Part 9

4.7K 207 0
                                    

Fagan mengangkat tangan kanannya, memperhatikan jam yang melingkar di tangannya. Jamnya sudah menunjukkan pukul 16.00, waktunya dia harus pergi dari tempat yang membuatnya semakin stress.

"Udah selesai kan rapatnya."

Semua orang menatap fagan dengan tatapan bingung. Fagan sedang berada di ruang OSIS, sedang mengadakan rapat bersama anggota OSIS lainnya.

"Belom gan, kita masih harus membahas beberapa keperluan buat acara ini." Ucap Lala yang menjabat sebagai sekretaris di OSIS.

"Tunda aja." Ucapnya dengan nada santai, sambil mengambil tasnya lalu melangkah kan kakinya keluar dari ruang OSIS.

"Lo gak bisa seenaknya gitu, Lo ketua OSIS disini!!."

Suara itu berhasil membuat langkah fagan terhenti, fagan berbalik ke arah anak-anak OSIS yang masih memperhatikan nya.

"Ada Lo kan, gunanya Lo sebagai wakil tuh apa?"

"Tapi, Lo itu udah terlalu sering cabut dari rapat gan."

Dante wakil ketua OSIS. Salah satu orang yang tidak pernah terlihat akur dengannya. Sikap Fagan dan Dante sangat berbeda. Dante menjabat sebagai waketos, namun dirinya sering sekali melakukan tanggung jawab sebagai ketua OSIS. Fagan selalu melampiaskan tanggung jawabnya kepada Dante.

"Lo ngerti sedikit lah, kita sukses. Lo juga yang seneng." Ucapnya merayu fagan, yang masih setia berdiri di ambang pintu.

Setelah berdiam diri, fagan membalikkan tubuhnya dan melanjutkan langkahnya untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Tuh orang, gak ada tanggung jawabnya banget sih." Ucap Lala semakin kesal dibuatnya. "Lo yang sabar ya dan." Lala menepuk pundak Dante memberikan ketenangan pada diri dante.

Dante hanya tersenyum, dan kembali ke tempat duduknya. Mereka melanjutkan rapatnya, tanpa fagan lebih tepatnya.

🍁🍁🍁

Suara khas motor milik fagan memasuki halaman rumahnya, fagan membuka helmnya dan meletakkan helmnya di atas motornya.

"Kakek." Ucap Fagan, memberhentikan langkahnya.

Seorang pria yang sudah memasuki umur sekitar 60-70, berdiri tepat di depan pintu masuk rumah fagan. Menatap intens ke arah fagan melipat kedua tangannya tepat di depan dada.

"Dari mana kamu?"

"Dari sekolah kek."

Sang kakek memajukan langkahnya. "Bukannya sekolah akan mengadakan acara, tapi kenapa kamu pulang secepat ini?."

Fagan menghela nafas. "Fagan baru selesai rapat kek."

"Kamu mau bohongin kakek?"

Fagan menatap sang kakek. "Fagan cabut dari rapat."

"Tapi fagan tetap ikut rapat." Lanjutnya.

"Kamu mengalihkan semua tanggung jawab kamu ke Dante."

Fagan memalingkan wajah nya dari hadapan sang kakek.

"Kakek cuma mau ka-"

"Kakek cuma mau kamu latihan sebagai pemimpin, dan nanti ilmu nya bisa kamu pakai untuk meneruskan perusahaan kakek. Itu kan yang kakek mau." Ucap fagan menghentikan ucapan sang kakek.

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang