Part 27

3.9K 145 9
                                    

Beberapa bulan sudah berlalu, sejak kejadian itu Kesya dan fagan semakin dekat. Tapi tidak merubah sikap fagan yang super dingin menjadi hangat kepada Kesya, dan sama sekali tidak ada kepastian soal hubungan mereka.

Malam ini fagan mengajak Kesya untuk pergi sekedar berjalan-jalan berdua, Kesya sempat mengira bahwa Fagan kerasukan dan menyebabkan perasaan nya berubah kepada Kesya.

"Kita mau kemana kak?," Tanya Kesya menggugah suasana hening.

"Lo juga tau nanti."

Kesya hanya diam di sepanjang perjalanan, Kesya tidak mau mengganggu fokus fagan yang sedang mengendarai motornya. Jadi ia memutuskan untuk diam dan tidak mengeluarkan suara sama sekali.

🍁🍁🍁

Motor ninja merah milik fagan memasuki parkiran pasar malam. Secara tidak langsung semua pertanyaan Kesya sudah terjawab, bahwa Kesya diajak oleh fagan ke pasar malam.

Setelah sudah memarkirkan motornya, Kesya turun dari motor fagan. Fagan melepas helmnya dan membuka jaketnya yang masih bertengger di tubuhnya, lalu berjalan menghampiri Kesya.

"Kak fagan ada yang mau di beli ya?," Pertanyaan-pertanyaan Kesya mulai tersusun rapih di otaknya.

"Gak ada, gue cuma mau refreshing karena besok udah ulangan."

Kesya menatap fagan lalu tersenyum, dalam hatinya sangat bersyukur bisa melihat wajah fagan sedekat sekarang, dia sudah tidak peduli dengan ancaman Sandra. Yang terpenting sekarang, Kesya bisa selalu dekat dengan fagan.

"Kak naik rumah burung itu yuk," tunjuk Kesya ke arah wahana kincir angin yang ia sebut dengan rumah burung.

Arah mata fagan mengikuti jari telunjuk Kesya, "Lo mau naik itu?," Tanya fagan meyakinkan.

Kesya mengangguk.

"Ya udah sana."

Kesya sedikit berlari di depan fagan, membuat fagan terkekeh akan tingkah laku Kesya yang seperti anak kecil. Bahkan fagan merasa kalau Anita lebih dewasa dibandingkan Kesya.

"Kok gue jadi penasaran ya sama dia."

Fagan dan Kesya sudah masuk ke dalam tempat duduk kincir angin, mereka berdua sepakat memilih warna biru.

Sepanjang pemutaran Kesya tak henti-hentinya menoleh ke kanan ke kiri. Melihat suasana kota Jakarta dari atas memang sangat indah, Kesya jadi semakin ingin lama menaiki wahana ini.

Kesya menatap fagan yang sedari tadi hanya diam melipat kedua tangannya.

"Kak, kalo kakak disuruh pilih antara bintang,bulan,matahari kakak pilih mana?," Tanya kesya, pertanyaan yang membuat fagan bingung. Bukan bingung karena harus memilih ketiganya, tapi bingung kenapa pertanyaan ini harus di pertanyakan.

"Gak ada yang gue pilih."

Kesya mengangguk-anggukkan kepalanya, "oh gitu ya kak, aku juga gak milih ketiganya."

"Kenapa?," Sepertinya fagan benar-benar sangat penasaran kepada gadis manis di depannya.

"Aku lebih suka Aurora, ya emang sih bulan, bintang,matahari itu sangat penting buat bumi," ucap Kesya sembari mengedarkan pandangannya ke arah lain.

Fagan semakin dibuat penasaran dengan gadis aneh di depan nya, gadis yang sudah beberapa bulan bersama nya. Tapi fagan sadar, kalau mereka berdua tidak terikat oleh hubungan apapun.

"Aurora? Disney princess?," Tanya fagan bingung.

Kesya mendengus kesal, "bukan Aurora itu yang aku maksud kak, aurora cahaya yang keluar cuma di malam hari. Dia terjadi biasanya di kutub Utara dan kutub selatan kak."

Aurora (Tamat)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora