Part 38

3.3K 133 4
                                    

Selamat berjuang buat para siswa SMA kelas 12. Yang besok Senin, mau UASBN semangat guysss!!!


Nafasnya sedikit tersengal-sengal, Kesya menatap Dewi yang berlutut mengambil beberapa plastik yang berisi pakaian.

Ternyata bunyi yang dihasilkan dari benda terjatuh, adalah keranjang yang dipegang Dewi mendadak terlepas dari genggamannya.

"Tante gak papa?," Tanya Kesya yang ikut berlutut.

"Dewi," panggil seseorang yang berdiri di ambang pintu.

Kesya mengadahkan kepalanya, lalu berdiri menatap ke arah Dewi dan wanita di ambang pintu itu secara bergantian.

"Tante kenal sama nyonya ini?," Ucap Kesya mendadak bingung.

Setelah rapih membereskan semua plastik pakaian yang terjatuh tadi, Dewi bergegas menarik tangan Kesya agar segera menjauh dari rumah ini lebih tepatnya menjauh dari hadapan wanita itu.

"Dewi," panggil wanita itu sekali lagi.

"Tante kenapa sih? Tante kenal sama nyonya itu, Tante jawab kesya."

Dewi tetap menarik tangan Kesya, dan enggan sekali untuk menjawab pertanyaan nya. Menurutnya wanita itu muncul dihadapan tidak tepat waktu, disaat dirinya sudah mulai menerima takdir Kesya. Apa dengan seenaknya dia akan merampas satu-satunya hal yang membuat dia bahagia selama hidupnya.

Ternyata wanita paruh baya itu HANI yang tak lain adalah rekan dari Rena orang tua fagan, dan yang tak lain lagi adalah orang tua kandung Kesya yang selama ini menitipkan Kesya dengan Dewi dan menghilang begitu saja tanpa memberi kabar sedikit pun.

"Dewi, apa itu anak aku?."

Ucapan itu membuat Kesya menarik tangan nya paksa, dan memberhentikan langkahnya tak peduli Dewi akan marah padanya. Dia mendengar perkataan itu, sangat mendengar  Kesya tidak tuli, Kesya mendengar nya. Kesya sangat mendengar, wanita itu bertanya apa Kesya anaknya.

Kesya memutar balik tubuhnya menghadap Hani, Kesya menatap wajah Hani matanya sudah mengeluarkan air yang mungkin tidak bisa ditahan olehnya.

"Ayo sya pulang," ajak Dewi yang ikut menangis.

"Bentar Tante," ucap Kesya yang sedikit menghentak tangannya, agar Dewi melepaskan tangannya.

Fagan yang dibuat bingung oleh drama mereka bertiga, mengurungkan niatnya untuk segera masuk ke dalam rumah alhasil dia hanya menunggu di depan pintu mobilnya.

Kesya mendekat ke arah Hani, "tadi nyonya bilang, apa saya anak nyonya?."

Dewi hanya menatap Kesya, dan Hani tak mampu berucap satu kalimat pun. Dia hanya bisa menatap wajah Kesya yang sudah mulai sedih.

"Bukti apa kalo nyonya ibu saya?," Tanya Kesya yang mulai terisak oleh suara tangisnya.

"Kesya, ini mamah sayang. Maafkan mamah, sudah meninggalkan mu selama 16 tahun ini. Mamah punya alasan, kenapa mamah menitipkan kamu kepada Tante mu," Hani berjalan mendekat ke arah Kesya.

"Seorang ibu kandung tidak akan tega meninggalkan anak kandungnya selama itu, kucing aja jika anaknya menghilang, dia akan segera mencarinya. Maaf nyonya bukannya saya tidak sopan, tapi nyonya sengaja menitipkan anaknya dengan adik nyonya sendiri dari masih bayi hingga menginjak masa remaja. Dan dengan seenaknya, nyonya mengakui saya sebagai anak nyonya. Saya bingung harus percaya atau tidak, di zaman seperti masih banyak kan modus penipuan seperti ini."

Kalimat panjang yang terlontar dari bibir mungil Kesya, membuat semua orang yang ada di sana terdiam termasuk fagan yang hanya memperhatikan Kesya dari depan pintu mobilnya. Dia sama sekali, tidak keberatan jika harus menonton drama ini hingga selesai.

Aurora (Tamat)Where stories live. Discover now