Part 19

3.6K 210 3
                                    

Budayakan memvote sebelum membaca, tau kok cerita nya absurd. Tapi aku mengharapkan vote dari kalian lohhh hehe *puppyeyes



Sudah kesekian kalinya Kesya membuat bekal untuk fagan, namun tetap saja, berkali-kali fagan menerimanya namun tidak dimakan olehnya. Ia biarkan temannya yang memakannya, lebih tepatnya fagan memaksa temannya agar makan bekal pemberian dari Kesya.

Dewi datang menghampiri kesya yang sedang sibuk dengan peralatan tempat untuk membawa bekalnya.

"Bawa bekal lagi sya?"

"Hehe, iya tan," ucapnya sambil memberikan cengiran seperti menunjuk kan deretan baris gigi putih miliknya.

"Sini Tante bantu," ucap Dewi menarik tempat bekalnya, dengan cepat Kesya menariknya kembali.

"Gak usah Tan, ini juga udah selesai kok," ucap Kesya cepat-cepat untuk menyelesaikan. Lalu memasukkan nya ke dalam tas, "Kesya berangkat ya tan. Dadah Tante," ucapnya lalu mencium pipi Dewi sebelum benar-benar pergi.

"Hati-hati sya!!" Teriak Dewi. Lalu dibalas anggukan kepala oleh Kesya.

"Anak kamu udah besar kak, dia tumbuh menjadi gadis cantik dan kuat. Apa kamu sama sekali gak penasaran sama anak kamu?, Kamu dimana kak?." Ucap Dewi sendiri, tanpa terdengar oleh Kesya.

🍁🍁🍁

Ritual setiap pagi Kesya jika sudah sampai di sekolah, ia akan pergi menuju kelas fagan. Memberikan bekal yang ia bawa, yang sudah jelas-jelas tidak di makan oleh Fagan.

Butuh beberapa menit untuk Kesya sampai di kelas fagan, Kesya menatap pintu kelas fagan yang tertutup rapat. Kesya mengumpulkan niat untuk mengetuk pintu kelas fagan, namun ia urungkan karena Sandra dan kawan-kawan nya sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Mau ngapain sih mereka?," Kesya menatap penuh kebencian ke arah Sandra, karena merasa terganggu oleh kedatangan nya.

"Mau ngapain lo?. Pagi-pagi udah berdiri di depan kelasnya kak fagan," cercah Sandra, yang sudah berdiri di hadapan Kesya.

"Gue gak ada urusan sama Lo, gue juga gak ganggu hidup Lo kan. Jadi stop kepoin gue."

"Hah?!! Kepoin Lo!! Lo gak sadar ya ngomong nya?," sandra melipat kedua tangannya di depan dadanya. "Kan gue udah pernah bilang, jauhin kak fagan!!."

Kesya hanya diam, tidak membalas perkataan Sandra yang membuat telinganya panas di pagi yang cerah seperti sekarang.

Tatapan Sandra terfokus pada sebuah benda yang Kesya bawa di tangannya, sebuah paperbag berwarna coklat itu berhasil di rebut oleh sandra.

"Balikin gak," ucap Kesya, tidak di perdulikan oleh Sandra.

Untung saja suasana sekolah masih sangat sepi, jadi kejadian seperti ini tidak dijadikan bahan tontonan oleh siswa-siswa yang sangat kurang kerjaan.

Bagaimana tidak kurang kerjaan, seseorang yang sedang terkena Bully itu kan seharusnya dipisahkan, bukan malah jadi bahan tontonan.

"Ohhh," Sandra ber-oh panjang. "jadi isinya ini makanan," ucap Sandra sambil melemparkan tatapan tidak suka ke arah Kesya.

"Balikin gak."

Kesya mencoba untuk mengambil kembali kotak bekalnya. Tapi karena tinggi Sandra melebihi tinggi Kesya, Kesya sedikit susah untuk mengambilnya, karena Sandra mengangkat bekal nya  ke atas dan itu semakin sulit untuk Kesya.

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang