Part 51. EXTRA PART 2

4.3K 130 4
                                    

Part 51
Panas cahaya matahari terasa menusuk kulit kepala siapa saja yang berjalan siang hari ini. Hari ini jadwal Kesya untuk memberikan hasil skripsi nya kepada sang pembibing. Dirinya sangat berharap, agar skripsinya hari ini dapat di accepted dan tidak dikembalikan lagi dengan banyak coretan merah hasil koreksi pembimbing nya.

"Ini pak," Kesya memberikan beberapa kertas yang sudah di susun dan di jilid rapih, untuk hari ini dirinya benar-benar seperti sedang bermandikan keringat. Keringat mulai muncul di keningnya, pada saat rasa khawatir menyelimutinya dirinya.

"Kenapa kamu?," Suara dosen itu seakan-akan menggelegar di telinga Kesya, "Saya sedikit panik pak," jawab Kesya tersenyum.

"Sudah berapa kali mondar-mandir ke ruangan ini?," Tanya salah satu pembimbing Kesya.

"12 kali Bu," jawab Kesya jujur.

Perempuan itu tersenyum geli, sambil menutupi mulut dengan tangannya, "rekor ya kamu."

Kesya hanya tersenyum malu.

"Sudah sana keluar," Kesya menatap bingung pembimbing pria itu.

"Keluar pak?."

"Kamu mau disini terus emangnya, gak mau pulang ke rumah."

Kening Kesya malah berkerut, bibirnya sedikit mengeluarkan senyuman bingung. Dia masih tidak mengerti maksud ucapan pembimbing nya itu.

"Saya gak ngerti pak, kalo saya keluar terus gimana sama skripsi saya pak."

"Kamu mau bawa pulang skripsi ini lagi, skripsi kamu sudah kami ACC. Dan sudah ada perbaikan, kamu boleh pulang. Minggu depan jadwalnya kamu untuk sidang, dan bulan depan acara wisuda nya."

Mulut Kesya terbuka lebar, dengan cepat kesya menutup mulutnya dengan tangan. Masih tidak percaya dengan ucapan dosen tersebut, tapi Kesya sudah tidak perduli yang terpenting hari ini dia sudah terbebas dari beban yang selama ini membuat pikirannya penuh dengan hal itu semua.

"Terimakasih pak-bu terimakasih," ucap kesya lalu mencium tangan para pembimbingnya secara bergantian, lalu berdiri tegak, "kalo begitu saya permisi pak-bu," Kesya keluar dari ruangan itu dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya.

Di luar ruangan, sudah ada Ara yang dengan setia menunggu Kesya dari awal Kesya masuk, hingga Kesya keluar dengan senyuman yang terus mengembang di wajahnya seperti sekarang.

"Sya gimana? Kita lulus bareng lagi kann sya?," Ara menunggu jawaban Kesya, karena Kesya hanya diam dan tersenyum.

"Sya apaan sih, jawab ihh," ucap Ara mulai kesal.

"Hehehe, iya udah di ACC!!!," Kesya langsung menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Ara, mereka saling berpelukan sambil berloncatan​ layaknya anak kecil.

"Ayo," Ara menarik tangan Kesya. "Mau kemana?," Tanya Kesya.

"Kita makan!!!," Ucap Ara penuh semangat, sambil merangkul Kesya.

🍁🍁🍁

Sudah minggu kedua fagan tidak berada di sisi anak dan istrinya, ada tugas sosial dari rumah sakit tempat ia bekerja. Dirinya dituntut untuk pergi ke sebuah wilayah pedesaan, wilayah tersebut sangat jauh dengan rumah sakit. Hanya ada satu Puskesmas, tapi itu harus di tempuh dengan jarak yang cukup jauh dari pemukiman.

Aurora (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang