okay."

"Sudah merasa baikan?" Pria berbahu lebar itu bertanya. Seongwoo mengangguk.

"Maafkan Guanlin ya? Dia masih muda, masih emosional."

Sekali lagi Seongwoo mengangguk. Dia diam beberapa saat sebelum bertanya, "Bagaimana dengan dia? Apa dia baik-baik saja?"

HOURGLASS [END] | OngNielWhere stories live. Discover now