Part 43

3.6K 139 5
                                    

Part 43
Setelah menikmati film yang sangat di favoritkan keduanya, lebih tepatnya fagan yang menyukai film ini, Dante hanya ikut-ikutan saja. Berhubung tiket yang diberikan oleh Fagan itu gratis, jadi Dante tidak akan bisa menolak nya.

"Tumben-tumbenan Lo ngajak gue nonton-makan secara gratis pula," kini mereka sedang berada di salah satu cafe yang berada di dalam mall tersebut.

"Sedekah," ucap fagan di sela-sela makannya.

Dante meletakkan sendok​-garpu nya di atas piringnya, lalu menatap sinis kearah fagan.

"Gue masih mampu."

"Yang mampu itu orang tua Lo, Lo cuma bisa minta belum bisa ngasih mereka sedikit uang dari hasil kerja keras Lo."

Dante tidak memalingkan pandangannya dari fagan, justru anak ini semakin salut kepada sepupunya ini. Jarang-jarang fagan berbicara panjang lebar seperti sekarang, karena masalah itu membuat dirinya seakan-akan menjauh dari dunia nyatanya.

Dante menghela nafasnya, mengeluarkan sebuah dompet dari saku celananya, "untuk makanan ini, gue yang bayar."

"Terserah," ucap fagan lalu bangkit dari duduknya, menuju kamar mandi.

Dante mengelus dadanya yang bidang, "sabar Dante sabar, bentar lagi tuh bocah hengkang dari Indonesia. Dante harus senyum," ucapnya lalu memaksakan senyuman di wajahnya.

🍁🍁🍁

Fagan baru saja selesai dari kamar mandi, hanya sekedar mencuci tangannya lalu tidak butuh lama, fagan keluar dari kamar mandi.

Fagan berniat ingin kembali ke tempat duduknya, namun langkahnya seakan-akan tidak sinkron dengan otak nya. Langkah nya terhenti, pada saat melihat seorang gadis yang sangat ia kenal sedang bersama pria yang jauh lebih tua darinya. Dan seperti nya tidak pantas, jika anak berumur 16 tahun berkeliaran di mall bersama pria yang lebih tua bahkan lebih pantas seperti papahnya.

Entah dorongan dari mana, fagan menghampiri meja tersebut. Dan langsung menyapa gadis tersebut.

"Kesya."

Kesya langsung mendongak ke arah fagan, begitu pula sang pria yang duduk berhadapan dengan Kesya. Dia juga mengikuti, arah mata Kesya yang menatap manik mata elang milik fagan.

"Kak fagan, kk_kak ngapain disini?."

"Seharusnya, gue yang nanya kaya gitu. Kenapa Lo disini?," Tanya fagan yang masih tidak sadar pria yang bersama Kesya sedang memperhatikannya.

"Aku nemuin om ini kak," tunjuk Kesya, namun fagan tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun.

"Sejak kapan Lo main sama om-om?."

"Fagan."

Perlahan kepala fagan menoleh ke arah pria paruh baya tersebut, wajah Fagan menunjukkan ekspresi sedikit terkejut. Namun, kembali lagi seperti wajah pada biasanya.

"Fagan, kamu udah besar nak?," Ucap pria tersebut, hendak menyentuh bahu fagan tapi dengan cepat fagan menepis tangannya.

"Apa anda kurang puas, bermain sama sekretaris anda. Dan sekarang anda mau mencari wanita yang lebih dari sekretaris itu, anda mau bermain dengan anak SMA ini," ucap fagan dengan nada santainya, tetap tegas.

Aurora (Tamat)Where stories live. Discover now